Santri Tepat Guna
Eduaksi | 2021-10-05 06:59:00Oleh : Kang Dadhe Alfatih (Ketua Umum Pemuda Dewan Daâwah)
Beberapa hari yang lalu saya mendapatkan pertanyaan dari seorang ibu yang berniat ingin menyekolahkan anaknya ke pondok pesantren. âKalau anak saya disekolahkan di pondok pesantren nanti kira-kira jadi apa ustadz yah...?â Begitulah pertanyaannya.
âAnak ibu in syaa Allah akan menjadi orang baik dan jadi orang hebatâ. Jawabku singkat.
Bagaimana tidak, santri yang mondok di pondok pesantren diajarkan adab, akhlak, ilmu agama dan ilmu-ilmu lainnya. Selain pendalaman ilmu, para santri juga mendapatkan pengalaman hidup yang sangat berharaga dalam lingkungan pondoknya karena bisa berbaur melihat keteladanan para guru dan Kyainya.
Santri itu keren, karena mereka memiliki kawan yang banyak dari berbagai daerah yang beda kultur adat, budaya, kebiasaan, hobi, keahlian dan bahkan makanan. Itulah kenapa santri hebat, karena mereka hidup dalam kawah candra dimuka yang digembleng seolah harus menjadi Arjuna untuk menyelematkan umat dan masyarakat dari gangguan para penjahat dan akhlak yang bejad, serta meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat. Maka santri yang kini jumlahnya lebih dari 5 juta orang di Indonesia menjadi sangat baik untuk di kembangkan potensinya, karena santri memiliki integritas, pengalaman dan kapasitas survival dalam membangun hidup dan kehidupan masyarakat bernegara sekalipun.
SDM santri memiliki kapasistas integritas yang bisa diandalkan untuk membangaun sumber daya insani yang berkarakter dan berakhlak mulia. Revolusi mental yang menjadi slogan bangsa Indonesia menghadapi krisis moral tidak akan pernah berhasil jika manusia-manusia yang memegang amanah tugas negara dan keumatan jauh dari ajaran agama. Korupsi dan penyalahgunaan kewenangan jabatan adalah salah satu sifat khianat yang terus menggerogoti masalah kebangsaan kita saat ini. Maka revolusi mental harus dimulai dari menjauhkan para pengkhianat dari lingkaran birokrat dan harus mulai mendekatkan orang-orang hebat dengan integritas akhlak seperti para santri alumni di pondok pesantren.
Dalam sebuah teori, masuk dan tersebarnya Islam di Indonesia dipengaruhi oleh para saudagar muslim dari India dan Arab yang berdagang di tanah nusantara. Tokoh-tokoh ulama pendiri pondok pesantren sebagaian besarnya adalah para saudagar. Mereka adalah para pebisnis handal yang sukses. Usaha berniaga merupakan jalan untuk menjadikan mereka berdikari, mandiri di atas tangan dan kekuatan sendiri dalam menghidupi semangat perjuangan tanpa harus meminta-minta. Maka salah jika masih ada orang menilai bahwa santri dan alumninya dipersepsi kuper, gaptek dan tidak gaul. Karena pondok pesantren sebagaimana ruhnya telah mengalami modernisasi yang hebat yang tidak hanya mengajarkan baca kitab dan al quran saja, tetapi juga mengajarkan santri-santrinya dengan bekal keahlian untuk membersamai umat dengan skil enterpreuneur, pengelolaan IT, pertanian, dan keahlian bekal kehidupan lainnya. Jadi santri yang pernah mondok di pondok pesantren cukup memliki kapasitas menjadi orang sukses dalam dunia enterpreuneur dan pengelolaan IT selama mereka mendapatkan peluang, arahan dan dukungan pasar maupun kebijakan. Kebagkitan santri dalam karya akan menjadi kekuatan bangsa membangun integritas dan juga kekuatan ekonomi yang sangat dahsyat apabila jejaring ekonomi produk santri didorong menjadi produk UMKM yang memenuhi pasar virtual.
Kehidupan santri di pondok pesantren sangat dekat dengan kultur budaya dan adat istiadat nusantara, karena para santri hidup heterogen berbaur dengan santri-santri lainnya dari berbagai penjuru daerah. Kehidupan yang multikultural ini menjadi modal pengalaman dan pengetahuan tentang bagaimana mengelola potensi adat dan budaya menjadi sebuah nilai dalam bingkai pariwisata. Karena saya yakin para alumni santri di pondok pesantren juga banyak yang memiliki style menjadi tour guide, manager hotel dan pariwisata, bahkan mampu untuk menjadi pendamping pemerintah sebagai duta wisata halal Indonesia. Maka lagi-lagi saya melihat ada potensi yang sangat besar dari para alumni santri pondok pesantren jika proyek Wisata Halal atau Wisata Syariah Indonesia dapat melibatkan para santri.
Pesona Indonesia bukanlah hanya dalam keindahan sumberdaya alamnya semata, pesona Indonesia adalah ketika kita mampu menampilkan keramahan budaya, adat dan agama yang rahmatan lil âalamin, pesona yang dapat memberikan kesan batin menjadi puas dan membawa citra baik negara ke seluruh dunia. Semoga santri berjaya, tepat guna dan dapat dipercaya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.