Pandemi Bukan Faktor Penghalang Meningkatkan Kompetensi Guru
Guru Menulis | 2021-09-23 16:29:11Hampir 2 tahun pandemi Covid-19 melanda negeri tercinta Indonesia.Kegiatan normal yang sedianya dilakukan setiap saat, sekarang menjadi terhambat serta dibatasi.Begitupula dengan sektor pendidikan.Dalam keadaan normal, pembelajaran di sekolah dilakukan secara tatap muka. Bertemunya guru dan siswa.Namun,sejak pandemi pemerintah membatasi adanya tatap muka pembelajaran secara langsung.Hal ini memungkinkan beberapa faktor, diantaranya kurangnya kesadaran untuk mematuhi protokol kesehatan.Protokol kesehatan tersebut diantaranya : wajib memakai masker,sering mencuci tangan, jaga jarak,menjauhi kerumunan serta mengurangi mobilitas masyarakat. Bahkan, negara Indonesia tercinta ini sempat mengalami kasus lonjakan korban Covid-19.Dengan demikian,sekolah pun dibawah instruksi kedinasan oleh pemerintah baik pusat dan daerah harus mengikuti aturan yang diberlakukan selama pandemi Covid-19 ini. Pembelajaran dilakukan secara daring/online.Kebijakan sekolah pun beraneka ragam.Selama pembelajaran daring,siswa berada di rumah masing-masing serta guru pun tetap mengajar. Baik secara Work From Home (WFH) serta adapula yang menerapkan sistem jadwal piket bagi guru pada sekolah tertentu dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.Sebagai guru, mengajar dan mendidik adalah suatu kewajiban.Sejak pandemi Covid-19,pembelajaran dilakukan secara daring.Hal ini menumbuhkan semangat belajar pula oleh guru.Bagaimana tidak, awalnya dilakukan tatap muka secara langsung.Saat pandemi dilakukan secara daring yang membutuhkan perangkat terutama kuota internet menjadi suatu hal kebutuhan.Selain itu, perangkat yang digunakan adalah HP (Handphone).Didalam HP pun mau tidak mau ada yang menambahkan aplikasi tambahan untuk mendukung pembelajaran daring.Contoh aplikasi tambahan tersebut Goole Classroom, WA (WhatsApp) yang semula digunakan hanya untuk aplikasi chat atau komunikasi biasa.Saat pandemi, diubah menjadi media pembelajaran sarana komunikasi antara guru dengan siswa.Hal ini juga menjadikan guru lebih upgrade atau meningkatkan kompetensinya.
Dibawah ini beberapa kompetensi guru yang ditingkatkan pembelajaran daring selama pandemi Covid-19
Peningkatan kompetensi dalam penggunaan pemanfaatan teknologi
1. Penggunaan aplikasi WA (WhatsApp)
a. Mulai dari cara menyimpan kontak no HP siswa,
b. Chat pribadi dengan siswa (kelas privat menanyakan dan menjawab materi pembelajaran yang kurang atau belum dipahami),
c. Membuat grup kelas mata pelajaran
d. Menambahkan no WA siswa sebagai anggota grup
e. Mengubah icon grup WA kelas,agar tidak tertukar dengan kelas lain yang diajarinya
f. Mengirimkan materi pembelajaran ke grup kelas, baik berupa teks maupun file.File pun ada yang berupa file video, file presentasi, maupun modul/HandOut
Selain itu, juga menandai pesan dengan bintang apabila dirasa penting. Dengan cara :
1) Memilih pesan di WA yang akan ditandai
2) Setelah muncul menu baru di bagian atas, pilih tab icon tiga titik di kanan atas, dan dilanjutkan dengan menekan tab âberi bintangâ
3) Selesai
2. Penggunaan LMS (Learning Management System)
Apa sih LMS itu?.LMS sebenarnya sudah lama ada. Hanya saja,lebih banyak dikenal pembelajaran daring semenjak pandemi Covid-19.LMS sebenarnya banyak,diantaranya ada Moodle, Edmodo, Ruang Guru, Google Classroom.dan lain sebagainya.LMS ini banyak kelebihannya, diantaranya sebagai berikut :
a. Efisien, karena pembelajaran dapat dilaksanakan di mana saja dan kapan saja
b. Memudahkan dalam mencari dan mengatur materi pembelajaran
c. Dapat mendukung pembelajaran yang lebih menarik karena dapat menambahkan video, gambar, suara, dan teks agar materi pembelajaran yang disampaikan dapat lebih mudah dipahami dan tidak membosankan
d. Dapat mendokumentasikan konten/isi materi pembelajaran dengan baik
e. Memudahkan dalam komunikasi, karena adanya fitur pendukung diskusi maupun forum
Tetapi,selain memiliki kelebihan.LMS juga memiliki kelemahan,diantaranya :
a. Membutuhkan koneksi jaringan internet yang stabil dan baik untuk mengakses
b. Belum bisa seutuhnya menerapkan interaksi secara tepat waktu bersamaan (Real Time) antara guru dengan siswa
c. Membutuhkan perangkat penunjang untuk bisa menggunakan LMS.Seperti komputer dekstop,laptop,dan HP/smartphone
Nah,dibawah ini contoh pemanfaatan LMS yang sering digunakan oleh guru.Salah satunya Google Classroom. Penggunaan Google Classroom merupakan bagian peningkatan kompetensi guru selain pendalaman materi yang diajarkan.Kenapa memilih Google Classroom?.Alasan memilih Google Classroom karena memiliki layanan/fitur yang mudah digunakan. Apa saja layanan/fitur yang disajikan oleh Google Classroom?. Berikut beberapa layanan/fitur yang disajikan oleh Google Classroom
a. Proses pembuatan kelas per mata pelajaran yang mudah dan cepat
b. Pembuatan tugas oleh guru
Guru dapat melakukan unggahan dokumen maupun memuat dokumen secara langsung melalui Google Document, Spreadsheet, ataupun Google Form. Sehingga, siswa dapat mengetahui melalui notifikasi atau pemberitahuan melalui email masing-masing.Apabila telah selesai dikerjakan,siswa dapat langsung mengirimkan melalui tombol panel yang tersedia.
c. Materi pembelajaran tersimpan dengan baik
Materi pembelajaran guru dapat diunggah pada Google Drive serta dapat memberikan link atau URL ke siswa,sehingga siswa dapat mengunduh materi tersebut kapanpun.File materi bisa berupa video pembelajaran,file presentasi materi, maupun modul atau HandOut (Buku panduan atau pegangan dalam belajar secara mandiri)
d. Penilaian tugas pembelajaran
Selain itu,guru juga meningkatkan kompetensi pendalaman materi bisa dengan cara mengikuti webinar online yang dilakukan oleh MGMP guru sesuai mata pelajaran yang diampu,melihat sumber video pembelajaran dari rekan guru yang lainnya sebagai referensi serta sebagai acuan untuk memotivasi mengembangkan materi pembelajaran lebih baik,berdiskusi dengan rekan guru serumpun tentang materi pembelajaran juga bisa mengikuti IHT (In House Training) sekolah secara online
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.