Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhammad Ilhan Ariefaldy

Kisah Basoeki Abdullah, Perjalanan Spiritual Di Atas Kanvas

Sejarah | Sunday, 19 Jun 2022, 13:31 WIB

Basoeki Abdullah adalah seorang seniman spektakuler asal Indonesia yang lahir pada 27 Januari 1915 di Surakarta yang saat itu masih dibawah kekuasaan pemerintah Hindia Belanda, ia wafat pada 5 November 1993 dibunuh oleh perampok yang sayangnya saat itu menyusup ke kediamannya. Ayahnya bernama Abdullah Suryosubroto dan ibunya Bernama Raden Ayu Sukarsih. Basoeki merupakan cucu dari tokoh nasionalisme ternama yakni Dokter Wahidin Sudirohusodo.

Talenta dan bakat dalam melukis naturalis realis yang sudah mengalir di dalam jiwa Basoeki kecil, ternyata diperoleh dari ayahnya yang juga seorang penari dan pelukis sejak ia berumur 4 tahun, diumurnya yang masih terbilang sangat muda, ia sudah berhasil melukis beberapa tokoh terkenal dunia seperti Yesus Kristus dan Mahatma Gandhi.

Beberapa koleksi karya lukisan Basoeki Abdullah

Meskipun nama yang ia miliki terdengar seperti nama orang Islam pada umumnya, ia sebenarnya memeluk agama Katholik. Terlahir dalam agama Islam, Basoeki memilih menjadi seorang Katholik ketika usianya beranjak 18 tahun. Ia dibaptis dengan nama baptis Fransiskus Xaverius. Basoeki memutuskan untuk memeluk Katholik karena dibaliknya terdapat perjalanan spiritual yang ia lewati semasa remajanya.

Masa remajalah, dimana lembaran awal dari ekspedisinya menemukan keyakinan baru dimulai, saat itu ia menderita penyakit tifus yang membuat raganya terbaring lemah, Ketika itulah terjadi peristiwa dimana Basoeki menggambar sosok lelaki berjanggut yang ia yakini sebagai Yesus Kristus, setelah peristiwa tersebut terjadi tidak disangka Basoeki pulih dan kembali sembuh, peristiwa unik inilah yang membuat Basoeki akhirnya memutuskan untuk memeluk Katholik.

Maka dari itu banyak juga peninggalan karya lukisan-lukisan Basoeki yang mengandung unsur katholik, ada beberapa lukisan beliau yang bisa kita amati di Museum Basoeki Abdullah, yang dulunya merupakan rumah dimana nafas terakhir beliau berhembus. Tidak hanya lukisan, disana juga terlihat banyak koleksi barang-barang lain, seperti amulet dan salib yang masih tersimpan rapih, terdapatnya alkitab-alkitab yang tersusun rapih di dalam perpustakaannya, kemudian juga terlihat terpajangnya patung, salib besar dan repro mozaik Yesus Kristus di kamar tidurnya.

Koleksi amulet dan kalung salib Basoeki Abdullah
Kamar tidur Basoeki Abdullah

Beginilah Cara Konservator Merawat Koleksi Peninggalan Barang Dan Lukisan Karya Basoeki Abdullah

Dalam penanganan merawat koleksi-koleksi peninggalan Basoeki, konservator memiliki berbagai cara dalam merawat koleksi-koleksi tersebut, ada dengan cara preventif (membersihkannya dengan manual) dan ada juga cara khusus ketika suatu koleksi mengalami kerusakan. Dalam cara preventif, mereka membersihkan koleksi-koleksi tersebut menggunakan kuas dan vakum. Tim konservator memiliki ratusan target setiap tahunnya untuk membershikan koleksi-koleksi peninggalan Basoeki,

“lukisan itu ada bagian depan dan belakang ya, kalau bagian depan biasanya kami gunakan kuas halus, kami sapu sambil divakum (yang lubangnya ditutupi kain majun terlebih dahulu), dan untuk belakangnya menggunakan kuas yang lebih kasar.” ujar Artika Kurniati selaku tim konservator Museum.

Kemudian untuk koleksi yang sudah mengelupas maupun rusak, adanya penanganan khusus yang harus segera dilakukan, yakni tim konservator harus menghubungi dan membuat jadwal pertemuan terlebih dahulu dengan para narasumber atau ahli (sejarahwan ataupun kurator) yang terkait dalam menangani koleksi yang bersangkutan.

Tampilan dalam Museum Basoeki Abdullah
Tampilan luar Museum Basoeki Abdullah

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image