Pentingnya Sekolah Memiliki Data Kesiapan PJJ.
Eduaksi | 2022-06-06 11:56:59Membaca berita yang saya baca terlambat dari laman //www.cnnindonesia.com/nasional/20220603203830-20-804654/siswi-sd-piatu-di-samarinda-diusir-karena-tak-punya-hp-dan-seragam? campur aduk batin ini. Bayangkan!
Seorang siswi Sekolah Dasar (SD) di Samarinda, Kalimantan Timur berinisial MF (10) diusir dari ruang kelas saat hendak mengikuti ujian. Alasan pengusiran tersebut lantaran MF tak punya gawai atau handphone serta seragam sekolah. Peristiwa tersebut terjadi pada Selasa, 28 Mei 2022.
Ketua Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC-PPA), Rina Zainun menjelaskan, persoalan tersebut sudah mendapat atensi dari Dinas Pendidikan (Disdik) Samarinda.
"Anak ini disuruh pulang oleh gurunya dengan nada tidak enak, karena dia tidak ikut pembelajaran selama setahun. Penyebabnya tak punya handphone dan seragam sekolah," ujarnya kepada CNNIndonesia.com pada Jumat (3/6).
Tak hanya itu, kata dia, ketika anak tersebut diusir dari sekolah sejumlah murid dalam kelas ikut melakukan perundungan. Dia di lempar kertas dan buku. Tindakan inilah yang membuat TRC-PPA berang.
Tak seharusnya guru mengusir siswa hanya karena persoalan gawai. Usai aksi tersebut, MF ditemukan menangis di pinggir jalan oleh Kadir Jailani. Seorang sukarelawan.
"Anak ini dirawat oleh tantenya, dan keluarganya orang tidak mampu. Tidak bisa membelikan handphone dan seragam untuk mengikuti pembelajaran sekolah," terangnya.
Kesiapan Sekolah
Mengutip dari laman https://kaltimprov.go.id/, Perkembangan Pandemi Covid-19 yang berfluktuasi, bahkan menunjukkan tren peningkatan, tidak berpengaruh pada proses kegiatan belajar mengajar di Kaliman Timur.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim Anwar Sanusi mengungkapkan untuk Samarinda posisi zona kuning dan untuk zona kuning masih boleh Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Apa yang dapat ditekankan disini? Itu berarti, semua jenjang sekolah di Kalimantan Timur PTM sudah terlaksana dengan baik. Strategi PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) dengan basis daring hendaknya disikapi dengan pemberlakuan PTM.
Sekolah pun tidak harus melaksanakan pembelajaran berbasis ponsel (telepon seluler/gawai). Sekolah hendaknya menerapkan pebelajaran luring dan memanfaatkan kesempatan ini dengan lebih banyak bersemuka dengan peserta didik. Inilah saat-saat untuk menebus lost learning yang harus ditunaikan semasa Pandemi Covid-19 melanda negara kita.
Kalaulah sekolah akan memanfaatkan ponsel sebagai basis media pembelajaran, tentu harus mempertimbangkan banyak hal. Misalnya, apakah kesiapan sekolah dalam memanfaatkan gawai di sekolah memang telah memadai? Apakah sekolah telah melakukan survei sebagai pendataan kepemilikan siswa terhadap gawai?
Jika belum, ambil langkah solutif. Dengan memiliki data sejumlah siswa yang tidak memiliki gawai, sekolah harus mampu menyikapi dengan bijak. Sekolah misalnya menyediakan media lain,dalam bentuk cetak. Untuk pemberian materi dapat diberikan bahan ajar berupa modul.
Berkaitan dengan pelaksanaan ujian dalamgiat PAT(PenilaianAkhir Tahun) semester dua, misalnya, sekolah pun dapat memberikan hak kepada peserta didik yang tidak memiliki ponsel untukmengikuti PAT. Sudahkah langkah sederhana dilaksanakan sekolah?
Dinas Pendidikan pun hendaknya memiliki data kepemilikan gawai di kalangan peserta didik dari SD hingga SMA dan SMK. Pemantauan pihak Dinas sebagai penanggung jawab daerahnya dapat memutuskan langkah yang tepat dengan kondisi di berbagai sekolah.
Sungguh ironis, peristiwa yang saya baca itu.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.