Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Johanes Sutanto

Rasa Sesal yang Mendewasakan dalam Investasi dan Trading Saham

Eduaksi | Monday, 06 Jun 2022, 16:04 WIB

Tak seorang pun di dunia ini bebas dari penyesalan dan penyesalan itu memang selalu datang belakangan, apa pun peristiwanya.

Pun dalam aktivitas investasi atau trading saham, siapa pun yang berkecimpung di dalamnya pasti pernah sesekali mengalami penyesalan terkait keputusannya dalam investasi atau trading saham sesuai dengan kapasitasnya masing-masing.

Ketika investor atau trader memutuskan menjual sahamnya, tapi tidak lama setelah terjual justru melejit tinggi, yang tersisa hanya rasa sesal. Apalagi, jika kenaikannya tidak hanya satu atau dua poin saja.

Jika hanya satu atau dua poin kemungkinan masih bisa diterima, tetapi jika kenaikannya tinggi, semisal lebih dari 10% maka yang muncul adalah rasa sesal. Trader dan investor yang tak bisa cepat move on justru akan terjebak dalam suasana penyesalan yang berkepanjangan.

Tak hanya penyesalan yang seperti ini, dalam investasi dan trading saham ada bermacam-macam rasa sesal. Penyesalan demi penyesalan akan terjadi, tapi uniknya investor atau trader tidak pernah kapok.

Rasa sesal demi rasa sesal yang dialami justru semakin mendewasakan dalam investasi atau trading saham tatkala dimaknai.

Berbicara tentang rasa sesal dalam konteks investasi dan trading saham ini maka dikenal istilah error of commission dan error of omission.

Error of commission dipahami sebagai penyesalan yang muncul karena telah melakukan aksi tertentu (action) yang ternyata salah. Contoh konkret rasa sesal yang demikian ini saat aksi jual saham yang terlalu dini, padahal sahamnya terus melejit setelah dijual.

Sementara itu, error of omission dipahami sebagai rasa sesal karena tidak mengambil aksi tertentu (inaction). Contoh konkret dari rasa sesal ini adalah tidak beli saham yang sedang turun banyak dan beberapa saat kemudian harganya kembali naik.

Pun saat dihadapkan dengan saham-saham IPO, ada contoh konkret untuk dua penyesalan ini, yakni menyesal karena sudah membeli saham IPOT tapi setelah melantai perdana langsung anjlok atau menyesal karena tidak membeli saham IPO padahalnya sahamnya langsung terbang tinggi (ARA) saat perdana melantai di bursa.

Di luar ini semua, masih ada rasa sesal demi rasa sesal yang dialami. Namun rasa sesal yang dimaknai tentu bakal makin mendewasakan dalam investasi dan trading saham. Pengalaman rasa sesal demi rasa sesal justru semakin mendorong dan mempertajam kemampuan diri ke yang lebih baik dalam melakukan analisis saham agar tidak jatuh dalam penyesalan yang sama.

Nah, biar tidak gampang mengalami rasa sesal demi rasa sesal dalam investasi atau trading saham maka analisis yang komprehensif, baik itu analisis fundamental maupun teknikal sangat diperlukan.

Menariknya, investasi dan trading saham yang didasari analisis yang baik sangat terbantu dengan kehadiran aplikasi IPOT besutan Indo Premier Sekuritas. Aplikasi IPOT dilengkapi data-data dan berita yang memudahkan investor melakukan analisis fundamental, selain dilengkapi juga fitur chart komprehensif yang memudahkan investor atau trader melakukan analisis teknikal.

Dengan analisis fundamental dan teknikal yang komplit maka rasa sesal dalam investasi dan trading saham tidak akan banyak terjadi. Salam cuan!

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image