Memperoleh Ilmu dalam Tradisi Klasik
Eduaksi | 2022-06-17 20:44:10Jurus Jurus Penuntut Ilmu
===
Berikut kita nukil enam jurus dalam memperoleh ilmu. Poin ini berdasarkan pada rujukan tradisi Islam klasik. Sering disebut bahwa enam jurus ini dinisbahkan kepada ungkapan Imam Syafi'i.
Pertama. Kecerdasan.
yaitu kesiapan akal. intelektualitas. niat dan kesadaran. dalam perkembangannya ini dikenal dengan kesiapan kognitif. penyesuaian dengan kemampuan nalar. untuk memperoleh ilmu dalam usia dan waktu tertentu hendaklah atas pertimbangan ini.
Kedua. Keingintahuan
secara asli, ia disebut sebagai sikap rakus terhadap ilmu. adapun secara praktik, adalah menyesuaikan minat terhadap bidang yang dipilih. atau seorang pelajar mesti menghabiskan waktunya dalam ilmu dan pembahasan ilmu yang sesuai minatnya. seperti Imam Bukhari, diarahkan oleh gurunya untuk mempelajari hadis.sehingga kumpulan hadisnya menjadi rujukan kedua setelah Alquran.
Ketiga: Dirham/harta
Yaitu persiapan dana. bagaimanapun harta tetap diperlukan dalam memperoleh ilmu. mungkin untuk ongkos di perjalanan atau biaya hidup dalam proses belajar, atau untuk biaya lainnya sesuai kelaziman.
Adanya progran beasiswa dan wakaf pendidikan menjadi solusi bagi pelajar yang membutuhkan, sehingga tidak mebgganggu konsentrasinya. Bahkan, sebagian guru dan para alim menyediakan biaya gratis bagi pendidikan pelajarnya.
Keempat: Kesungguhan/jihadun
yaitu komitmen diri yang kuat dalam mencapai sasaran dan program belajar. ada yang menempuh hingga sebelas tahun. tujuh tahun. dan setiap waktu memiliki target belajar sendiri sesuai program dan sistem pendidikannya.
Pada poin inj, secara klasik, seorang pelajar tak akan pindah dari pelajaran sebelum ia menguasainya.
Bukan dibatasi oleh waktu, seperti lazim di sekolah umum, sehingga bisa saja lulusannya belum cakap dalam bidang tertentu.
Kelima: Waktu yang lama
yaitu, jangan mengharap mendapatkan ilmu dalam masa yang singkat. apalagi ilmu dasar agama (syariaat), sedikitnya diperlukan masa tigapuluh tahun, dalam pengkajian dan penelitian.Bahkan, tentu saja, kesiapan belajar sepanjang hidup.
Keeenam: Dekat dengan guru/Menghormati guru.
Yaitu, dekat dalam makna mulazamah dan pentakziman yang dibenarkan. suatu kondisi dimana seorang murid menserap seluruh ilmu gurunya karena kedekatannya kepada sang Guru.
Sepertj Abu Hurairah, yang hanya sebentar bersama Nabi, namun darinya terkumpul 5000an hadis tentang sikap laku Nabi. Begitulah gambaran bila seorang pelajar dapat dekat dengan gurunya secara arif dan tepat.
Ini juga sebagai isyarat agar kita selalu dekat dengan ahli ilmu/ulama agar terus menerus kita dapat menggali hikmah dari pengalaman dan pemahaman mereka.
=====
Semoga kutipan kecil ini bermanfaat. salam penuntut ilmu.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.