Pentingnya Reformulasi Pembentukan Karakter Anak di Kala Pandemi
Guru Menulis | 2021-10-07 12:56:20Pandemi yang masih membumi sampai saat ini yang tidak tahu kapan berakhir memberikan dampak disrupsi dalam segala aspek kehidupan. Manusia sebagai mahluk yang dinamis perlu tetap menjalankan aktifitas demi memenuhi kebutuhan materi semisal, makan, minum, mendapatkan tempat tinggal dll. Selain materi, manusia juga memerlukan hal yang bersifat immateri semisal, motivasi, nasihat, pendidikan, dan sebagainya. Dengan adanya kebutuhan-kebutuhan tersebut memberikan manusia sebuah pilihan untuk melakukan penyesuaian diri dengan pandemi saat ini termasuk dalam ranah pendidikan.
Pergulatan pendidikan dengan pandemi memaksakan adanya sebuah inovasi agar kegiatan belajar bisa tetap bertahan ditengah pembatasan kegiatan kerumunan masyarakat. Media-media online yang berkembang saat ini dilirik instansi pendidikan sebagai solusi untuk menggantikan pembelajaran konvensional. Hal ini sekaligus memberikan dampak globalisasi pendidikan yang membuat kegiatan pembelajaran lebih bervariatif. Walaupun demikian, semua kalangan memerlukan adaptasi dan reformulasi strategi terhadap penyesuaian pembelajaran agar bisa berjalan secara efektif dan efesien.
Dalam kegiatan belajar fasilitas media online semisal, g-meet, zoom, g-class dan sebagainya sudah mengakomodir Transfer of Knowledge tetapi belum dengan Transfer of Value. Karena tugas seorang guru tidak hanya sebatas mengajarkan ilmu pengetahuan tetapi juga memberikan pemahaman sekaligus contoh nilai-nilai yang baik. Sebagaimana semboyan yang terkenal dalam dunia pendidikan âIng Ngarso Sun Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani.â Dalam semboyan ini memberikan informasi kepada seorang pendidik untuk bisa memberikan teladan (value) kepada murid-muridnya. Dengan sikap teladan itulah siswa mendapatkan pengajaran dan sekaligus pembentukan karakter.
Seorang teladan adalah sosok yang sangat penting dalam masa pertumbuhan anak bahkan sampai remaja. Dengan hadirnya guru sebagai seorang teladan siswa akan menjadikannya sebagai role model dalam berperilaku. Perilaku yang dilakukan secara teus menerus dan diulang kemudian menjadi watak dalam kehidupan siswa hingga dewasa. Karena pada dasarnya anak (siswa) adalah peniru yang ulung. Jadi, peran seorang guru sangat penting dalam mendidik anak. Namun, yang menjadi permasalahan saat ini adalah bagaiamana seorang guru bisa memberikan teladan ketika interaksi di dunia nyata dibatasi dan digantikan dengan interaksi visual atau non visual lewat dunia maya?
Pembentukan karakter tidak bisa dibentuk dalam waktu yang singkat. Pembinaan karakter perlu dilakukan sejak kecil dan orang tua biologislah yang berinteraksi sejak dini. Tetapi, seringnya orang tua mempunyai kesibukan dengan pekerjaan dan kepentingan-kepentingan lainnya. Sehingga sering terlupa akan pentingnnya penanaman karakter pada anak. Hal ini yang kemudian dilimpahkan kepada guru. Karena dianggap sebagai orang tua kedua pada anak.
Sebagaimana pendapat Burhanuddin az-Zarnuji dalam kitab karanganya Taâlim al-Mutaâallim yang mengatakan di dunia ini ada dua macam orang tua yaitu orang tua yang melahirkan (orang tua biologis) dan orang tua yang mengajarkan mengenal Tuhan (Guru). Sebagai orang tua kedua pada murid, guru perlu memberikan inovasi tentang pemberian pengajaran value pada anak sebagai langkah untuk menyikapi pembelajaran via maya saat ini. Beberapa hal sederhana yang sering terlewatkan namun perlu diperhatikan dan dilaksanakan agar penanaman karakter tetap ada saat pandemi ini. Semisal, memberi apresiasi, menyisipkan nilai moral pada pelajaran, memberikan nasehat atau memberikan tugas-tugas yang membuat siswa bersinggungan langsung dengan pembangunan karakter ketika Pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Lebih dari itu tugas pembentukan karakter tak sepenuhnya menjadi peran seorang guru saja. Tetapi, peran orang tua juga penting dalam menunjang pembentukan karakter. Karena, dalam sehari, lingkungan keluarga memiliki porsi yang lebih lama dibandingkan dengan sekolah. terlebih dalam sistem daring dari rumah masing-masing. Sistem pembalajaran dari rumah perlu dukungan dari orang tua murid untuk menggantikan peran guru menjadi teladan ketika masa pembelajaran di rumah. Jadi, guru dan orang tua murid perlu menjalin kerjasama dan saling bahu-membahu untuk menyelamatakan karakter anak dalam menyikapi pendidikan di era new normal ini. karena jika bukan orang tua yang memberikan teladan saat pandemi ini siapa lagi? Wallahu âalan bi al-showab
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.