Kelebihan dan Kekurangan DTF (Digital Transfer Film)
Bisnis | 2022-09-09 07:40:26Dalam dunia industri percetakan kaos, ada berbagai macam jenis sablon yang bisa digunakan dari teknik manual sampai digital.
Teknik sablon digital adalah teknik cetak sablon yang menggunakan mesin sebagai media utamanya.
Dengan semakin majunya teknologi munculah berbagai macam jenis alat sablon berbasis mesin digital yang semakin memudahkan mencetak kaos.
Dan yang sedang populer saat ini adalah mesin DTF.
Pengertian Sablon DTF
DTF atau Digital Transfer Film adalah jenis sablon dengan kertas film sebagai media utamanya.
Desain yang sebelumnya di olah di komputer kemudian di cetak dengan mesin DTF, setelah itu hasil cetak gambar pada kertas film tersebut di press pada media kain atau kaos dengan press pemanas.
Untuk dapat merekatkan sablon ini diperlukan lem yang terdiri dari bubuk halus.
Kelebihan Sablon DTF
Berbagai kelebihan sablon DTF perlu Anda tahu sebelum Anda terjun di dunia bisnis sablon dan ingin menggunakan mesin DTF.
- Tekstur sablon lebih halus.
- Hasil sablon sangat berkualitas kuat serta tidak mudah terkelupas
- Cocok berbagai jenis kain.
- Bisa menghasilkan banyak warna.
- Bisa untuk desain yang rumit dengan detail yang kecil.
- Hasil sablon bisa disimpan dahulu sebelum digunakan di lain waktu.
- Bisa untuk pesanan sablon DTF satuan atau makloon jasa print saja.
- Proses pengerjaan cepat.
BACA JUGA: Tips memilih jasa digital printing
Kekurangan Sablon DTF
Selain memiliki banyak kelebihan, sablon DTF juga memiliki beberapa kekurangan, berikut diantaranya:
- Harga koas lebih mahal.
- Biaya produksi tinggi.
- Harga mesin mahal bisa puluhan juta sampai ratusan juta.
- Perawatan mesin harus hati-hati agar tidak rusak.
- Jika terjadi gagal sablon akan sulit di hapus.
Itulah beberapa kelebihan dan kekurangan sablon DTF. Salah satu jenis sablon digital yang semakin memudahkan dalam pembuatan kaos.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.