Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muthi Zaky Zahrani

Suara Rakyat yang tak terdengar

Politik | Wednesday, 13 Oct 2021, 16:35 WIB
https://pixabay.com/id/vectors/megafon-pengeras-suara-pidato-155780/

Seperti yang kita tahu, banyak dari masyarakat Indonesia saat ini yang belum paham mengenai politik di Indonesia ini. Lalu apa sebenarnya politik itu? Apa demokrasi itu? Apakah persatuan? atau mungkin kehancuran?

Maka dari itu izinkan saya sedikit membahas tentang demokrasi politik yang sedang terjadi di Indonesia, seperti yang kita ketahui, bukan rahasia umum lagi jika demokrasi dan perpolitikan di Indonesia ini sangatlah tidak sehat, mengapa?

Karena menurut saya demokrasi di Indonesia ini sudah dimasuki oleh para politikus serakah. Ibarat cuaca yang terkadang panas dan terkadang hujan, demokrasi politik di Indonesia ini gampang untuk berubah-ubah, mungkin bisa dibilang tergantung kebutuhan dan keuntungan yang ingin dicapai oleh para politikus. Kalo lagi musim pemilu sifat mereka seperti musim panas yang akan memberikan sinar matahari hangat untuk memberikan kekuatan kepada para rakyat, dan peduli terhadap keluh kesah rakyatnya.

Tetapi kalo sudah terpilih, sudah tidak heran lagi deh jika sifat mereka dinginnya bahkan melebihi musim dingin, rakyatnya berteriak sampai menggigil gemetar juga mereka selalu menutup kupingnya, bahkan sepertinya sekarang ini pemegang politik tertinggi bukan lagi rakyat, melainkan para pemegang kekayaan yang mampu membeli kekuasaan dengan uang mereka.

Mungkin dengan cara itu mereka bisa seenaknya mengatur hingga membuat sebuah kebijakan yang bisa menguntungkan mereka dan menyengsarakan para rakyat kecil yang sudah mempercayai mereka sebagai pemimpin.

Lagi-lagi pasti rakyat lah yang harus menyesali pilihannya, padahal mereka sudah berusaha untuk memilih dan mempercayai politikus yang mencalonkan dirinya.

Menurut saya, banyak para pemegang kekayaan yang masuk dalam partai politik Indonesia dengan memanfaatkan permasalahan kekurangan modal yang ada di dalam pemerintahan dan beralibi untuk membantu perekonomian Indonesia namun ternyata sepertinya ada niat terselubung untuk mendapat imbalan kekuasaan agar mereka bisa mengendalikan perpolitikan yang ada di Negara Indonesia dengan mudah.

Menurut saya sendiri dengan banyaknya pemegang kekayaan yang masuk ke dalam politik yang ada di Indonesia, semakin susah bagi rakyat biasa untuk ikut bergabung ke dalam politik yang ada di Indonesia, entah karena kurangnya modal untuk berkampanye atau mungkin kurangnya relasi yang dimiliki, karena biasanya para pemegang kekayaan itu banyak kenalan dan relasi, nah dengan factor tersebut, mereka yang mempunyai dana dan kuasa justru lebih dengan mudahnya memasuki dunia Politik.

Jadi, sudah tidak dapat dipungkiri bahwa perpolitikan yang ada di Indonesia ini sudah tidak bersih dan jujur, sejauh ini yang saya lihat, semakin kesini masyarakat dan pemerintah seperti dibentengi oleh tembok yang tinggi dan tertutup. Yang di mana masyarakat sekarang ini terlihat seperti sudah tidak percaya lagi terhadap pemerintah, padahal seharusnya antara pemerintah dan para rakyatnya harus saling mendukung dan membantu dalam segala segi permasalahan.

Tapi menurut saya juga hal ini masih bisa diatasi supaya permasalahan ini juga tidak berkelanjutan terus, saya sebenarnya kurang setuju dengan cara kerja pemerintah yang sangat-sangat tertutup, menurut saya seharusnya pemerintah lebih transparan dalam menjalankan tugasnya hingga tidak adanya lagi salah paham antara pemerintah dan rakyatnya demi menghindari oknum-oknum yang mengambil kesempatan dalam kesempitan.

Jangan sampai yang seharusnya dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat berubah dari rakyat, oleh rakyat, untuk pemerintah.

Seperti yang terlihat sekarang ini sudah banyak contohnya salah satunya adalah di mana rakyat sudah berusaha memberikan yang terbaik kepada pemerintahan yang ada di Indonesia ini, namun seperti yang bisa kita rasakan ini, pemerintah sangat tidak efisien dalam menjalankan tugasnya, sudah banyak contoh kejadian-kejadian yang berlangsung sejauh ini, di mana mereka tidak mau mendengarkan keluhan rakyat, dan tidak menjalankan amanat yang diberikan oleh rakyat.

