Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Aviful Habibi

Guru Pandemi Lebih Melek Teknologi

Guru Menulis | Sunday, 10 Oct 2021, 18:13 WIB

Februari 2020, Indonesia dan negara-negara lain di seluruh dunia digemparkan dengan munculnya virus baru yang bernama Corona Virus Disease-19 atau disingkat Covid-19. Virus ini menyebar dengan begitu cepatnya hingga Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan status Covid-19 sebagai pandemi sejak tanggal 11 Maret 2020. 5 hari berselang tepatnya pada tanggal 16 Maret 2020, Pemerintah Indonesia melakukan tindakan pencegahan dengan meminta seluruh sekolah ditutup dan pembelajaran dilakukan secara Daring. Dengan berlakunya pembelajaran secara daring, maka pembelajaran secara tatap muka (konvensional) ditiadakan.

Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa tatap muka antara guru dan peserta didik dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Perubahan sistem pembelajaran ini menjadi tantangan tersendiri bagi para guru. Guru-guru dituntut agar bisa beradaptasi dengan perubahan yang serba mendadak ini. Selain itu, guru-guru juga harus melek teknologi dan belajar menggunakan produk teknologi berupa aplikasi sebagai media penunjang pembelajaran. Tidak sedikit aplikasi yang harus dipelajari oleh guru agar mereka bisa melaksanakan proses pembelajaran dengan baik. Setidaknya guru harus bisa mengoperasikan aplikasi yang digunakan untuk membuat dan mengedit video seperti Filmora, Kinemaster, dan lainnya. Untuk pembelajaran secara live guru minimal harus bisa mengoperasikan aplikasi seperti Google Meet atau Zoom Cloud Meeting. Dan masih banyak lagi aplikasi yang harus dipelajari oleh guru sesuai dengan kebutuhannya. Tentu saja hal ini dapat menimbulkan tekanan mental dan fisik bagi para guru karena mereka dipaksa untuk melakukan hal yang sangat baru dalam proses belajar mengajar.

Pembelajaran yang dilakukan secara daring juga memiliki beberapa kendala yang dapat menghambat terlaksananya proses belajar mengajar. Salah satu kendala yang sering dihadapi adalah kendala jaringan dan akses internet. Tidak semua daerah di Indonesia memiliki jaringan dan akses internet yang baik. Ditambah lagi dengan keadaan ekonomi peserta didik yang tidak semuanya memiliki ponsel (smartphone) yang bisa digunakan untuk mengikuti pembelajaran secara daring. Kendala lainnya yang dialami oleh siswa, guru, dan orang tua dalam pembelajaran secara daring adalah penguasaan teknologi yang masih kurang, penambahan pengeluaran untuk pembelian kuoata internet, adanya pekerjaan tambahan bagi orang tua dalam mendampingi anaknya selama belajar dari rumah dan juga jam kerja yang menjadi tidak terbatas bagi guru karena harus berkomunikasi dan berkoordinasi dengan orang tua terkait pembelajaran. Akibatnya muncul permasalahan yaitu tugas guru yang dirasa bertambah banyak dan seperti tidak ada waktu libur untuk guru, karena pada hari liburpun guru masih harus menerima tugas yang dikirimkan oleh siswa dan juga melayani pertanyaan yang diajukan oleh siswa maupun orang tua.

Siswa SD Muhammadiyah Kompleks Gresik sedang belajar secara daring.

Peran guru pada masa pandemi Covid-19 sangat besar. Guru dituntut untuk melaksanakan berbagai tugas tambahan guna memastikan tercapainya tujuan pendidikan dan pemenuhan target akademis serta non akademis. Pihak-pihak yang terkait dalam penentuan kebijakan juga perlu mengevaluasi terkait proses pembelajaran secara daring ini agar pembelajaran bisa berjalan secara optimal. Selain itu, guru juga dituntut untuk bisa berinovasi dan menemukan ide-ide menarik terkait pembelajaran. Kompetensi dan keterampilan guru juga harus terus diperkaya. Sekolah harus membuat kebijakan yang dapat membuat guru selalu terdorong untuk terus belajar. Karena pada masa pendemi ini banyak hal baru yang harus dipelajari oleh guru untuk dapat mendukung proses pembelajaran secara daring. Beban belajar peserta didik juga harus diperhitungkan baik secara materi maupun waktu. Jangan sampai guru hanya memberikan tugas, tetapi harus memperhitungkan secara matang bagaimana pemahaman peserta didik terkait materi yang telah disampaikan.

Bagaimanapun juga, kompetensi guru menjadi penentu utama keberhasilan proses pembelajaran. Guru harus berusaha sebisa mungkin agar kegiatan pembelajaran yang dilakukan berhasil, meskipun pembelajaran secara daring dirasa kurang efektif. Dan juga guru harus berperan untuk mengarahkan dan bisa menjadi fasilitator bagi peserta didik agar proses belajar mengajar berjalan tidak sekedar memberikan informasi. Bagaimana dan apapun bentuk strategi, model, dan media pembelajaran yang digunakan oleh guru, seyogyanya ditujukan untuk menarik minat siswa agar dapat menumbuhkan minat belajarnya. Jangan sampai muncul anggapan bahwa peserta didik seakan diperdaya karena materi yang diberikan ala kadarnya dan tugas yang diberikan terlalu banyak, tidak logis, dan tanpa umpan balik. Jangan sampai pekerjaan yang sudah dilakukan oleh peserta didik secara maksimal tidak diapresiasi oleh guru dengan tidak mengoreksi pekerjaan yang sudah dikirimkan. Karena hal tersebut bisa menyebabkan peserta didik menjadi malas belajar dan malas mengikuti pembelajaran sehingga mengakibatkan tujuan pembelajaran tidak tercapai.

#GuruHebatBangsaKuat

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image