Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Slamet Samsoerizal

Mendramakan Covid 19 lewat PJJ

Guru Menulis | 2022-05-19 07:41:33

Salah satu dampak Covid 19 bagi pendidikan adalah pemberlakuan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Bagi pendidik dan peserta didik, kondisi ini membawa hikmah tersendiri. Hikmah yang dapat dirasakan adalah adanya hal baru: pembelajaran yang biasanya dilaksanakan di kelas secara tamu (tatap muka), kini dilaksanakan secara non-tamu (non-tatap muka).

Sumber foto: dokumen SS-Darindo

Konsekuensinya adalah terjadinya “konflik” bagi pendidik maupun peserta didik. Persoalan yang mengemuka antara lain: keduanya tidak terbiasa dengan PJJ. Apalagi bila dikaitkan dengan pengaitan teknologi dengan pembelajaran semisal penggunaan gawai atau ponsel (telepon seluler). Akan tetapi, apa pun PJJ harus dilaksanakan seiring Pandemi Covid 19.

Tulisan berikut akan memaparkan praktik baik yang dilakukan di kelas VIII semester genap SMP. Dalam hal ini kami mencoba mengadaptasi konsep Blended Learning dalam pembelajaran dengan materi tentang Teks Drama.

Tamu Non-tamu

Hakikat dari Blended Learning menurut Samsoerizal (2020) adalah perpaduan antara pembelajaran face-to-face atau tatap muka (tamu) dengan non-tatap muka (non-tamu). Tamu non-tamu dalam hal ini lebih ditekankan pada penggunaan digital tools berupa ponsel dengan memanfaatkan semisal WhatsApp (WA).

Mengapa WA? Berdasarkan amatan, aplikasi WA sedemikian akrab di kalangan siswa. WA sering digunakan dalam komunikasi antarsiswa selama ini. Oleh sebab itu, pilihan memanfaatkan WA merupakan hal yang beralasan. Perlu pula diketahui, di sekolah kami tiap kelas memiliki grup WA.

Grup WA tersebut selalu digunakan oleh para wali kelas dan guru mata pelajaran. Bagi wali kelas, grup WA dapat dimanfaatkan sebagai pemantauan ketika peserta didik tidak hadir di sekolah. Bagi guru mata pelajaran, dapat pula digunakan sebagai ajang untuk memberikan informasi berupa tugas kepada peserta didik.

Mendramakan Covid 19 lewat PJJ

Materi Teks Drama diberikan pada kelas VIII semester genap. Kompetensi Dasar yang dicantumkan sesuai Permendikbud no. 37 tahun 2018 adalah: “ 3.16 Menelaah karakteristik unsur dan kaidah kebahasaan dalam teks drama yang berbentuk naskah atau pentas; dan 4.16 Menyajikan drama dalam bentuk pentas atau naskah.”

Sebagaimana diketahui, tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di SMP adalah agar peserta didik trampil berbahasa Indonesia secara lisan dan tulisan. Selain itu, pembelajaran berbasis teks di SMP hendaknya dipahami pula sebagai pembelajaran bahasa secara holistik. Artinya, teks tidak hanya diberikan dengan tujuan sosial tertentu, namun dikaitkan pula dengan multimoda. Teks dapat diajarkan tidak hanya teks tertulis, tetapi dapat pula secara teks lisan, namun bisa dilaksanakan secara kombinasi audio-visual.

Pembelajaran Teks Drama kali ini sesuai fokus tujuan pembelajaran menekankan pada aspek keterampilan yakni peserta didik mampu mementaskan naskah drama yang ditulisnya. Oleh karena penekanan kita pada PJJ, maka kegiatan pembelajran melalui WA grup kelas. Perlu diketahui, Pembelajaran Teks Drama dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama berupa pengetahuan tentang teks drama. Pertemuan kedua, yakni mementaskan naskah drama dengan cara memvideokannya dari ponsel.

Fitur Voice Note dipilih, karena dapat menyampaikan pesan kepada peserta didik berupa tugas singkat. Inti tugas meminta kepada peserta didik untuk memvideokan sesuai naskah drama yang disusun. Tema yang diberikan berkaitan dengan Pandemi Covid 19. Peserta didik sesuai kreativitasnya diperbolehkan mengembangkan tema tersebut dengan misalnya fokus pada “hidup sehat menghadapi Covid 19” atau “cara efektif pencegahannya”. Durasi video ditentukan hanya 3 – 5 menit.

Pemantauan dalam pembelajaran ini dilakukan mulai dari kehadiran hingga mengunggah video melalui grup WA. Selang-seling selama komunikasi Non-tamu terjadi keseruan-kehebohan. Komentar-komentar khas anak-anak mengemuka. Ada yang memang berkaitan dengan topik yang dihabas. Ada pula malah menyimpang dari topik. Rasa pembelajaran alih-alih tamu (tatap muka) saat di kelas, begitu “nyata”.

Dua video yang diunggah oleh peserta didik, kami ulas. Alangkah lebih serunya tanggapan mereka. Walaupun masih belum sempurna, tayangan video tersebut, namun dalam hal indikator pencapaian kompetensi ketrampilan pembelajaran ini mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) Kompetensi Dasar Teks Drama.

Asyik

Sebagai refleksi pembelajaran tentang Teks Drama, dapat diberikan dua catatan. Pertama, secara umum pembelajaran berlangsung secara tak terduga, karena sungguh mengasyikkan. Mengasyikkan, karena dalam pemantauan saya yang MdR (Mengajar di Rumah) dan peserta didik yang BdR (Belajar dari Rumah) suasana Non-tamu demikian interaktif dan komunikatif.

Kedua, kegairahan peserta didik dalam BdR menandakan bahwa PJJ dapat dilaksanakan dengan baik. Sebagai catatan akhir, kendala teknis masih saja terjadi yaitu: jaringan internet yang kurang baik, ketiadaan kuota internet, dan bahkan ada yang ponsel yang digunakan bergantian dengan anggota keluarga peserta didik.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image