Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Adhyatnika Geusan Ulun

SMPN 2 Cililin Bandung Barat Gelar IHT Literasi, SSK, dan Pembelajaran Berdiferensiasi

Info Terkini | Friday, 26 Aug 2022, 09:23 WIB
IHT Literasi, SSK, dan Pembelajaran Berdiferensiasi di SMPN 2 Cililin KBB

Bandung Barat- SMPN 2 Cililin Kab. Bandung Barat (KBB) menggelar In House Traning (IHT) Penguatan Literasi dan Numerasi, Pembelajaran Diferensiasi, dan Sekolah Siaga kependudukan (SSK). Kegiatan yang dilaksanakan sebagai upaya tindak lanjut dari profil sekolah berdasarkan hasil rapor pendidikan tersebut, diikuti oleh seluruh guru dan dilaksanakan selama dua hari, Senin-Selasa (22-23/8/22).

Kepala Bidang Pembinaan SMP (PSMP) Dinas PendidikanKBB, Rustiyana, dalam sambutannya menyambut baik IHT yang diselenggarakan SMPN 2 Cililin. Menurutnya, kegiatan di atas sejalan dengan kebijakan pendidikan Kab. Bandung Barat dan pemerintah pusat, yakni ekosistem, guru, pedagogik, kurikulum, dan sistem penilaian. Ditegaskannya, ke depan guru harus menjadi pemilik kurikulum. Pembelajaran lebih menekankan pada pengembangan karakter, dan berpusat pada murid.

“Apa yang dilaksanakan oleh SMPN 2 Cililin ini sejalan dengan kebijakan pendidikan Ka. Bandung Barat dan kebijakan Kementerian pendidikan, yakni tentang lima tantangan pendidikan, yakni ekosistem, guru, pedagogik, kurikulum, dan sistem penilaian. Ke depannya guru harus menjadi pemilik kurikulum. Pembelajaran lebih menekankan pada pengembangan karakter, dan berpusat pada murid,” sambut Rustiyana melalui kanal Youtube,

Lebih jauh disampaikan Kabid PSMP, penguatan llterasi dan numerasi merupakan kebijakan Merdeka Belajar episode pertama. Menurutnya, terdapat tiga variable penting yang harus diperhatikan, yaitu: kesenangan membaca, strategi metakognisi membaca, dan iklim kedisiplinan kelas. Semua kuncinya ada pada guru.

“Berdasarkan data PISA 2018, untuk meningkatkan literasi dan numerasi dasar siswa, ada tiga variable penting yang harus diperhatikan, yaitu kesenangan membaca, strategi metakognisi membaca, dan iklim kedisiplinan kelas dan ketiga variable tersebut kuncinya ada pada guru,” tandas Rustiyana.

Sementara itu, Kepala SMPN 2 Cililin, Jumardi, menyampaikan kegiatan di atas diselenggarakan berdasarkan potret rapor pendidikan yang diperoleh dari pelaksanaan Asesmen Nasional ber-Basis Komputer (ANBK) tahun lalu. Selain itu, IHT tersebut dilaksanakan untuk menjawab tantangan terkait kebijakan Kurikulum Merdeka, dan pengukuhan sebagai salah satu Sekolah Siaga Kependudukan.

“SMP Negeri 2 Cililin akan bergerak mewujudkan visi sekolah secara terpadu dengan beragam program kegiataan yang berkaitan dengan tujuan dari IHT saat ini, yaitu program literasi numerasi, pembelajaran diferensiasi, serta Sekolah Siaga Kependudukan,” sampai Jumardi dalam sambutannya.

Di lain pihak, Suparman, Pengawas Pembina selaku narasumber mengajak warga sekolah untuk menelaah secara praktik rapor hasil ANBK dengan tiga langkah, yaitu; Identifikasi masalah, Refleksi, dan Benahi. Menurutnya, Hasil rapot ANBK ini harus menjadi dasar dalam menyusun program sekolah dan penyusunan RKAS harus melibatkan semua guru.

Di sisi lain, Kepala Dinas DP3KBP2A, R. Eriska Hendrayana, yangturut hadir menyambut positif undangan panitia yang ingin menindaklanjuti program SSK. Menurutnya, siswa meruoakan usia produktif calon generasi emas Indonesia. Mereka harus sadar tentang data kependudukan, berkeluarga dengan terencana, karena data kependudukan merupakan basis dasar dalam pembangunan manusia di Indonesia yang berkualitas di masa depan.

Senada dengan pemateri dari dinas yang sama, Rini Haryani, memerinci pernyataan Ersika, tentang kebijakan dan strategi pengembangan pendidikan kependudukan jalur formal. Rini menjelaskan bahwa pendidikan kependudukan adalah upaya sistematis untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya pemahaman mengendalikan jumlah penduduk, mengarahkan persebaran penduduk, meningkatkan kualitas penduduk, dan memanfaatkan data kependudukan untuk keputusan kebijakan aparatur negara.

Di kesempatan terpisah, Euis Lesmini Djuanda, narasumber yang juga Kepala SMPN 5 Gununghalu, menerangkan tentang pembelajaran berdiferensiasi. Pihaknya mengajak peserta untuk memhami Kurikulum Merdeka dan mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi.

Menurut Euis Lesmini, jika guru sudah melakukan asesmne diagnositik sejak awal, kemudian mengajar berbasis data hasil asesmen, sudah merupakan langkah pembelajaran berdiferensiasi. Ditegaskannya, Kurikulum Merdeka merupakan sebuah harapan dan tantangan.

“Kurikulum Merdeka menjadi harapan, karena kurikulum ini memeberikan kebebasan bagi guru dan sekolah untuk membawa arah kebijakan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik siswa di sekolah tersebut. Namun, juga menjadi sebuah tantangan karena ketika guru dan sekolah menjadi pengembang kurikulum sendiri banyak hal yang harus disiapkan untuk mewujudkannya,” tandas Euis Lesmini.***

Pewarta: Adhyatnika Geusan Ulun-Penulis: Ema Damayanti (SMPN 2 Cililin) http://disdikkbb.org/news/smpn-2-cililin-gelar-iht-literasi-ssk-dan-pembelajaran-berdiferensiasi/

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image