Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Jalan Merdeka

Kreasi Sudut Pandang Kapitalisme dan Komunisme

Politik | Thursday, 21 Oct 2021, 21:50 WIB

1. Versi Taqwa/Taat kepada Adam Smith dan Karl Mark

Kebanyakan orang memaknai Kapitalisme sesuai dengan makna yang disampaikan Adam Smith, bahkan kalau melanggar makna dari buku Adam Smith bisa dimarahi para penganutnya. iya kah?

Begitu juga dengan makna Komunisme maka konsekuensianya harus mengikuti makna yang disampaikan Karl Mark, kalau melanggar nanti bisa dimusuhi para penganutnya.

Jadi menghadapi orang yang taat dengan Adam Smith dan Karl Mark harus hati-hati. Di daerah asalnya saja suka bikin kegaduhan, apalagi kalau diimport di Indonesia tentunya sudah pasti bikin gaduh.

2. Versi Skeptis

Tentunya ketika praktek Kapitalisme akan menghadapi hambatan, khususnya kapitalis pesaing. Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana menjadi kapitalis satu-satunya di sebuah negara tanpa kapitalis pesaing? bagaimana kalau semua dijadikan Kapitalis? tentunya tambahan banyak pesaingnya.

Bagaimana kalau semua dijadikan buruh? itu yang harus dicarikan jawaban. Misal : semua diteriaki harus jadi buruh, mana ada yang mau kalau seperti itu? maka harus ada cara lain yang lebih halus. Yaitu dibohongi dengan Komunisme agar mau jadi buruh, Pemimpin nanti tinggal jadi Kapitalisnya. Rakyat mengikuti Komunisme, Pemimpin tetap mengikuti Kapitalisme, yang penting tidak ketahuan dan memang susah ketahuan.

Jadi mirip tradisi Helloween Trick or Treat ?

3. Versi Pengusaha dan Buruh

Kapitalisme, Proses yang terjadi biasanya jadi Pengusaha dulu kemudian jadi Pemimpin, pengikut jadi buruhnya. Pengusaha tanpa buruh, siapa yang disuruh kerja? Pemimpin tanpa Pengikut, siapa yang disuruh bekerja?

Komunisme, Proses yang terjadi biasanya jadi Pemimpin dulu kemudian jadi Pengusaha, pengikut jadi buruhnya. Pemimpin tanpa Pengikut, siapa yang disuruh bekerja? Pengusaha tanpa buruh, siapa yang disuruh kerja?

4. Versi Penguasa dan Pemegang Modal

Kapitalisme, Prosesnya yang terjadi seperti apa? Biasanya Pemegang modal jadi Penguasa, dan pengikut sebagai buruhnya. Jadi tidak heran kalau ada buruh merasa kapitalis, benar-benar buruh bersyukur walaupun hanya merasa saja.

Komunisme, Proses yang terjadi seperti apa hayo? Biasanya Penguasa jadi Pemegang modal, dan pengikut sebagai buruhnya. Jadi tidak heran kalau para pengikut komunisme menganggap pemimpinnya itu bukan pemegang modal walau kebutuhan sehari-hari dijatah pemimpinnya.

5. Versi Buruh Ikhlas

Kapitalisme, Buruh dituduh dengan Komunis dulu agar mau menjadi buruh yang ikhlas dan lebih menerima dirinya sendiri.

Komunisme, Semua dijadikan buruh dengan Komunisme agar menjadi buruh yang ikhlas dan menyadari bahwa dirinya hanya buruh.

6. Versi Negara dan Swasta

Versi ini lebih enak jika dengan pendekatan filosofi/hikmah kisah Lukman Al Hakim, Anak dan Keledainya. Kisah Bapak (Negara), Anak(Swasta) dan Keledai(Sumber Daya)-nya.

Dikisahkan Bapak dan Anak dalam perjalanan dengan mengendarai keledai, karena kondisi tertentu selalu saja dicemooh orang lain.

a. Ketika Anak mengendarai Keledai, dan Bapak berjalan mengikuti/mengarahkan. Ibaratnya Sumber daya dominan dikelola oleh Swasta, dan Negara memberikan aturan pengelolaan. Dewasa ini identik dengan Kapitalisme, kenapa? jika kasusnya ekstrim bahkan negara dilarang ikut campur.

b. Ketika Bapak mengendarai Keledai, dan Anak berjalan mengikuti. Ibaratnya Sumber daya dominan dikelola oleh Negara, dan Swasta belajar mengikuti. Dewasa ini identik dengan Komunisme, kenapa? padahal pada kasus tertentu malah swasta dilarang menjadi pengelola.

c. Ketika Bapak dan Anak mengendarai Keledai. Ibaratnya Sumber daya dikelola oleh Negara dan Swasta. Dewasa ini identik dengan Pancasila, kenapa? Kasus ekstrim yang muncul mungkin eksploitasi besar-besaran Sumber daya, tapi kenyataannya masih minim yang dioptimalkan sumber dayanya.

d. Ketika Bapak dan Anak tidak mengendarai Keledainya. Ibaratnya Sumber daya tidak dikelola oleh Negara dan Swasta, mungkin warga negara tersebut terlalu zuhud dan tidak butuh dunia, jadi tidak ada yang dikelola. atau karena dikelola negara lain? Akhirnya hidup di hutan dengan gigit akar dan jari, kalau memang ada hutan yang tidak ada pengelolanya. Tapi kalau ada pengelolanya mungkin hidup di laut saja.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image