Tragedi G30S/PKI dan Pentingnya Menjaga Ideologi Pancasila
Sejarah | 2025-09-18 10:29:36
Peristiwa G30S/PKI pada 30 September 1965 merupakan salah satu tragedi paling kelam dalam sejarah bangsa Indonesia. Gerakan ini dilakukan oleh kelompok yang menamakan diri Gerakan 30 September dengan tujuan melemahkan posisi TNI Angkatan Darat dan mengganti ideologi negara Pancasila dengan komunisme. Dalam aksinya, tujuh perwira tinggi TNI AD diculik dan dibunuh secara sadis, namun upaya tersebut akhirnya berhasil dipatahkan oleh TNI di bawah komando Mayor Jenderal Soeharto.
Kejadian ini menjadi bukti nyata bahwa Pancasila pernah berada dalam ancaman besar. Usaha untuk menggantinya dengan ideologi komunis menunjukkan bahwa bangsa Indonesia masih rentan terhadap paham yang bertentangan dengan kepribadian nasional. Dari tragedi tersebut, kita dapat mengambil pelajaran penting bahwa menjaga persatuan adalah kunci agar bangsa tidak mudah terpecah belah oleh konflik ideologi.
Bagi generasi muda, peristiwa G30S/PKI tetap relevan untuk dijadikan bahan renungan. Saat ini, tantangan ideologi tidak lagi hadir melalui kekuatan bersenjata, melainkan lewat media sosial, propaganda digital, dan paham transnasional yang berpotensi melemahkan semangat kebangsaan. Karena itu, generasi muda dituntut untuk kritis, bijaksana, serta menjadikan Pancasila sebagai pedoman hidup. Lima sila Pancasila bukan hanya simbol, melainkan juga benteng yang mampu melindungi bangsa Indonesia dari ancaman perpecahan dan mencegah terulangnya tragedi serupa.
Peristiwa G30S/PKI menegaskan bahwa kesetiaan pada Pancasila dan semangat persatuan adalah syarat utama bagi kokohnya bangsa Indonesia. Generasi penerus harus terus memperdalam pemahaman tentang Pancasila, bersikap kritis terhadap pengaruh ideologi asing, dan menghidupkan nilai-nilainya dalam kehidupan sehari-hari. Pemerintah dan lembaga pendidikan juga diharapkan semakin gencar menanamkan pendidikan kebangsaan agar Pancasila tetap menjadi tameng yang kuat bagi persatuan Indonesia.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
