Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image aldi bintang

Peta Jalan Berdampingan Hidup dengan Pandemi

Lomba | 2021-09-25 14:12:55
Sumber: Republika.co.id

Sudah hampir dua tahun kita berjibaku melawan ganasnya Covid-19. Pandemi yang tak pernah berhenti merebak, telah menginfeksi ratusan juta manusia dari berbagai penjuru dunia. Melansir Worldometers, sampai Sabtu (25/09/2021), total kasus Covid-19 di seluruh dunia terkonfirmasi lebih dari 231 juta kasus. Sebanyak 208 juta pasien telah sembuh, dan sekitar 4.751.607 orang meninggal dunia.

Sedangkan di Indonesia, total yang terinfeksi sebanyak 4 juta lebih dan angka kematian sebanyak 141,258 korban jiwa. Bahkan, pada juli lalu Indonesia sempat mendapat rekor dengan angka kematian tertinggi. Tak hanya korban jiwa, pandemi juga telah menggempur berbagai sektor kehidupan seperti pendidikan, ekonomi, dan sosial.

Kini, setelah pemerintah mengeluarkan kebijakan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan melakukan vaksinasi, terbukti telah menekan laju penyebaran dan mengurangi angka kematian. Meskipun demikian, kewaspadaan harus tetap menjadi faktor utama. Karena, virus adalah makhluk dengan spesifikasi tertentu, yang juga mempunyai mekanisme bermutasi untuk mempertahankan hidup. Hal ini dapat kita ketahui dengan munculnya beberapa varian baru.

Mengutip dari Republika.co, pemerintah harus waspada dengan munculnya tiga varian baru yang muncul yakni lambda, mu, dan C.1.2. Varian lambda dan mu muncul atau ditemukan di Amerika selatan. Kedua varian baru ini memiliki kemampuan untuk menghindari sistem imunitas atau sistem kekebalan tubuh sehingga efektifitas vaksin yang diberikan menurun.

Sedangkan, varian C.1.2. bermunculan di Afrika Selatan. Varian ini memiliki kesamaan dengan dua varian di atas, dapat menghindari sistem kerja imunitas. Dengan begitu, upaya pencegahan harus dilakukan. Pintu-pintu masuk yang berpotensi menyeberkan virus harus diperketat.

Menggenjot Vaksinasi

Tren penyebaran Covid-19 memang saat ini tengah menurun. terlihat dari angka positivity rate yang berada di bawah 2%. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat bahwa positivity rate harian Covid-19 per mencapai 1,48%. Angka ini di bawah standar yang ditetapkan World Health Organization (WHO) yakni di bawah 5%. Tentu, dengan data yang disajikan tersebut kita merasa senang. Akan tetapi, selanjutnya adalah bagaimana agar tren penurunan ini bertahan atau bahkan bisa menurun ke level aman.

Maka dari itu, cara yang meski dilakukan pemerintah dan juga semua elemen bangsa adalah mengkampanyekan dan menggenjot vaksinasi massal kepada seluruh masyarakat Indonesia. Memperbanyak pemeriksaan spesimen, meningkatkan jumlah pelacakan, dan mengakkan ketaatan protokol kesehatan. Faktor-faktor tersebut adalah kunci untuk kita dapat bertahan dari pandemi Covid-19.

Mengutip data Kementrian Kesehatan, vaksinasi nasional per tanggal 25 september 2021 sebanyak 85,015,837 (40.82%) untuk vaksinasi dosis satu. Sedangkan untuk vaksinasi dosis dua berjumlah 47,776,434 (22.94%). Meskipun belum mencapai sasaran, upaya vaksinasi harus terus didorong sampai mencapai target akhir. Sehingga, kekebalan nasional dapat tercapai.

Apabila kita melihat negara-negara benua biru, dapat kita temui beberapa negara yang telah berhasil mengendalikan laju penyebaran Covid-19 dan mencapai kekebalan. Seperti Islandia dan Selandia Baru misalnya, kedua negara tersebut didaulat sebagai salah satu negara yang paling berhasil di dunia dalam mengendalikan pandemi Covid-19. Tentu, upaya-upaya yang dilakukan kedua negara tersebut haruslah menjadi role model untuk negara dengan kasus yang saat ini masih cukup tinggi. Tak terkecuali Indonesia, langkah-langkah strategis tersebut harus segera dirumuskan dan dibuat peta jalan untuk bisa berdampingan dengan Covid-19.

Membangun Solidaritas

Pandemi Covid-19 adalah bencana kemanusiaan terbesar di abad ini. Tentu, sudah menjadi keharusan masyarakat global dalam menghadapi musibah yang merenggut jutaan korban tersebut dengan membangun solidaritas. Mengingat, solidaritas adalah kemampuan yang dimiliki semua individu bahkan kelompok dalam menanggulangi berbagai bencana global untuk mencapai kebaikan bersama.

Berbagai sektor yang terdampak telah mengakibatkan kemiskinan, putus pendidikan, pengangguran, dan berbagai permasalahan sosial lainnya. Tak terkecuali di negara Indonesia, dampak akibat Covid-19 mengakibatkan kesejahteraan masyarakat menurun.

Dalam hal inilah kemudian kepekaan sosial harus kembali direvitalisasi dan dikristalisasai sehingga kepedulian untuk memberi dan berbagi terhadap sesama terwujud secara masif. Hal tersebut adalah roh yang dimiliki bangsa ini dan tersimpan sebagai memori kolektif dalam menyelasaikan berbagai musibah.

Kini, sudah saatnya semua elemen bangsa merumuskan strategi untuk bangkit dari berbagai keterpurukan akibat pandemi. Meskipun tidak mudah dan menempuh jalan terjal, namun rasa optimisme harus senantiasa tumbuh. Apabila musibah ini dihadapi dengan perencanaan yang strategis dan optimal, maka akan memberikan dampak yang baik terhadap kehidupan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image