Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Djoko Soegiyanto, S.Pi, S.Pd, M.Pd.I

Bermanfaat Bagi Sesama (Refleksi Diri)

Guru Menulis | 2023-01-19 08:25:50

Sebagai manusia tentunya kita tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Karena pada dasarnya manusia itu adalah makhluk sosial yang selalu memerlukan interaksi dengan orang lain. Interaksi tersebut dilakukan baik di lingkungan tempat kita tinggal maupun interaksi dimana kita berkerja dan bermasyarakat. Menjadi seorang yang mampu memberikan manfaat tentunya bukan hal yang mudah karena berkaitan dengan mindset dan pola pikir seseorang yang berbeda-beda. Karena karakter seseorang berbeda-beda dalam menyikapi suatu permasalahan yang mereka hadapi.

Ketika kita bekerja tentunya memerlukan apresiasi dan penghargaan agar apa yang kita lakukan bisa memberikan dampak dan pengaruh yang positip bagi rekan kerja lainnya. Sebenarnya banyak cara dan metode yang dilakukan oleh sebuah lembaga untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya agar menjadi karyawan yang berkualitas dan mumpuni di bidangnya. Karena dengan apresiasi dan penghargaan tersebut akan memberikan motivasi positip bagi karyawan agar mampu memberikan yang terbaik bagi lembaga tersebut. Karena secara fundamental manusia itu senang diberikan pujian dan penghargaan karena dengan dua hal terebut diharapkan memberikan motivasi serta perbaikan kualitas kinerja karyawan tersebut agar semakin lebih baik di masa yang akan datang.

Namun seiring dengan perjalanan waktu sebagai pribadi muslim yang baik tentunya hal tersebut harus senantiasa diperbaharui dan diluruskan. Artinya segala sesuatu tersebut sesungguhnya tergantung dari niat yang akan kita lakukan. Misalnya ketika berangkat bekerja, kita sudah melakukan persiapan dan perencanaan yang matang dalam mengajar, namun apabila niat kita sebagai seorang guru (baca:pendidk) hanya untuk mengajar dan mentranfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik kita maka tentunya hasilnya akan sangat berbeda ketika kita berniat ibadah dan mendidik peserta didik kita tidak hanya cerdas secara kognitif namun yang paling penting memiliki adab dan perilaku yang terpuji tentunya hal itu akan menjadi sesuatu yang luar biasa.

Niat awal tentunya harus senantiasa kita perbaharui karena pada dasarnya manusia merupakan makhluk yang banyak melakukan kesalahan dan kekhilafan serta selalu ingin dipuji. Karena dengan keistiqomahan dalam memperbaharui niat kita sebagai guru (baca:pendidik) tentunya akan sangat membantu kita menjadi seorang guru (baca:pendidik) dengan kepribadian yang lebih baik. Memahami esensi dasar mengapa kita menjadi seorang guru (baca:pendidik) tentunya akan sangat membantu kita menjadi seorang guru yang profesional dan kompeten di bidangnya.

Guru profesional tentunya tidak hanya mengejar ketuntasan belajar agar siswanya menjadi siswa yang cerdas secara kognitif, namun guru juga mempersiapkan peserta didik tersebut agar memiliki daya nalar yang kritis, siap menghadapi tantangan apabila ada sebuah kondisi yang tidak sesuai dengan keinginan peserta didik bagaimana mereka bersikap dan menghadapi kondisi tersebut. Selain itu nilai pentingnya adalah selain peserta didik memiliki ketuntasan belajar secara kognitif, mereka juga memiliki adab dan perilaku yang terpuji. Karena pada dasarnya menjadi seorang guru (baca:pendidik) merupakan sebauah profesi yang membanggakan karena kita adalah pewaris para nabi. Dimana kita memiliki tanggung jawab moral agar peserta didik kita menjadi lulusan yang berakhlak, berprestasi, mandiri dan berwawasan lingkungan.

Untuk semua rekan guru (baca:pendidik) berbahagialah karena apabila kita selalu meniatkan dengan niat mendapatkan keridhoan dari Allah swt dalam mendidik peserta didik kita maka akan ada potensi pahala jariyah yang sangat besar yang akan kita dapatkan di akhirat kelak berkat kasih sayang dari Allah swt. Semoga bermanfaat ....

Wallahua'alam bisshowab

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image