Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image dian basuki

Dari Kongres ASKOPIS: Penguatan Ilmu Komunikasi Islam Dinilai Semakin Penting

Edukasi | Saturday, 03 Sep 2022, 15:10 WIB

Ilmu komunikasi Islam merupakan pilihan tepat dan sesuai dengan nilai-nilai yang ada, baik agama, budaya, etika, maupun karakter masyarakat. Karena itu, membumikan komunikasi Islam dipandang semakin penting dalam rangka membangun peradaban manusia dengan perspektif keumatan, kebangsaan, dan keindonesiaan. Inilah benang merah yang dihasilkan Konferensi Nasional Komunikasi Islam (KNKI) ke-4 yang berlangsung di Yogyakarta, 30 Agustus hingga 1 September 2022.

Konferensi ini dilangsungkan bersamaan dengan Kongres ke-4 Asosiasi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (ASKOPIS) dan dihadiri oleh 215 peserta yang mewakili 85 perguruan tinggi Islam negeri dan swasta dari seluruh Indonesia. Sesuai tema konferensi, yaitu Meneguhkan Kontribusi Ilmu Komunikasi Islam dalam Menjawab Permasalahan Keumatan, Kebangsaan, dan Keindonesiaan, dalam kongres ini ASKOPIS menegaskan kembali komitmennya untuk membumikan peradaban komunikasi Islam di seluruh penjuru tanah air.

“Penguatan ilmu komunikasi Islam ini,”kata Dr. Mohammad Zamroni, M.Si, Ketua Umum DPP ASKOPIS, “berangkat dari keprihatinan bahwa bangsa Indonesia saat ini sedang berada dalam pusaran arus perubahan dunia sebagai akibat proses globalisasi dan demokratisasi.”Bila perubahan ini tidak diantisipasi dengan baik dan benar, hal itu dapat menyeret dan menenggelamkan bangsa dan negara. Karena itu, menurut Zamroni, ASKOPIS merasa ikut bertanggungjawab dengan meneguhkan eksistensi Ilmu Komunikasi Islam untuk memberikan kontribusi nyata dalam menjawab berbagai permasalahan keumatan, kebangsaan, dan keindonesiaan.

Sebagaimana disampaikan oleh Prof Dr Syukur Kholil, MA, Guru Besar Ilmu Komunikasi Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, dalam konferensi tersebut, ilmu komunikasi Islam dapat memberikan kontribusi nyata dikarenakan prinsip komunikasi Islam yang mengutamakan nilai-nilai universal, yaitu keikhlasan, kejujuran, kebenaran, akurasi, sopan, santun, lemah lembut, serta kritik yang bersifat membangun. Dengan menjalankan prinsip-prinsip tersebut, menurut Syukur, persoalan kebangsaan, khususnya dalam komunikasi, tidak akan terjadi.

Melalui Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam diharapkan lahir generasi terdidik yang memiliki akhlakul karimah sekaligus terampil dan profesional dalam menghadapi pasar bebas.“Untuk mewujudkan cita-cita ini, kita dituntut untuk mampu memberikan kontribusi besar secara akademik,” ucap Zamroni. Kontribusi ini dapat direalisasikan melalui wadah organisasi, profesi, kelembagaan, serta keilmuan.

Acara konferensi dan kongres yang diadakan di Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Hotel Tara, Yogyakarta, ini juga diisi dengan kegiatan seminar nasional, pemberian life achievement motivation award, berbagi ilmu dan pengalaman kepenulisan jurnal, dan bedah buku. Para peserta secara umum menilai acara konferensi ini sangat bermanfaat, karena seluruh jejaring akademika Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam seluruh Indonesia dapat bersilaturahmi. Di samping itu, para peserta memperoleh manfaat dari pembekalan ilmu oleh para pakar yang kompeten terkait ilmu komunikasi, regulasi, standarisasi akreditasi, maupun jejaring jurnal dan literasi, di antaranya dari Prof Dr Suyitno, M.Ag, Direktur Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Kementerian Agama, Prof Dr Ari Purbayanto, M.Sc., Direktur Eksekutif Badan Akreditasi Perguruan Tinggi, serta Prof H Andi Faisal Bakti, M.A. Ph.D., Guru Besar Ilmu Komunikasi Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Para peserta juga berkesempatan menyepakati rencana kolaborasi dalam bidang pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

Sementara itu, Kongres ke-4 ASKOPIS kali ini mendengarkan laporan pertanggungjawaban pengurus Dewan Pimpinan Pusat ASKOPIS periode masa bakti 2016-2020 yang dipimpin oleh Dr. Mohammad Zamroni, M.Si. Acara ini kemudian diikuti pula dengan pemilihan ketua umum yang baru. Zamroni terpilih kembali untuk melanjutkan kepemimpinan periode kedua untuk masa bakti 2022-2026.

Hadir dalam acara konferensi dan kongres ini perwakilan dari Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Daarut Tauhiid Bandung, yaitu Wakil Ketua I Bidang Kemahasiswaan Agus Mubarok, S.P., M.Sos., Ketua Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Tedhi Setiadi, S.Kom.I., M.Sos, dan dosen Prodi KPI M. Zulhendra Nazar, M.Sos.>>

[Laporan: Tedhi Setiadi dari Yogyakarta]

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image