Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Adeummunasywah Adeummunasywah

Persiapan Pilpres 2024 Gencar, Hak Rakyat Diabaikan

Info Terkini | Thursday, 16 Jun 2022, 06:47 WIB

Oleh : Heni Nuraeni

Pilpres (pemilihan presiden) akan diadakan pada tahun 2024 mendatang. Namun nampaknya, sejumlah elite partai politik terlihat begitu antusias dalam mempersiapkan capres dan cawapres mereka mulai sejak tahun ini.

Sejumlah partai politik dalam persiapan Pilpres 2024 mendatang telah melakukan pencarian pasangan koalisi, bahkan keseriusan sejumlah elite partai politik juga nampak dari pergerakan mereka yang mulai memasang sejumlah baliho di tempat-tempat yang sering dilalui oleh masyarakat dengan tujuan agar mengenali calon presiden yang dicalonkan oleh partai tersebut.

Tak hanya itu, sejumlah capres juga gencar melakukan kampanye. Baik melalui medsos untuk menggaet pemilih muda, ataupun melalui cara tradisional untuk menggaet pemilih tua. Semua itu dilakukan demi memenangkan kontestasi Pilpres 2024 mendatang yang masih akan diadakan dua tahun lagi.

Demikianlah kesibukan sejumlah partai politik saat ini. Padahal tugas partai politik tidak hanya fokus dalam pilpres saja, lebih dari itu fungsi partai politik adalah sebagai sarana komunikasi politik. Di mana parpol juga berfungsi menyampaikan berbagai macam suara masyarakat maupun aspirasi masyarakat agar sampai ke pemerintah (liputan6.com).

Jika melihat fakta rakyat hari ini, sebagian besar mereka lebih sibuk memikirkan perekonomian setelah beberapa lalu Covid-19 melanda. Lebih dari itu lonjakan harga kebutuhan pokok terus meningkat yang semakin menghimpit beban rakyat.

Dengan hal ini muncul sebuah pertanyaan "kok bisa sejumlah kalangan pejabat fokus mempersiapkan pilpres yang masih dua tahun lagi di tengah penderitaan rakyat yang terus meningkat?".

Begitulah potret orang-orang yang akan mencalonkan diri sebagai wakil rakyat dalam sistem kapitalisme. Mereka bergelut untuk mendapatkan kekuasan yang bukannya malah mengurangi beban rakyat bahkan membuat rakyat semakin merasakan kesusahan. Buktinya, sudah beberapa kali rakyat menaruh harapan pada sejumlah capres pada setiap tahunnya namun pada faktanya hanya sekadar janji manis yang tidak sesuai realita.

Lain halnya dalam sistem Islam. Seseorang yang mencalonkan dirinya sebagai penguasa tidak pernah menginginkan keuntungan dari kekuasaan. Penguasa dalam sistem Islam sangat paham dengan amanah yang mereka pikul, itu bukanlah amanah yang semua orang bisa memikulnya.

Islam yang memiliki aturan yang paripurna akan melahirkan penguasa yang amanah. Karena

landasan beramal bagi penguasa adalah akidah Islam. Dengan demikian, ini akan menjadi jaminan lahirnya penguasa yang amanah, karena motivasi yang mendorong mereka berkuasa adalah pahala bukan materi. Alhasil, yang mencalonkan sebagai pemimpin adalah yang mampu mengemban amanah umat. Sebaliknya, jika individu itu lalai atau lemah dalam memimpin tidak akan berani mencalonkan diri karena konsekuensinya akan menghantarkan pada siksa Allah SWT.

Politik dalam Islam adalah mengurus urusan umat. Sehingga fokusnya untuk mengurusi dan melindungi umat bukan untuk korporat. Sehingga kesejahteraan, keadilan, dan keamanan benar-benar bisa dirasakan umat.

Oleh karena itu, solusi atas krisis penguasa saat ini adalah diterapkan kembali hukum-hukum Islam. Sebab, terciptanya kriteria penguasa sejati hanyalah pada sistem Islam dan mustahil di dapat pada sistem demokrasi.

Wallahu'alam

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image