Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Suko Waspodo

Ketika Gangguan Ponsel Membahayakan Hubungan Anda

Eduaksi | Friday, 10 Jun 2022, 12:49 WIB
image: Baylor University

Cara phubbing dirasakan lebih penting daripada apakah itu terjadi atau tidak.

Poin-Poin Penting

· Phubbing, atau snubbing telepon, dapat membuat orang yang menerima merasa dikucilkan dan menilai perilaku tersebut sebagai tidak pantas.

· Orang yang sering phubbing cenderung kurang puas dengan hubungan mereka dibandingkan dengan pasangan yang lebih perhatian.

· Pasangan yang melakukan phubbing hanya kurang puas dengan hubungan mereka ketika mereka melihat phubbing sebagai tidak dapat dibenarkan.

Menjadikan ponsel kita sebagai teman tetap kita dapat merusak hubungan kita yang sebenarnya. Survei terbaru menunjukkan bahwa sekitar setengah dari orang dewasa Amerika melaporkan bahwa pasangan romantis mereka terkadang terganggu oleh ponsel mereka ketika mereka mencoba untuk melakukan percakapan. Fenomena yang dijuluki "phubbing"—kependekan dari "phone snubbing"—dapat membuat orang yang menerimanya merasa dikucilkan. Sementara orang cenderung memaafkan penggunaan telepon mereka sendiri, mereka sering menganggap penggunaan orang lain tidak pengertian. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika seringnya phubbing dikaitkan dengan hubungan yang kurang memuaskan.

Namun, penelitian tentang phubbing cenderung membandingkan tingkat phubbing antara pasangan yang berbeda—yaitu, penelitian menemukan bahwa pasangan yang lebih sering melakukan phub kurang puas dibandingkan pasangan yang tidak terlalu terganggu oleh ponsel mereka. Ini tidak memungkinkan kita untuk melihat bagaimana fluktuasi sehari-hari dalam perilaku phubbing dapat mempengaruhi pasangan. Dalam sebuah penelitian yang baru saja diterbitkan bulan lalu di Computers in Human Behavior, Michal Frackowiak dan rekan mensurvei pasangan selama seminggu untuk melihat bagaimana dinamika ini terungkap setiap hari.

Membongkar Studi

Dalam studi tersebut, 133 peserta yang saat ini tinggal dengan pasangan romantis menyelesaikan kuesioner singkat setiap hari selama seminggu. Setiap hari, mereka melaporkan apakah pasangan mereka melakukan phubbing, dan menilai seberapa intens phubbing itu. Peserta juga menilai sikap mereka terhadap phubbing. Mereka melaporkan sejauh mana mereka merasa perilaku phubbing pasangan mereka bermoral—yaitu, apakah itu dibenarkan dan pantas? Mereka juga menilai seberapa responsif pasangan mereka terhadap mereka saat menggunakan telepon mereka—apakah pasangan mereka mendengarkan mereka dan tertarik dengan apa yang mereka katakan? Akhirnya, mereka menilai seberapa puas mereka dengan hubungan mereka hari itu.

Apa Hasilnya?

Karena orang-orang yang sering di-phubbed cenderung kurang puas dengan hubungan mereka daripada mereka yang memiliki pasangan yang lebih perhatian, Anda mungkin berharap bahwa orang-orang akan merasa sangat tidak puas dengan hubungan mereka pada hari-hari ketika mereka di-phub oleh pasangannya. Yang mengejutkan, bukan ini yang ditemukan para peneliti. Apakah seseorang di-phub atau tidak oleh pasangannya pada hari tertentu tidak terkait dengan seberapa puas perasaan mereka dalam hubungan mereka. Itu benar-benar tergantung pada bagaimana pasangan yang dilecehkan itu memandang phubbing.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada hari-hari ketika peserta melaporkan tingkat phubbing yang intens oleh pasangan mereka, mereka juga melaporkan bahwa pasangan mereka kurang responsif terhadap mereka dan cenderung berpikir pasangan mereka tidak memiliki alasan yang baik untuk melakukan phubbing. Kecenderungan untuk melihat perilaku phubbing pasangan pada hari tertentu sebagai tidak dapat dibenarkan dan tidak pantas juga terkait dengan perasaan kurang puas dengan hubungan tersebut. Ini terutama benar ketika orang menganggap pasangan mereka tidak responsif terhadap mereka (yaitu, tidak mendengarkan atau tertarik pada mereka). Perasaan bahwa phubbing pasangan yang tidak dapat dibenarkan membuat mereka kurang responsif benar-benar merupakan kekuatan pendorong mengapa phubbing mengarah pada hubungan yang kurang memuaskan.

Pentingnya Persepsi

Studi ini menyoroti pentingnya tidak hanya perilaku hubungan (dalam hal ini phubbing), tetapi juga bagaimana perilaku tersebut dirasakan. Ketika orang memerhatikan pasangan mereka terganggu oleh ponsel mereka, itu tidak serta merta mengurangi kepuasan hubungan mereka. Jika mereka berpikir pasangannya memiliki alasan yang baik untuk menggunakan ponsel mereka pada saat itu dan jika mereka tidak merasa seolah-olah mereka tidak didengarkan atau dipahami, perilaku phubbing tidak berbahaya. Phubbing adalah masalah ketika menciptakan kesan bahwa pasangan tidak mendengarkan. Lain kali Anda memeriksa ponsel saat bersama pasangan, pastikan Anda tidak menyetelnya.

***

Solo, Jumat, 10 Juni 2022. 12:43 pm

'salam hangat penuh cinta'

Suko Waspodo

suka idea

antologi puisi suko

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image