Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nikmatun Naafiah

Jejak dan Wajah Dunia Pendidikan Indonesia di Kala Pandemi

Guru Menulis | 2021-10-10 11:43:19
Sekolah yang berada di zona level 3 telah melakukan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT).

Tidak ada satu pun negara yang siap menghadapi pandemi Covid-19. Termasuk negara kita tercinta, Indonesia. Pandemi telah mengubah tatanan sosial budaya di semua negara dan memaksa manusia untuk mengubah semua kebiasaan dalam menjalani kehidupan. Beralih pada hidup dengan cara beradaptasi dan menjalankan aktivitas dengan kebiasaan baru.

Begitu pula dengan wajah dunia pendidikan. Nyaris 24 bulan melewati masa-masa pandemi dengan berat. Mengajar tanpa tatap muka. Memanfaatkan teknologi sebagai media perantara menyampaikan segala informasi pembelajaran. Wajah dunia pendidikan kita yang belum juga membaik, harus dihantam pandemi yang telah membatasi interaksi antara guru dan peserta didik.

Pandemi dilihat dari kacamata positif, telah mengubah cara kita menjalani kehidupan di dunia. Mengubah bagaimana kita menjaga diri antarmanusia, menjaga kebersihan diri sendiri, memproteksi pengaruh luar, perhatian lebih pada makna kesehatan, ketaatan ibadah, interaksi sosial, dan lainnya. Semua hal yang jika kita runut ke belakang, mungkin saja hal tersebut kerap terabaikan.

Pandemi telah mengajari kita untuk lebih wawas diri, menyayangi diri, dan betapa mahalnya arti kesehatan. Sudah lebih dari 143 ribu korban meninggal akibat Covid-19 di Indonesia dan 4,55 juta jiwa meninggal di dunia (data 10/10/2021).

Vaksinasi merupakan salah satu cara preventif untuk menciptakan kekebalan kelompok (herd immunity), agara pelaksanaan PTMT bisa berjalan dengan baik.

Vaksinasi merupakan salah satu cara preventif untuk menciptakan kekebalan kelompok (herd immunity). Kelompok dengan kategori tertentu seperti tenaga kesehatan, guru, jurnalis, TNI-Polri, dan anak usia di atas 12 tahun telah mendapatkan vaksinasi 1 dan 2. Kini pemerintah fokus pada vaksinasi masyarakat umum yang jumlahnya tidak sedikit. Capaian vaksinasi menurut data Kemenkes RI (1/9/2021) telah melampaui 100 juta dosis.

Hal ini pula yang memberi optimistis pada kalangan pendidik, sehingga beberapa sekolah pada level 3 telah mengadakan Pembelajaraan Tatap Muka Terbatas (PTMT). Selain itu, sebagian besar guru dan peserta didik telah divaksinasi, sehingga memungkinkan untuk dilakukan pembelajaran terbatas.

Ada secercah harapan dari vaksinasi ini, meskipun tidak menjamin 100 persen efektif mengatasi virus, guru dan peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar tatap muka. Sebuah kebahagiaan tersendiri saat melihat peserta didik memiliki semangat yang sama untuk belajar. Sesuatu yang langka jika kita melihat kondisi sebelumnya, saat kondisi normal, belajar di sekolah menjadi hal yang paling ingin dihindari.

Tidak mengenal batas usia, tua atau muda, secara bersama-sama belajar memanfaatkan teknologi sebagai perantara menyampaikan materi pembelajaran.

Wajah pendidikan Indonesia menjadi lebih menarik, teknologi seakan sangat akrab dengan para guru. Tidak mengenal batas usia, tua atau muda, secara bersama-sama belajar memanfaatkan teknologi sebagai perantara menyampaikan materi pembelajaran. Jaringan internet yang tidak merata, terutama di luar pulau Jawa, tidak menyurutkan semangat guru untuk mengajar. Dibutuhkan inovasi dan kreativitas para guru untuk mampu menguasai teknologi pembelajaran, sehingga belajar daring menjadi lebih menarik. Ada banyak konsep, buku panduan, modul, perangkat pembelajaran hingga konten Youtube yang berbagi pengalamannya mengajar secara daring.

Tidak ada satu pun di dunia, negara yang mampu memberikan referensi pembelajaran daring yang efektif. Pandemi ini menyerang dunia secara tiba-tiba dan bersamaan. Para guru dituntut lebih dalam menggali potensi diri dalam melakukan pembelajaran daring dan saling berbagi jika metode yang digunakannya cukup berhasil. Diharapkan guru juga tidak terlena dengan tersedianya aneka media pembelajaran yang diadaptasinya. Guru harus mampu mengembangkan ide-ide yang sudah ada agar menjadi lebih baik. Jangan biarkan pandemi ini memenjarakan kreativitas guru. Guru harus bisa berpikir maju dan pantang menyerah. Tidak boleh kalah oleh pandemi. Semoga!

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image