Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Faiz Romzi Ahmad

Kepulangan Sang Guru Imajiner

Agama | Monday, 19 Sep 2022, 12:47 WIB

Dulu, saat awal kuliah di Universitas Islam Negeri (UIN) Serang, Banten, samar - samar saya mendengar nama besar Prof Azyumardi Azra. Namun saat itu saya tidak terlalu paham tentang kebesarannya, tidak begitu peduli. Kebesaran namanya saya temukan saat nongkrong di perpustakaan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Banten.

Sebagai mahasiswa yang masih segar tentu rasa keingintahuan terhadap sesuatu ada dalam posisi yang meledak – ledak. Di rak – rak buku yang berjejer di perpustakaan daerah itu mata saya tertuju pada rak rumpun buku sosio – humaniora.

Di antara ribuan buku yang tersusun rapih, saya membaca salah satu buku Prof Azra yang berjudul Menuju masyarakat madani: gagasan, fakta, dan tantangan, walaupun saya tidak berhasil mengkhatamkan buku tersebut saat itu juga, tapi itu merupakan titik awal untuk menyelam lebih banyak keilmuan yang dimiliki Prof Azra.

Ketakziman terhadap Prof Azra merupakan bagian lanjutan dari pengidolaan saya terhadap tokoh pemikir modern Islam, Nurcholish Madjid atau Cak Nur. Karena secara sanad, Cak Nur dengan Prof Azra memiliki hubungan Guru dan murid. Saat itulah perhatian saya kemudian tertuju pada ide dan pemikiran Prof Azra.

Kepakaran Prof Azra di dunia intelektualisme Islam sudah tidak diragukan lagi. Sebagai seorang yang mewarisi konsern Cak Nur membicarakan peradaban Islam kontemporer, buah pikir Prof Azra sangat kontekstual dengan peradaban Islam mutakhir.

Karena keterbatasan jarak dan waktu, ikhtiar – ikhtiar menyelam kepakaran Prof Azra saya tekuni secara imajiner. Tulisan – tulisannya di kolom Resonansi Republika dan Harian Kompas yang sering dibagikan di laman twitter miliknya menjadi bahan bacaan yang harus dihabiskan kata per katanya.

Ceramah intelektualnya yang ditayangkan di Kajian Titik Temu Cak Nur Society saya ikuti berseri. Juga khutbah cendekiawan Prof Azra di berbagai kanal You Tube lainnya saya nikmati. Coretan pena di berbagai platform digital dengan berbagai judul bisa saya baca dimana saja.

Mahfudzot utlubul 'ilma minal mahdi ilal lahdi merupakan pijakan saya untuk terus belajar, belajar yang tak terbatas oleh ruang. Dari lorong – lorong rak buku di Perpusda Banten itulah saya menemukan Guru yang tak mesti sekelas, kepada Prof Azra saya menyebutnya sebagai Guru Imajiner.

Kepulangan Prof Azra dari negeri Jiran mendatangkan duka yang mendalam. Akhir kalam, selamat jalan Prof Azyumardi Azra menemui keabadian. Surga menantimu!

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image