Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Didi Rosadi

DI ERA DISRUPSI MEMBANGUN KEMBALI NASIONALISME LEWAT SELEMBAR LAYAR

Guru Menulis | Thursday, 11 Nov 2021, 21:58 WIB
Poto Kegiatan Nobar Peristiwa 10 November 1945

Hampir setiap ngobrol dengan orang tua di jaman kekinian, selalu ada saja keluh kesah tentang anaknya yang terlalu lama berinteraksi dengan handphone, berjam-jam lihat YouTube dan game, di dunia pendidikan juga mengalami hal tidak jauh berbeda. Pendidik seringkali menemui para peserta didik asik di game-game online, tiktok dan beranda media sosial, motivasi dan prestasi anak mengalami penurunan. Hal ini diperparah dengan adanya pandemik covid-19 yang mengkondisikan mereka untuk belajar di rumah belajar secara online.

Penggunaan teknologi di hampir semua kehidupan manusia, termasuk pendidikan mencerabut kehidupan anak-anak dalam kehidupan sosial. Anak zaman now tidak lagi mengenal permainan-permainan daerah, tidak tahu kelompok-kelompok bermain, tidak ada lagi teman dekat karena perkawanan hanya di bangun di game-game online, sekalinya bertemu dengan teman masing-masing sibuk memainkan gadged, fisik mereka berdekatan tapi kedekatan emosional tidak terbangun. Ketercerabutan peserta didik dalam kehidupan sosial mengakibatkan meningkatnya rasa individualis.

Kedekatan anak dengan teknologi mampu memberikan perubahan yang sangat cepat dan tidak terduga, berbagai aktivitas didominasi dunia maya. Anak kita berselancar dengan teknologi, larut dalam budaya hedonis yang berorientasi just for pun. Di era kekinian kita mengeluhkan hilangnya identitas kebangsaan dan nasionalisme. Kesadaran akan nilai-nilai kebangsaan dibangun dengan berbagai kegiatan dan materi pelajaran khusunya sejarah Indonesia, akan tetapi apa yang terjadi hari ini, materi pelajaran yang disampaikan sedikit sekali mengulas sejarah Indonesia khususnya di sekolah dasar.

Di dunia pendidikan khususnya sekolah, nasionalisme dibangun dengan menghadirkan berbagai kegiatan. Di awal November ini kami dari pelosok negeri megucapkan selamat Hari Pahlawan, darma baktimu akan selalu kami kenang. Salah satu satu kegiatan yang dilakukan dengan nyanyi bersama lagu karya Ismail Marzuki “Gugur Bunga”, nobar peristiwa 10 November 1945 dan diakhiri dengan permainan.

Lagu Gugur Bunga tercipta sebagai penghormatan kepada para pahlawan yang gugur dalam pertempuran Surabaya dalam mempertahankan kemerdekaan. Lirik lagu bernuansa kesedihan karena gugurnya para pejuang pembela kemerdekaan. Dinyanyikannya lagu ini untuk membawa suasana kebatinan para peserta didik larut dalam kesedihan yang dirasakan para pejuang.

Menonton peristiwa 10 November 1945 dimaksudkan untuk memberikan gambaran perjuangan yang pernah dilalui para pendahulu kita. Keberanian dan keyakinan dalam memperjuangkan kebenaran menjadi teladan yang harus lestarikan. Para pejuang tidak mudah menyerah, kalaupun secara kasat mata perbedaan perlengkapan senjata seperti bumi dengan langit. Kerjasama dan kekompakan terjalin dengan tidak melihat perbedaan yang ada, semua dibalut atas nama kemerdekaan.

Permainan setelah nobar untuk mengkondisikan peserta didik agar lebih fokus melihat peristiwa-peristiwa yang ditampilkan, karena dalam permainan ditanyakan kembali point-point penting dalam bentuk kuis. Dalam permainan juga terbangun kerjasama antara anggota.

Permainan Untuk Mengevaluasi Daya Ingat Peserta Didik Setelah Nobar

Di era desrupsi, mari membangun kembali sisi kejiwaan bangsa, menghidupkan kembali nilai-nilai yang terkubur waktu. Perjuangan tidak akan pernah berakhir karena setiap jaman akan menghadirkan tantangannya masing-masing. Tugas kita untuk menghayati, mengamalkan dan mengembangkan semua nilai yang sudah diukir para pendahulu.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image