Integrasi Materi Kultur Kepesantrenan dalam Kegiatan MPLS
Eduaksi | 2022-07-19 22:15:20Berdasarkan kalender pendidikan yang dikeluarkan oleh Kemendikbud Ristek RI ditetapkan Senin, 18 Juli 2022 mulai masuk sekolah Tahun Pelajaran 2022-2023. Bagi peserta didik baru tentu membutuhkan pengenalan dan adaptasi di lingkungan baru, maka kebijakan pemerintah setiap lembaga pendidikan (sekolah) untuk menyelenggarakan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
MPLS menjadi kegiatan pertama yang sangat urgen dan harus diberikan kepada peserta didik baru sebelum menerima pelajaran secara terjadwal dan klasikal. Apalagi Tahun Pelajaran 2022-2023 pemerintah mencangkan secara serentak penerapan Kurikulum Merdeka dengan pilihan mandiri berubah. Bagi sekolah yang telah menerima Program Sekolah Penggerak (PSP) angkatan 1, 2, dan 3 telah dahulu menerapkan Kurikulum Merdeka atau Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) lebih dahulu.
Kebijakan IKM yang diterapkan secara serempak tahun 2022 tentu saja mengubah cara dan strategi dalam pelaksanaan kegiatan MPLS. Spirit IKM tentunya sangat mempengaruhi dalam memilih materi sesuai dengan kearifan lokal (local genius) dan cara menyampaikan, sekolah diberikan kemerdekakaan untuk mengembangkan bahan ajar MPLS yang akan diberikan sesuai dengan kebutuhan dan latar belakang peserta didik masing-masing.
Menjelang pelaksanaan biasanya sekolah mendapatkan petunjuk kegiatan MPLS dari Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten/Provinsinya masing-masing mengenai waktu pelaksanaan dan materi yang akan diberikan kepada peserta didik baru. Walaupun demikian sekolah diberikan kewenangan untuk mengembangkan materi berdasarkan potensi sekolahnya. Adapun materi yang selama ini terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu; materi pokok/utama dan materi pengembangan sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Adapun rincian materi pokok atau materi utama sebagai berikut; 1) Wawasan Wiyata Mandala atau Wawasan Kebangsaan, 2) Cara Belajar Efektif, 3) Pengenalan Tata Tertib Sekolah, 4) Materi Tata Krama Siswa, 5) Pengenalan Organisasi Sekolah, 6) Pengenalan Ekstrakurikuler Sekolah, 7) Pengenalan Visi dan Misi Sekolah, dan 8) Pengenalan Kurikulum Tahun Ajaran baru.
Sedangkan rincian materi pengembangan sebagai berikut; 1) Bahaya Narkoba serta Dampak yang Dirasakan untuk Kesehatan, 2) Pembinaan Mental Agama dan Spiritual, 3) Pendidikan Karakter, 4) Cinta Lingkungan Sekitar, 5) Materi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Menjaga Hidup Bersih, 6) Pengenalan Budaya Lokal, 7) Hidup Rukun Ras dalam Perbedaan, 8) Materi Bijak Menggunakan Teknologi, dan 9) Menjadi Pelajar yang Cerdas dan Kreatif di Era Modern.
Urgensi Materi Kultur Kepesantrenan dalam MPLS
Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang telah mengakar di Indonesia selama berabad-abad sehingga pesantren dipercaya oleh masyarakat dan menjadi alternatif bagi putra dan putrinya. Karena di pesantren terbukti telah mampu membentuk karakter, peduli kehidupan dunia dan cinta kehidupan akhirat. Dalam kehidupan bermasyarakat, alumni pesantren mampu bergaul dan beradaptasi dengan baik, serta menujukan sifat yang ramah dan tidak sombong.
Pesantren saat ini telah mengikuti perkembangan zaman dan menjelma menjadi lembaga pendidikan yang diperhitungkan. Pendidikan yang disediakan di pesantren non formal dan formal dengan mengikuti kurikulum pemerintah, baik yang berinduk di Kemendikbud Ristek maupun Kementerian Agama. Pendidikan yang disediakan mulai dari tingkat PAUD (KB dan TK), SD/MI, SMP/MTs., SMA/SMK/MA, dan Perguruan Tinggi.
Ketika musim MPLS diselenggakan saat tahun pelajaran baru dimulai, maka nilai-nilai dan kultur kepesantrenan sangat perlu untuk diberikan kepada peserta didik baru khususnya yang tinggal di pondok (asrama) yang berstatus sebagai santri. Seperti yang dikembangkan di SMP Muhammadiyah 14 Pondok Pesantren Karangasem Paciran Lamongan, setiap tahun dalam pelaksanaan MPLS senantiasa mengintegrasikan materi pendidikan karakter kepesantrenan bagi peserta didik (santri) baru. Setiap pagi pukul 06.30 WIB peserta didik baru dibudayakan untuk salat dhuha berjamaah dan mengaji bersama hafalan surat-surat pendek.
Berikut ini merupakan nilai-nilai kepesantrenan yang perlu diberikan kepada (santri) dalam kegiatan MPLS tahun pelajaran baru, di antaranya; kepatuhan (thaat), kesederhanaan (zuhud), ketulusan (ikhlas), kesalehan (shaleh), ketabahan (shabar), rendah hati (tawadhu), kedisiplinan (intidham), kemandirian (itamadu alan-nafsi), konsisten (istiqamah), keteladanan (uswatun hasanah), toleransi (tasaamuh), kesetiakawanan (taawun), dan kemasyarakatan (mujtamaiyah).
Tiga belas kultur di atas sangat penting untuk dintegrasikan dengan materi MPLS yang utama dan materi pengembangan, karena peserta didik baru dengan status santri akan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari di pesantren. (*)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.