Bahkan ada salah satu contoh yang mungkin sangat menyakitkan bagi rakyat, di mana pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang undang-undang cipta kerja, di mana isinya membuat para kaum buruh merasa tertindas dan tidak adil, saya sendiri sebenarnya kurang setuju dengan kebijakan tersebut, ya dari isinya juga sudah terlihat jelas bahwa itu hanya menguntungkan para pengusaha-pengusaha besar.

Sebenarnya apa sih yang dipikirkan pemerintah? Apa mereka tidak mau lagi mendukung rakyatnya?

Dengan dikeluarkannya undang-undang cipta kerja serta suatu kebijakan yang menurut saya menyakitkan sudah terlihat bahwa pemerintah bahkan mungkin Bapak Presiden pun sudah tidak peduli terhadap rakyatnya, saya sendiri sudah tidak tahu lagi mau memandang pemerintahan Indonesia ini seperti apa, hal-hal yang dilakukan mereka sudah tidak masuk akal, ada yang berpendapat malah diusir, ada yang tidak setuju malah di bungkam, ada yang menyampaikan aspirasi dan haknya sebagai rakyat Indonesia juga bahkan dimasukan ke dalam penjara dengan alasan membuat kericuhan dan keributan.

Lalu harus bagaimana lagi cara kita untuk menyampaikan pendapat kepada mereka, kalo segala cara mereka tutup, mana yang katanya Dewan Perwakilan Rakyat? Bukannya menyampaikan dan mendengarkan aspirasi kita, mereka justru sibuk membuat buat undang-undang yang menindas rakyatnya sendiri.

Ibarat semut, kita yang bekerja keras namun para perwakilan rakyat yang naik mobil mewah dan tinggal dilingkungan yang mewah, bahkan belum lama ini muncul berita bahwa para wakil rakyat mengusulkan baju dinas yang dibuat oleh merk terkenal yang harganya cukup mahal.

Sakit sekali mendengarnya, di mana rakyatnya sedang susah mencari nafkah hanya untuk sekedar mencari makan, sedangkan mereka yang hidupnya sudah ditanggung oleh Negara malah hidup mewah bergelimang harta, seakan mereka tidak punya hati nurani, dan matanya tertutup oleh harta duniawi.

Bahkan sudah bukan hal yang mengagetkan dan mencengangkan lagi kalau hampir dari seluruh pejabat yang ada di Negara mengambil uang rakyat atau korupsi, saya pernah membaca suatu berita ditahun 2021 ini angka korupsi kurang lebih sebesar 26,83 Triliun. Wah saya sih tidak bisa membayangkan setebal apa itu uang rakyat yang sudah mereka ambil.

Coba kalian bayangkan, berapa banyak rakyat yang dirugikan oleh mereka? saya sih sedih membayangkannya, apalagi kalau melihat di jalanan banyak anak-anak kecil yang kerja dan tidak bersekolah, kakek-kakek dan nenek-nenek yang hidup sebatang kara di jalanan menjalani masa tua yang suram, contoh seperti itu adalah salah satu gambaran suatu Pemerintah yang gagal dalam menjalankan tugas dan membuat rakyat nya sejahtera.

Ayo pemerintah, buka mata kalian, lihat di pinggiran kota, banyak orang kelaparan, banyak anak lahir kurang gizi. Jangan hanya bisanya mengambil hak dan uang kami para rakyat kecil dan miskin ini, rawat kami dengan baik, jangan rampas hak-hak rakyat, sejahtera kan lah Negara ini, buat Indonesia ini menjadi Negara yang maju tanpa korupsi.

Jadikan lagi Negara Indonesia ini sebuah Negara yang adil jujur, jika rakyat sejahtera maka itulah keberhasilan sesungguhnya yang diraih oleh para wakil rakyat, bukan uang yang anda korupsi lalu anda nikmati sendiri.

Wahai para wakil rakyat tidak kah kalian bersedih melihat Negara ini hancur nanti nya? Negara yang diperjuangkan hingga titik darah penghabisan, lalu dengan serakah nya kau hancurkan Negeri ini, tidak kah kalian ingat apa tujuan awal dibentuk nya demokrasi politik ini?

Lihatlah, rakyat sudah lelah melihat berita-berita dan kasus-kasus yang menyebar di berita, suara tidak didengar, gerakan tidak dihiraukan, sepertinya memang benar, visi misi yang disampaikan saat berkampanye hanyalah omong kosong belaka.

Setiap orang berhak memberikan pendapatnya, jangan pernah dilarang. Maka dari itu sekian opini yang saya sampaikan, mohon maaf jika ada pihak yang tersinggung dan merasa dirugikan. Terimakasih.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image