Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Andi Pras

Subsidi BBM Bikin Indonesia Kegemukan?

Bisnis | Friday, 09 Sep 2022, 06:11 WIB

Kenaikan harga BBM tidak lepas dari hukum ekonomi, supply dan demand, bahwa minyak semakin langka ironisnya konsumsi semakin menggila, supply menipis, dan seterusnya.

Ada yang mencoba membandingkan 'kondisi' BBM Indonesia dengan harga BBM Malaysia yang dinilai lebih murah daripada negara kita. Sudah banyak ulasan mengapa harga BBM di Malaysia lebih murah daripada Indonesia, tapi yang akan dibahas kali ini bukan di bagian itu.

Seperti halnya lagunya Farel, dibanding-bandingke, maka kita coba akan melantunkan...eh mereview dengan lagu yang sama.

Coba lihat negara Venezuela, coba bandingkan dengan Brazil, lalu apa komentarnya?

Saat di rezim Hugo Chavez, rakyat Venezuela begitu dimanja dengan subsidi di berbagai sektor, bahkan seliter air mineral masih lebih mahal dibandingkan dengan seliter bensin.

Rakyat Venezuela menjadi kecanduan dengan subsidi, jadi malas untuk berinovasi, dan jadinya seperti sekarang ini, negara hyper inflasi, negara acak adut, amburadul.

Pengalaman pahit Venezuela seharusnya dijadikan pelajaran bahwa kebijakan populis yang memanjakan rakyat dengan aneka subsidi terbukti tidak produktif dan bisa menjerumuskan negara dalam krisis ekonomi di kemudian hari.

Lain halnya dengan Brasil, dari awal tidak mensubsidi BBM-nya, sehingga bahan bakar alternatif berkembang pesat, bahkan Brazil adalah negara pioneer dalam BBN (Bahan Bakar Nabati) hal ini pada awalnya untuk mengurangi ketergantungan terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM).

Industri nasional mereka seperti mobil, pesawat, senjata dan pertanian dll, menjadi semakin berkembang pesat, demikian pula jenis industri lainnya yang bisa merangsang pertumbuhan ekonominya.

Mungkin ada korelasi yang erat antara kemiskinan dan kegemukan, keduanya dipengaruhi susidi, miskin karena nyandu, sedangka gemuk (kaya/mampu) karena serakah, kemaruk, loba dan rakus, masih 'minum', bensin yang bukan haknya, masih demen beli gas melon warna ijo, mungkin begitu, mungkin saja!!

Cheers,

Wahyu Widodo

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image