Pekerjaan Mulia Jaminan Surga
Guru Menulis | 2021-10-01 09:38:15Chapter IV
Sungguh diluar penilaianku ternyata mengajar di jenjang SD lebih sulit karena kami hanya diberikan waktu 30 menit sudah harus selesai dalam menyampaikan materi pembelajaran. Belum lagi ada beberapa orang guru yang menjadi siswa yang membuat suasana kelas menjadi ribut dan banyak siswa yang tidak terkendali karena mereka tidak memperhatikan gurunya di depan kelas. Ada yang asyik mengobrol, bermain sendiri bahkan sampai bermain lari-larian di kelas. Tapi aku berusaha semaksimal mungkin untuk mengkondisikan kelas agar lebih tertib. Waktu praktek mengajar pun habis dan kami diminta menunggu di koridor aula untuk pemberitahuan penerimaan guru di SD Islam Terpadu Ukhuwah Banjarmasin. Dengan terus berdoâa kepada Allah SWT semoga aku diterima ..aamin yaa rabbal alamiin
Banyak yang bersedih karena tidak lolos dan gagal. Sampai pada giliranku, akhirnya namaku pun dipanggil Djoko Soegiyanto, S.Pi silahkan masuk terdengar suara yang tegas memanggil dari dalam aula. Seorang pria dengan peci putih dan usianya sudah paruh baya mempersilahkan aku untuk duduk di kursi yang telah disediakan. SD Islam Terpadu jam kerjanya adalah dari pagi jam 07.30 wita sampai jam 16.35 wita, bersedia mengikuti kajian rutin, tidak merokok, dan disipilin. Itulah salah satu syarat utama untuk menjadi guru di SD Islam Terpadu Ukhuwah di Banjarmasin yang aku lamar.
Alhamdulillah akhirnya aku resmi diterima menjadi calon guru SD di SD Islam Terpadu Ukhuwah di Banjarmasin dengan masa diklat selama 3 bulan. Tepatnya 27 Oktober 2006 aku ingat betul ketika diterima bekerja disana. Apabila kinerjanya bagus maka akan langsung diterima menjadi guru di yayasan begitulah pesan H. Rusydi memberikan semangat kepada para guru yang telah lolos dan memasuki masa diklat.
Padahal saat itu aku dan keluarga kecilku masih bertempat tinggal di Banjarbaru, sedangkan tempat kerjaku ada di Banjarmasin. Jadi aku bolak balik setiap hari Banjarbaru-Banjarmasin untuk mengajar di SD Islam Terpadu Ukhuwah Banjarmasin. Kabar diterimanya aku menjadi seorang guru alhamdulillah sudah aku sampaikan kepada kedua orangtua. Namun dari raut wajah mereka terlihat kurang senang, karena mungkin di dalam pikiran mereka berapa sih gaji guru? Apakah mampu mencukupi keperluan hidup kami sehari-hari?. Namun aku tidak mau berkecil hati, yakinlah dimana ada kemauan insha Allah disana ada jalan. Alhamdulillah istriku juga seorang yang sholehah, tidak banyak menuntut, apapun pekerjaan ayah yang penting halal insha Allah berkah pesan dia memberikan semangat dan menguatkanku.
Tanpa terasa waktu tiga bulan pun terlewati dengan baik, setelah masa diklat tersebut kami pun dipanggil kembali ke ruang yayasan satu persatu. Di wawancarai kembali untuk terakhir kali apakah benar-benar ingin bekerja menjadi seorang guru?. Pengurus yayasan juga selama tiga bulan telah melakukan penilaian kinerja misalnya tentang kedisiplinan datang dan pulang guru, aktif atau tidak mengikuti kajian, bagaimana mengelola kelas dengan baik serta hal lainnya yang dianggap penting oleh yayasan dalam mencari seorang guru. Termasuk juga tidak diperkenankan menggunakan narkoba serta merokok baik di lingkungan sekolah maupun di rumah. Masya Allah ...
To be continued ....
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.