Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image

Momentum 100 Hari Rezim Prabowo-Gibran, Apakah Semakin Dekat Dengan Cita-Cita Rakyat?

Politik | 2025-01-23 03:27:13
Kepala Divisi Ke-Organisasian BEM PTNU Se- Nusantara. Foto: Arya Eka Bimantara/Republika

Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, sebentar lagi akan genap 100 hari. Sejauh ini, langkah-langkah strategis telah dilakukan untuk menunjukkan keseriusan menjalankan janji kampanye. Pada tradisi demokrasi, 100 hari pertama sering dijadikan tolak ukur awal efektivitas dan arah kebijakan pemerintah. Berangkat dari program sosial hingga langkah politik, pemerintahan Prabowo-Gibran berhasil menarik perhatian publik, tetapi juga memunculkan sejumlah pertanyaan dan kritik.

Satu dari sekian banyak kebijakan yang paling menonjol adalah program makanan bergizi gratis. Program ini bertujuan untuk menurunkan angka stunting dan memperbaiki kualitas gizi masyarakat. Anak-anak dan ibu hamil, prioritasnya. Selain itu, pemerintah mengklaim bahwa program ini dapat mendongkrak pendapatan petani lokal melalui permintaan bahan pangan yang lebih besar. Namun, sejumlah pengamat mempertanyakan keberlanjutan kebijakan ini. Dengan alokasi anggaran yang besar, apakah pemerintah memiliki mekanisme yang solid untuk memastikan efisiensi dan transparansi dalam distribusi? Bagaimana evaluasi dampak jangka panjangnya terhadap penurunan stunting dan peningkatan kesejahteraan petani?

Tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran juga menjadi sorotan. Berdasarkan survei harian Kompas, 81% masyarakat menyatakan puas dengan kinerja pemerintah dalam 100 hari pertama. Ini adalah angka yang cukup signifikan dan memberikan sinyal positif terhadap penerimaan masyarakat. Namun, tingkat kepuasan cenderung fluktuatif. Artinya, yang tinggi di awal sering kali bersifat dinamis dan bisa berubah sesuai dengan keberhasilan atau kegagalan kebijakan yang diambil dalam jangka panjang. Pertanyaan pentingnya adalah, apakah kepuasan ini mencerminkan pencapaian substantif atau hanya hasil dari ekspektasi tinggi masyarakat terhadap pemerintahan baru?

Kabinet Merah Putih yang terdiri dari 109 anggota menjadi salah satu ciri khas pemerintahan ini. Kabinet ini mencakup berbagai partai politik dan kelompok masyarakat dengan tujuan menciptakan stabilitas politik melalui koalisi besar. Namun, ukuran kabinet yang besar ini menimbulkan kekhawatiran tentang efektivitas kerja dan efisiensi birokrasi. Selain itu, melemahnya oposisi sebagai fungsi kontrol menimbulkan pertanyaan tentang keseimbangan kekuasaan dalam sistem demokrasi. Tanpa oposisi yang kuat, siapa yang akan memastikan pemerintah tetap berada di jalur yang benar?

Dalam hal kebijakan ekonomi, pemerintah tampaknya mengadopsi pendekatan populis dengan mengutamakan program kesejahteraan langsung kepada masyarakat. Kebijakan seperti ini memang memberikan dampak positif dalam waktu singkat, terutama bagi kelompok masyarakat rentan. Namun, populisme dalam kebijakan ekonomi sering kali tidak cukup berkelanjutan. Anggaran negara bisa tertekan jika langkah ini tidak diiringi dengan penguatan struktur ekonomi yang mendukung peningkatan produktivitas dan investasi jangka panjang.

Meskipun berbagai langkah telah diambil, komunikasi publik pemerintah masih menjadi tantangan yang perlu diperhatikan. Beberapa kebijakan terkesan diluncurkan tanpa penjelasan yang memadai kepada publik. Dalam era informasi seperti sekarang, transparansi dan akuntabilitas menjadi kunci utama untuk mempertahankan kepercayaan masyarakat. Jika komunikasi ini tidak diperbaiki, kepercayaan yang tinggi di awal pemerintahan bisa dengan cepat memudar.

Refleksi atas 100 hari ini juga tidak terlepas dari gaya kepemimpinan pasangan Prabowo-Gibran. Kombinasi pengalaman panjang Prabowo dan pendekatan segar dari Gibran menciptakan harapan besar di kalangan masyarakat. Namun, harapan yang besar juga berarti tanggung jawab yang besar. Pemerintahan ini harus mampu menyeimbangkan langkah populis dengan kebijakan strategis jangka panjang yang berbasis data dan riset mendalam.

Maka, 100 hari pertama pemerintahan Prabowo-Gibran memberikan awal yang menjanjikan dengan berbagai gebrakan kebijakan. Namun, perjalanan masih panjang, dan tantangan ke depan tidaklah sedikit. Pemerintah perlu memastikan bahwa kebijakan yang diambil tidak hanya bersifat jangka pendek, tetapi juga memiliki dampak berkelanjutan bagi rakyat dan negara. Dalam demokrasi, awal yang baik adalah penting, tetapi keberlanjutan dan konsistensi adalah kunci kesuksesan jangka panjang.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image