Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Amanda Sukira Nurdin

PTM: hope for a better education after pandemic

Lomba | Saturday, 25 Sep 2021, 21:05 WIB

Pandemi adalah hal yang belakangan selalu menjadi topik pembicaraan dalam setiap waktu, setiap tempat dan semua hal yang menjadi aktivitas manusia. Setiap hari semua berita membahas tentang covid-19. Berita yg sepertinya sudah menjadi hal yg wajib untuk ditayangkan setiap harinya. Tentang bagaimana penanganan covid yang dilakukan, tentang jumlah kasus, jumlah kematian yang bertambah setiap harinya dan berita lainnya yg menyangkut tentang covid-19 .

pandemi yang awal mulanya muncul di Wuhan Cina dilansir dari Bloomberg (3/4/2020) menurut sebuah makalah yang diterbitkan 24 Januari dalam jurnal medis the lancet. pasien covid pertama yang diketahui di Wuhan mulai mengalami gejala pada tanggal 1 Desember 2019 kemudian di bulan berikutnya sudah menyebar di berbagai negara dan juga diIndonesia karena penyebarannya yang begitu cepat dan sulit untuk dikendalikan.

Lantas apa yg terjadi setelahnya?

Kalian sudah pasti tahu dan tentu merasakannya sampai sekarang. Jumlah kasus covid saat tulisan ini dibuat mencapai 4.195.958 kasus yang terkonfirmasi. Melihat jumlah kasus yang bertambah dalam kurung waktu yg singkat dengan jumlah yg besar setiap harinya membuat pemerintah melakukan berbagai kebijakan untuk mengurangi jumlah kasus covid-19 dan juga jumlah kematian yang ditimbulkan. Kebijakan yg dilakukan diantaranya PSBB hingga PPKM yang dilakukan secara bertahap. Dengan kebijakan ini tentu saja menimbulkan dampak bagi berbagai bidang tak terkecuali dibidang pendidikan.

Siklus kebijakan pemerintah dalam menangani covid-19 di bidang pendidikan dimulai dengan diterapkannya pembelajaran jarak jauh. Kegiatan belajar mengajar yang biasanya dilakukan di dalam satu ruangan yang sama, satu bangunan yang sama dan waktu yang sama harus dilakukan secara online. Pada awalnya beberapa siswa atau pelajar memang menyukainya, namun seiring dengan berjalannya waktu kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara online tak lagi menyenangkan seperti saat pertama kali diterapkan.

Mengapa demikian?

Karena pada dasarnya semua hal pastinya akan menimbulkan hal positif dan negatif. Sementara hal positif yg dirasakan hanya dapat diterima diawal penerapannya saja. Semakin hari dampak negatif yg ditimbulkan semakin menonjol. Mulai dari keterbatasan teknologi, terkendala oleh jaringan yang dapat menyebabkan kegiatan belajar mengajar tidak dapat berlangsung secara optimal dan pastinya hal ini menjadi masalah yang sangat rumit untuk beberapa daerah yg sulit menjangkau akses internet terutama untuk daerah 3T.

Bukan hanya dampak negatif yg umum tersebut yg selalu menjadi keluh kesah para pelajar. Namun terdapat beberapa dampak negatif lainnya seperti ancaman putus sekolah karena perekonomian yang menurun saat pandemi bahkan tak jarang seorang anak beralih menjadi seorang pekerja untuk membantu perekonomian keluarganya. Proses pembelajaran yang dilakukan secara online yang berkepanjangan juga membuat seorang anak mengalami kendala dalam tumbuh kembang mereka. Hal ini dikarenakan perbedaan kualitas akses pembelajaran seorang anak karena perekonomian keluarga setiap anak yg berbeda yang dapat menyebabkan kesenjangan capaian belajar dari setiap anak. Bahkan psikologi seorang anak juga akan terganggu. Seorang anak yg pada dasarnya selalu aktif dalam setiap aktivitas mereka namun karena proses pembelajaran yang dilakukan secara online membuat interaksi sosial antara seorang anak dengan temannya dan gurunya akan sangat terbatas sehingga akan menimbulkan ketidaknyamanan pada diri seorang anak juga proses penyesuaian seorang anak terhadap pembelajaran yang cukup sulit sehingga dapat menyebabkan stres pada anak.

