Sejarah Masjid Raya Xi'an, Masjid Tertua di China
Sejarah | 2024-11-19 17:55:34oleh Kania Yunisa Arba'a Karyono, Mahasiswa Universitas Airlangga
Masjid Raya Xi’an merupakan sebuah masjid yang terletak di kota Chang’an yang sekarang lebih dikenal dengan kota Xi’an. Pada tahun 1988 pemerintah Cina menetapkan bangunan ini sebagai salah satu bangunan bersejarah di Cina.
Menurut catatan sejarah yang terukir pada kayu bagian interiornya, Masjid Agung Xi’an didirikan pada tahun 742 tepatnya dalam periode Dinasti Tang (618-907). Lebih tepatnya Pembangunan tersebut berlangsung pada tahun pertama Era Tianbao pada masa pemerintahan kaisar Xuangrong.Sementara penambahan fitur pada bangunan Masjid ini sendiri dilakukan selama Dinasti Song (960-1279), Dinasti Ming (1368-1644), dan Dinasti Qing (1644-1911).
Banyak pedagang dari Arab dan Persia mendatangi Cina melalui jalur Sutra. Kemudian para pedagang tersebut menetap di beberapa kota, seperti Ghuangzhou, Quanzhou, Hoangzhou, Yangzhou, dan Chang’an atau Xi’an. Selain berdagang, mereka juga berdakwah, menyebarkan ajaran Islam kepada penduduk sekitar.
Gaya Arsitektur
Masjid ini berdiri di area seluas 12.000-13.000 meter persegi. Sedangkan bangunannya sendiri mempunyai luas yang lebih dari 6.000 meter persegi. Area masjid berbentuk empat persegi panjang. Halaman pertama, berupa kayu gerbang kayu setinggi 9 meter yang dibuat pada abad ke-17. Terdapat tiga bilik yang kini dijadikan sebagai tempat penyimpanan barang-barang dari Dinasti Ming dan Qing. Halaman kedua, dihiasi gapura batu dengan dua prasasti di kanan kirinya. Halaman ketiga terdapat ruang kekaisaran yang merupakan bangunan tertua di halaman ini, terdapat batu yang dituliskan seorang imam dengan huruf Arab yang menjelaskan mengenai perhitungan hari berdasarkan perederan bulan.
Dan terakhir ada halaman yang juga merupakan area terbesar yang digunakan untuk ruang shalat. Area ini bisa menampung 1.000 orang, keindahan dari halaman ini tampak dari dinding ruangan yang terbuat dari kayu berpahatkan ayat-ayat Al-Qur’an lengkap dengan huruf Cina maupun Arab.
Mengutip Top China Travel, Masjid Raya Xi’an tidak seperti masjid pada umunnya yang memiliki kubah dan Menara masjid. Masjid ini menggunakan gaya arsitektur tradisional khas Cina dan kesenian Islam.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.