Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hidayatulloh

Pria Muslim: Memilih Lokasi Kampus di Hongaria Demi Shalat Jumat

Gaya Hidup | Sunday, 22 May 2022, 13:55 WIB

Beasiswa Stipendium Hungaricum dari Pemerintah Hongaria membuka peluang seratus mahasiswa tiap tahun bagi warga negara Indonesia dengan kuota tingkat doktoral yang paling banyak yakni 50 pelajar. Peluang ini adalah kesempatan berharga bagi penuntut ilmu yang ingin menikmati lingkungan akademik terbaik di Eropa Tengah dengan segala keunggulan dan tantangannya. Apalagi mayoritas kampus Hongaria menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar studi untuk mahasiswa asing. Tak perlu pusing habis tenaga waktu pikiran mempelajari bahasa baru yang sulit. Faktanya bahasa Inggris, hingga saat ini, masih menjadi bahasa utama dalam ilmu pengetahuan dan pergaulan internasional.

Bagi seorang muslim, keputusan tempat studi di luar negeri perlu mempertimbangkan bagaimana cara agar tetap dapat melaksanakan aktifitas ibadah wajib selama masa belajar yang cukup lama. Rata-rata dua tahun bagi magister dan empat tahun bagi doktoral. Ketika memilih luar negeri, khususnya Eropa sebagai destinasi belajar, Anda perlu memperhatikan negara dan kota yang dituju apakah memiliki populasi penganut agama Islam yang cukup banyak dan bagaimana aktifitas keagamaan dapat dilaksanakan sehari-hari.

Hongaria adalah negara dengan penduduk yang mayoritas beragama Kristen. Jumlah pemeluk agama Islam sangat sedikit. Meskipun demikian, setiap muslim, warga lokal dan asing, dapat menjalankan keyakinan agamanya dengan aman dan nyaman dengan adanya undang-undang kebebasan beragama. Namun, tidak semua kota memiliki masjid atau pusat kegiatan Islam. Oleh sebab itu, ketika Anda ingin melamar beasiswa Stipendium Hungaricum perlu memperhatikan kota dimana Anda akan tinggal di Hongaria.

Sebagai pusat pemerintahan, Budapest adalah kota terpadat dengan penduduk hampir dua juta jiwa. Lazimnya sebagai ibukota, kota ini dipenuhi warga yang multikultural karena, wajar, semua perwakilan diplomatik negara asing dan diaspora dengan kegiatan bisnis bermukim disini. Ditambah lagi kota ini memiliki banyak kampus yang menjadi pilihan mahasiswa internasional dari berbagai negara. Alhasil jumlah populasi penganut agama Islam, baik warga tempatan maupun mancanegara, adalah paling banyak di Hongaria jika dibandingkan dengan kota lainnya.

Budapest Mosque adalah masjid terbesar di Hongaria yang berlokasi di Fehérvári út 41. Masjid yang dikelola oleh organisasi muslim Hongaria ini memiliki gedung tiga lantai dengan kapasitas 500 jamaah tiap shalat Jumat. Selain itu ada Masjid al-Huda yang lebih kecil berlokasi di Dobozi utca 1. Selain kedua masjid tersebut, ada komunitas muslim lain yang menyelenggarakan shalat Jumat dan kegiataan keagamaan di Budapest.

Di luar ibukota, kota Szeged di selatan Hongaria memiliki masjid yang berlokasi di Tisza Lajos krt. 93 sebagai pusat kegiatan peribadatan, khususnya shalat Jumat. Kota Miskolc yang berada di utara Hongaria memiliki masjid di Huba utca sebagai pusat aktivitas keislaman dan peribadatan. Selain kedua kota tersebut, berdasarkan informasi yang saya miliki, kawan-kawan mahasiswa muslim di kota Debrecen dan Pécs melaksanakan shalat Jumat di gedung pusat olahraga milik kampus karena belum ada gedung permanen sebagai masjid. Selain kota Budapest, Szeged, Miskolc, Debrecen dan Pécs, saya belum mendapatkan informasi apakah kawan-kawan muslim memiliki tempat pelaksanaan shalat Jumat di kota lainnya. Sebagai informasi, Hongaria memiliki 19 county (semacam kabupaten) yang tiap county memiliki kota administrasi. Lima kota terbesar Hongaria secara berurutan adalah Budapest, Debrecen, Szeged, Miskolc dan Pécs.

Bagi Anda calon pelamar beasiswa Stipendium Hungaricum dan pria muslim yang ingin tetap melaksanakan kewajiban shalat Jumat selama studi, silakan pertimbangkan untuk memilih kampus yang terletak di lima kota terbesar Hongaria. Sebenarnnya negara ini tidak terlalu luas, misalnya Anda diterima oleh kampus yang tidak memiliki masjid atau tidak ada pelaksanaan shalat Jumat, Anda dapat menggunakan bus atau kereta untuk mendatangi tempat shalat terdekat di kota lain. Tetapi, lokasi tempat tinggal yang lebih dekat dengan masjid tentu lebih memberikan rasa nyaman beribadah.

Mungkin Anda berpikir kewajiban shalat Jumat dapat gugur selama masa studi karena alasan tidak adanya pelaksanaan shalat Jumat di kota tempat tinggal Anda. Faktanya Islam adalah agama yang memudahkan pemeluknya dan menghindari kesulitan. Namun, perlu dipikirkan lagi apakah Anda sebagai pria muslim rela meninggalkan shalat Jumat bertahun-tahun selama masa studi di luar negeri? Selama ada opsi studi luar negeri di tempat yang ada masjid, apakah itu tidak diperjuangkan?

Hidayatulloh adalah mahasiswa doktoral Universitas Miskolc dan penerima beasiswa Stipendium Hungaricum tahun 2021

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image