Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Maula falih

Peristiwa Kelam G 30 S PKI Part 2

Sejarah | Saturday, 23 Jul 2022, 12:00 WIB

Kemudian esok harinya pada 1 Oktober 1965, Letkol Untung mengumumkan gerakannya itu di Radio Republik Indonesia (RRI) melalui gerakannya itu berhasil menumpas apa yang disebut Dewan Jenderal dan menurutnya bahwa memberi kenaikan pangkat. Bagi yang ikut mendukung gerakannya itu mendapat kenaikan satu tingkat bintang.

Dan bagi siapa yang ikut menumpas maka dinaikan menjadi dua tingkat bintang. Maka setelah itu jenderal Soeharto yang bertindak sebagai pemimpin Komandan Strategi Angkatan Darat ( PANGKOSTRAD) mendengar dari siaran Untung itu kemudian ia

membantah dan mengatakan apa yang dikatatakan oleh Untung itu tidak benar, bahwasannya ada isu dewan jenderal yang ingin melakukan kudeta. Kemudian jenderal Soeharto menyimpulkan bahwasannya apa yang dilakukan oleh Letkol Untung itu sebagai perebutan kekuasaan dengan kekerasan dan tidak lain didalangi oleh Partai Komunis Indonesia (PKI).

Kemudian pada sore harinya Jenderal Soeharto memerintahkan Kolonel Sarwo Edi untuk segera merebut gedung telekomunikasi dan akhirnya dapat dikuasai tanpa ada pertumpahan darah. Kemudian esok harinya 2 Oktober 1965, Jenderal Soeharto memerintah Kolonel sarwo Edi untuk merebut Landasan Udara Halim Perdana Kusuma. Karena disitulah banyak basis PKI yang terdapat. Kemudian pasukan TNI yang dipimpin Kolonel Sarwo Edi dapat menguasai Lanud halim Perdana kusuma.

Akhirnya pasukan PKI banyak yang melarikan diri dengan Pusat pertahan terakhir yang berada di Lubang Buaya. Setelah itu keesokan harinya pada tanggal 3 Oktober 1965, Pasukan Kolonel Sarwo Edi dan dibantu oleh C.I Santoso menyerang Lubang Buaya.Dan dapat diketahui Lubang Buaya merupakan basis pertahan terakhir PKI di daerah Jakarta sebelum melarikan ke Jawa Tengah. Pada akhirnya daerah Lubang Buaya berhasil dikuasai oleh TNI. Dan selanjunya usaha untuk mencari para perwira yang dibunuh PKI dilakukan. namun salah satu korban selamat dari pembunuhan PKI yang bernama Sukitman dapat mengetahui dan akhirnya ikut membantu dalam pencarian para korban keganasan PKI itu. Akhirnya pada keesokan harinya mulai dilakukan penggalian terhadap para perwira itu.

Para perwira itu dimasukkan kedalam sumur tua yang sedalam 12 meter. dan akhirnya berhasil ditemukan dengan berjumlah 7 orang yang menjadi korban dari kebiadaban PKI. Kemudian pada tanggal 5 Oktober 1965 yang pada waktu itu sebagai hari ulang tahun TNI dilakukan sebagai prosesi pemakaman ketujuh perwira itu diwarnai dengan isak tangis dari keluarga serta para sahabat dan teman-temannya.Untuk itu maka dikibarkanlah bendera setengah tiang untuk mengenang jasa-jasa mereka.

untuk mempertahankan negara dan ideologi Pancasila. Untuk itu kita sebagai generasi muda untuk selalu belajar dengan rajin dan selalu mengisi kegiatan kemerdekaan Indonesia dengan kegiatan yang positif dan dapat menghindari dari kegiatan-kegiatan dan isu-isu

yang dapat memecah beahkan persatuan dan kesatuan bangsa ini.Dan berharap dapat djadikan sebagai pelajaran bagi generasi muda bahwasannya PKI itu ajaran dan tindakannya itu tidak benar dan Indonesia merasakan kemerdekaan seperi apa yang dicita-citakan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image