MUHAMMAD ADRIAN ALRIZQI
Pengen Ngopii
Lomba | Friday, 24 Sep 2021, 17:18 WIB
Sudah 18 bulan berlalu, seluruh dunia masih bergelut dengan COVID19. Kebijakan-kebijakan digadangkan, program-program pencegahan di lakukan, protokol kesehatan ditekankan dan vaksin pun telah dicanangkan, namun tetap saja, virus mematikan itu masih sulit untuk ditaklukan.
Kita dipaksa oleh keadaan, banyak tantangan muncul dan sebagai makhluk yang cerdas kita dituntut cepat untuk menyesuaikan. Tentu banyak sekali perubahan-perubahan di berbagai aspek berkehidupan. Disamping ekonomi yang terpuruk, ada dampak jauh lebih fatal yang disebabkan oleh pandemi yang mungkin sebagian besar orang tidak menyadarinya.
NGOPI TERGANGGU, SILATURAHMI PUN TERGANGGU
Sekolah ditutup, jalanan ditutup dan yang lebih parahnya lagi, banyak tempat ngopi yang ditutup. Sebelum pandemi menyerang, budaya ngopi/nongkrong di cafe merupakan suatu hal yang digemari orang. Berbagai kalangan dan kaula menyukai berbincang-bincang dengan kerabat/teman-temannya sambil ngopi dengan santai. Dengan ngobrol sambil ngopi, kita akan menjadi semakin dekat satu sama lain.
Ngopi adalah penghapus jarak diantara kita. Suasana hangat dari ngopi akan âmenyihirâ kita untuk menjadi lebih dekat walau dengan orang-orang baru sekalipun. Ngopi menciptakan semesta kecil diantara kita. Meneguk kopi dan bercakap-cakap tentang berbagai isu yang tengah terjadi, merupakan sarana komunikasi yang asik. dengan ngopi segalanya terasa lebih baik.
ANDAI PANDEMI PERGI, KUINGIN NGOPI LAGI
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
