Kompetensi Guru di Masa Pandemi dipertanyakan, Inilah Jawabannya!
Guru Menulis | 2021-09-29 09:28:42Masa covid-19 memang sudah mengalami penurunan. Apakah ini pertanda pembelajaran akan kembali normal seperti biasanya ?. Pertanyaan ini mungkin menjadi benak di setiap para guru dalam menghadapinya. Hati gelisah menatap masa depan siswa di masa pandemi ini cukup menyita perhatian dunia, khususnya di Indonesia. Salah satu fakta yang terkuak adalah banyaknya siswa TK, SD, SMP maupun SMA di beberapa kota besar kian mengarah ke tindakan yang tidak jelas tujuannya. Tidak adanya pengawasan dari orang tua di rumah membuat mereka semakin merajalela dalam melakukan kegiatan yang tak jelas arah dan tujuannya. Lalu, kompetensi seorang guru akankah mampu menjawabnya ?
Guru adalah orang yang âdigugu dan ditiruâ dimana selalu menjadi salah satu perhatian publik di dunia pendidikan. Globalisasi saat ini telah mendorong para guru untuk selalu merubah cara mengajar bahkan dibutuhkan sebuah fleksibelitas dalam menaklukkan karakter siswa di masa pandemi saat ini. Banyaknya perubahan yang fundamental pada karakter dan kepribadian siswa setelah lama belajar dari rumah (School From Home) membuat para guru harus berbuat sesuatu yang lain daripada yang lain. Salah satu contoh dari seorang guru yang bernama Pak Asrori. Beliau adalah seorang guru di jenjang SMP dimana pernah menjadi guru bagi anak-anak BMI (Buruh Migran Indonesia) di perbatasan negara selama lima tahun yang pernah diliput oleh beberapa media berita online. Selain itu, dia pun pernah mengajar di sekolah swasta di Kota Surabaya dengan kapasitas jumlah siswa sedikit dan memiliki karakter yang cukup sulit ditaklukkan. Dia adalah sosok yang pantang menyerah mendidik siswa tanpa paksaan sehingga bisa meluluskan siswanya saat ini ada yang menjadi siswa berprestasi nasional dan mahasiswa berprestasi.
Tak hanya Pak Asrori seorang, para guru di seluruh Indonesia juga dituntut secara aturan pemerintah melalui kebijakan dari Kemdikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) RI melalui sosialisasi-sosialisasi secara virtual. Kebijakan ini meminta para guru harus memperbaiki kompetensi yang dimiliki untuk di upgrade levelnya. Melihat kondisi yang memprihatinkan ini, tentunya membuat para guru juga harus extra for energy dalam mengembalikan keadaan dan iklim semangat belajar siswa. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang guru adalah kemampuan dalam mengelola IT / Information Technology. Banyaknya aplikasi yang bisa dimanfaatkan sebagai media solutif dalam menjaga keberlangsungan siswa dalam belajar meskipun di masa pandemi.
Guru dapat memanfaatkan media pembelajaran dari skala sederhana hingga skala kualitas tinggi. Salah satunya adalah pemanfaatan Canva for Education terintegrasi ke Power Point sebagai media yang menyenangkan karena didukung desain-desain yang berwarna. Tentunya dalam mengelola media ini membutuhkan seperti pelatihan maupun training untuk para guru agar mudah menyenangkan hati murid. Kompetensi Canva for Education ini bisa disandingkan dengan aplikasi Power Point maupun Quizizz Online sehingga bisa dimanfaatkan untuk memudahkan pemahaman siswa terhadap materi secara jarak jauh (daring). Canva for Education ini terdiri dari banyak template serta desain-desain yang menarik bagi siswa. Media ini hampir mirip dengan Power Point yakni sama sama sebagai media presentasi bagi guru dalam menyampaikan poin-poin utama materi pelajaran.
Memang terkesan agak sulit mewujudkan tantangan ini, karena tidak semua guru di seluruh Indonesia bisa menjawab tantangan kompetensi yang diberikan. Banyak faktor yang bisa menjadi ganjalan seorang guru seperti ini. Diantaranya, faktor geografis di suatu daerah terpencil, gaji rendah sehingga belum mampu membeli sebuah laptop sebagai saran teknologi dalam menjalankan perannya di era serba digital. Ini akan jadi PR bagi pemerintah, dinas pendidikan maupun lembaga-lembaga swadaya untuk membantu para guru bisa belajar meng-upgrade diri. Akankah terwujud seluruhnya ? kita akan terus melakukan yang terbaik bagi bangsa ini. Karena sebuah bangsa akan diakui keberadaan dan kualitasnya, jika pendidikan bagi guru untuk mengelola kemampuan mengajar, mendidik, menginspirasi dan menggerakkan para siswa menjadi generasi emas 2045 mendatang. Semoga para guru di negeri ini bisa terus belajar dan belajar demi kesuksesan diri bahkan kualitas bangsa kita. Terbaiklah para guru, pahlawan tanpa tanda jasa bagi negeri ini.
Cara efektif memanfaatkan Canva for Education sendiri adalah sering bertanya kepada guru yang lebih berpengalaman di bidang IT atau ikuti program pelatihan yang diadakan oleh sekolah atau lembaga swasta bidang pendidikan. Informasi itu bisa didapat di beranda-beranda media sosial. Kompetensi guru perlu ditingkatkan performanya, itulah sering terdengar bahwasanya skill seorang guru di era seperti ini sangatlah dipentingkan. Hal ini harus ditingkatkan mengingat bahwa para siswa pun sudah dilanda iklim IT beberapa waktu ini. Ketika seorang guru tidak mampu mengelola IT bahkan tidak bisa membuat media, maka tinggal menunggu waktu bahwa para siswa tidak akan menghargai kita sebagai panutan yang mau meng-upgrade diri. Tetapi, walaupun kompetensi guru ditantang saat ini, pedoman hidup dalam sikap sopan santun, memberikan bekal kepribadian atau figur pun masih tidak bisa digantikan oleh teknologi. Sekali lagi, pendidikan mental siswa itu tidak bisa diganti oleh teknologi apapun.
Jadi proses upgrade diri seorang guru tidak hanya ditentukan dari kemampuan, tetapi juga kemauan diri dalam berbuat lebih baik serta mampu merubah pola kinerja profesi seorang guru. Para siswa tetap menjadi generasi jaminan kualitas bangsa, dan hal itu berada di tangan para guru masa kini. Tidak peduli itu guru senior maupun masih fresh graduate, mereka harus bisa menjawab tantangan yang diberikan oleh situasi sekarang. Tinggal mau atau tidak untuk merubah segala kemampuan dari zero menuju hero for students.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.