Di Atas Langit Masih Ada Langit
Guru Menulis | 2022-05-27 09:22:07Terkadang hati manusia tertutupi oleh sifat takabur atau sombong yang sebenarnya justru dapat menghancurkan dirinya sendiri. Takabur adalah sikap mental dan perbuatan yang merasa dirinya lebih besar, lebih tinggi, lebih pandai, atau lebih segalanya dan memandang orang lain lebih rendah. Seseorang yang memiliki sikap dan perbuatan takabur atau sombong adalah mutakabbir.
Di kala kita senang atau bersuka cita tanpa disadari secara emosional kita mengekspresikannya secara berlebihan hingga diri kita terjerumus pada sikap takabur. Ekspresi tersebut bisa muncul melalui lisan, tulisan maupun gestur tubuh.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata gestur adalah bahasa tubuh (gerak anggota tubuh) yang biasanya memiliki makna tersendiri. Sedangkan dalam Wikipedia, bhasa tubuh adalah komunikasi pesan nonverbal. Lebih jelasnya bahasa tubuh merupakan proses pertukaran pikiran dan gagasan di mana pesan yang disampaikan dapat berupa isyarat, ekspresi wajah, pandangan mata, sentuhan, artifak, diam, waktu, suara, serta postur dan gerakan tubuh.
Seharusnya kita bisa mengambil hikmah serta pelajaran dari apa yang ada disekeliling kita. Contoh sederhana, tanaman padi yang telah matang dan besar sekali manfaatnya yaitu sebagai makanan pokok manusia di beberapa belahan negara, maka posisinya akan lebih merunduk.
Ya, di atas langit masih ada langit. Jika kita pandai, tentu masih banyak orang yang lebih pandai serta berilmu tinggi daripada kita. Sesungguhnya yang pantas menggunakan jubah kesombongan hanyalah Allah SWT pencipta alam semesta. Ilmu serta harta benda yang kita miliki hanyalah titipan dari-Nya yang kelak akan dimintai pertanggung jawaban.
Gunakanlah ilmu dan harta kita dijalan kebaikan serta untuk berbagi dengan sesama agar dapat membawa manfaat juga keberkahan. Tentunya semua itu didasari dengan rasa tulus ikhlas karena Allah Ta'ala. Jauhkan hati dan pikiran kita dari sifat sombong atau takabur. Semoga bermanfaat.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.