
Dalam perjalanan
Antara dua kota
kutitip penat di rumah Allah
sejenak buliran peluh
berhenti mengalir deras
dari sekucur tubuh yang lelah
kutemukan mutiara majelis
berseragam biru tua
melangkah bersama
mencari jejak
menuju rido Ilahi
huruf demi huruf
dibaca walau kadang tersendat
penuh semangat membara
walau umur sudah di garis batas
dengan membara
bergandengan tangan
membantuk barisan kokoh
mengejar kebajikan
walau di akhir masa
karena
kata terlambat janganlah pernah ada
buat pencari rida Ilahi
