Asy-Syifa Al-Adawiyah, Guru Perempuan Pertama
Sejarah | 2022-06-15 14:58:27Pada masa jahiliyah, saat mayoritas masyarakat Arab masih belum mengenal Islam dan masih berada dalam kebodohan perempuan dianggap sebagai makhluk kelas bawah, namun fakta berbicara lain setelah Islam hadir. Banyak kaum hawa yang mulai menoreh prestasi cemerlang dan menyokong tumbuhnya peradaban yang maju.
Ia adalah Asy-Syifa binti Abdullah bin Abdi Syams Al-Qurasyiah Al-Adawiyah Radhiyallahu ‘Anha, pendidik pertama dari kalangan perempuan. Salah satu perempuan yang menorehkan tinta emas menyumbang peradaban Islam pada masa Rasulullah. Dengan kegigihan yang luar biasa ia dapat menunjukkan bahwa perempuan memiliki hak dan kesempatan yang sama dengan laki-laki, bedanya hanya di jenis kelaminnya saja.
Tak seperti kebanyakan perempuan pada masa itu yang tidak memiliki kemampuan membaca dan menulis, sosoknya begitu istimewa di sisi Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam dan para sahabat. Ia begitu terkenal karena kepandaian yang dimilikinya. Namanya melejit sebagai seorang wanita yang luar biasa dan memiliki dedikasi yang tinggi dalam mencerdaskan kaum perempuan.
Asy-Syifa Radhiyallahu ‘Anha terkenal sebagai guru perempuan pertama dalam sejarah Islam dan menjadi penyumbang terbesar dalam perkembangan dunia intelektual Islam untuk memberantas kebodohan khususnya bagi kalangan perempuan.
Di samping itu, Asy-Syifa Radhiyallahu ‘Anha juga mahir dalam ilmu kedokteran dan ilmu kejiwaan. Maka dari itu ia juga berprofesi sebagai dokter disamping profesinya sebagai guru. Namanya semakin tenar karena melalui kemahirannya di bidang kedokteran, ia banyak berinteraksi dengan masyarakat ketika melakukan upaya penyembuhan orang yang sakit.
Selain itu, Asy-Syifa Radhiyallahu ‘Anha juga menjadi ahli ruqyah pada masanya. Ia terbiasa meruqyah sejak zaman jahiliyah. Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam membolehkan pengobatan ruqyah untuk menyembuhkan berbagai penyakit setelah Islam mulai berkembang dan tersebar di berbagai negeri. Pada saat itu, Asy-Syifa Radhiyallahu ‘Anha berkata kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, aku biasa meruqyah sejak zaman jahiliyah untuk mengobati penyakit eskim, dan kini aku hendak menunjukkannnya kepada engkau.” Kemudian ia menunjukkan kemampuannya dalam meruqyah kepada Rasulullah.
Sejak kejadian itu, Asy-Syifa Radhiyallahu ‘Anha semakin dekat dengan Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam. Bahkan ketika ada perintah hijrah ke Madinah, ia termasuk sebagai anggota rombongan yang pertama hijrah dari Mekah ke Madinah. Ini bukti bahwa ia adalah perempuan yang memiliki keyakinan yang sempurna terhadap Islam. Ketika di Madinah, ia tetap mengajar membaca dan menulis para muslimah madinah sampai tingkat buta huruf tertuntaskan. Kemudian munculah intelektual-intelektual muslimah yang ikut berkiprah dalam kemajuan peradaban Islam di bidang keilmuan.
Lebih hebatnya lagi, Asy-Syifa menjadi guru Hafshah binti Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘Anha, istri dari Rasulullah. Ia juga diminta oleh Rasulullah untuk mengajari Hafshah Radhiyallahu ‘Anha cara meruqyah penyakit eksim. Hal ini dijumpai dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan sanad dari Asy-Syifa Radhiyallahu ‘Anha, bahwasanya ia berkata, “Rasulullah datang kepadaku ketika aku berada di rumah Hafshah. Beliau lalu berkata kepadaku, ‘Tidakkah engkau mengajari dia (Hafshah) cara meruqyah eksim sebagaimana engkau mengajarinya baca-tulis?”
Karena kontribusinya yang banyak dan dedikasinya yang begitu tinggi dalam memajukan ilmu pengetahuan, pendidikan, dan bidang medis, ia dinobatkan sebagai guru perempuan pertama pada masa Rasululullah Shalallahu’alaihi Wasallam.
Kemudian pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, sang khalifah juga mempercayainya dalam urusan pasar. Tidak jarang juga Umar bin Khattab meminta pendapat sosok yang juga diberi julukan Ummu Sulaiman. Hal ini adalah bukti bahwa dirinya adalah sosok perempuan yang memiliki kecerdasan luar biasa.
Asy-Syifa Radhiyallahu ‘Anha menghembuskan nafas terakhirnya pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab sekitar pada tahun 20 H, dengan meninggalkan jejak nama yang baik yaitu sebagai guru perempuan pertama dan penoreh tinta emas dalam sejarah.
Dari kisah Asy-Syifa Radhiyallahu ‘Anha dapat kita ambil pelajaran bahwa perempuan juga memiliki peran penting dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan pendidikan. Sebagaimana yang kita ketahui banyak sekali perempuan pada zaman sekarang yang sudah terbuai dan tidak terlalu memperdulikan pendidikan. Banyak dari mereka yang lebih mementingkan fashion.
Islam sangat menjunjung tinggi derajat seorang wanita. Sebagai seorang ibu bagi anak-anaknnya, sebagai seorang pendidik generasi, sebagai seorang istri. Karena itulah sudah seharusnya perempuan pada zaman sekarang lebih mementingkan perannya sebagai seorang pendidik, tentunya dengan tidak melanggar syariat Agama. Sebagaimana firman Allah,
وَلَهُنَّ مِثْلُ ٱلَّذِى عَلَيْهِنَّ بِٱلْمَعْرُوفِ
"dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya dengan cara yang ma'ruf" (Qur'an Surah Al Baqarah:228)
Wallahu A’lam.
Sumber:
https://kalam.sindonews.com/read/295102/72/asy-syifa-binti-abdullah-ilmuwan-perempuan-pertama-dalam-islam-1610143299, diakses pada 28 Februari 2022 Pukul 14.11
https://bagikanberita.pikiran-rakyat.com/inspirasi/pr-681236741/mengenal-sosok-asy-syifa-al-adawiyah-guru-perempuan-pertama-dalam-islam?page=2, diakses pada 28 Februari 2022 Pukul 14.17
*Mahasiswi Prodi KPI Angkatan III STIBA Ar Raayah Sukabumi
**Pemenuhan Tugas Mata Kuliah Komunikasi Islam pada Semester IV
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.