Selama kegiatan PJJ diterapkan menjadikan ruang gerak peserta didik semakin terbatas dan bahkan kebanyakan kegiatan disekolah menjadi terhenti atau tidak seaktif seperti saat PTM dilaksanakan. Dimulai dari diminimalisirnya kegiatan organisasi, kegiatan lomba, dan juga kegiatan lain yg melibatian banyak orang. Walaupun samua hal tersebut dapat dilakukan secara online, namun pasti tidak dapat seefektif saat dilakukan secara offline.

Ada banyak sekali keluhan yg dialami oleh para pelajar, hal yg seringkali dikeluhkan adalah tentang pemberian tugas yg terkadang sangat bertumpuk-tumpuk dengan ketentuan jarak deadline pengumpulan yg berhimpitan. Para pelajar dihantui dengan deadline pengumpulan tugas, dan juga jadwal pembelajaran yg kadang tidak teratur, terlebih bagi para mahasiswa.

Hal ini membuat para pelajar sangat menantikan PTM dapat segera direalisasikan. Menanti akan banyaknya hal yg dapat mereka lakukan saat PTM dapat segera mereka rasakan kembali terutama bagi saya sendiri sebagai seorang mahasiwa. Merencanakan berbagai hal yg akan dilakukan dan diterapkan. Keinginan untuk menjadi lebih produktif dari sebelumnya, dan belajar dengan lebih semangat.

Ketika harapan agar kegiatan pembelajaran tatap muka benar-benar terjadi pastinya akan banyak hal yang berubah yang dilakukan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru lagi. Pasti akan sangat menyenangkan jika hal yang sudah lama diinginkan benar-benar terjadi dan pandemi telah pergi. Beberapa hal yg akan berubah salah satunya adalah para pelaku pendidikan baik itu pendidik maupun peserta didik pastinya akan lebih menghargai apa yang saat itu ia alami. Peserta didik atau pendidik akan lebih menikmati aktivitas yang sudah lama mereka tidak lakukan. Yang pertama seperti kegiatan upacara bendera yang biasanya menjadi hal yang hal yang dihindari karena terik matahari namun karena upacara bendera itu pertama kali lagi mereka rasakan, mereka pasti akan lebih menghargai momen tersebut. Terlebih lagi rasa menghargai momen saat bersama dengan teman-teman yang sudah lama tidak dilakukan. Yang kedua, karena terlalu lama melakukan berbagai aktivitas dirumah menjadikan sebagian peserta didik kesulitan untuk menjadi lebih produktif karena beberapa keterbatasan. Sehingga pada saat ruang gerak mereka tidak lagi dibatasi mereka akan memiliki semangat yang lebih untuk lebih produktif lagi seperti mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan berbagai lomba.

Maka semua itu hanya akan benar benar terjadi saat pandemi telah pergi. Namun, selama pandemi itu ada kita bisa saja untuk berusaha melawannya. Dengan mematuhi protokol kesehatan, menjaga kebersihan, mengikuti program vaksinasi dan berbagai ketentuan dan upaya lainnya dalam melawan pandemi. Sehingga kegiatan PTM dapat tetap dilaksanakan walaupun pandemi itu masih ada. Dengan harapan pandemi itu benar benar menghilang seiring dengan semua upaya yg dilakukan. Hal ini tentunya membutuhkan kesadaran dari masing-masing individu yg saling merangkul untuk melawan pandemi. Bukan hanya sekedar mengandalkan para medis yg berada digarda terdepan untuk melindungi pasien, namun peran setiap individu untuk melawan dan mencegah sangat di perlukan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image