Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Santi Kusuma Dewi

PJJ, Pembelajaran Jarak Jauh atau Penugasan Jarak Jauh

Eduaksi | 2021-09-23 11:06:39

Pandemi Covid-19 ini telah memaksa ratusan juta anak di seluruh dunia untuk mengadopsi pembelajaran dari rumah atau harus putus sekolah.Di Indonesia sendiri, kehidupan sekitar 68 juta anak muda – dari anak-anak prasekolah hingga siswa pendidikan tinggi – telah terkena dampak COVID-19 selama setahun setengah terakhir ini.Banyak siswa yang merasa sulit untuk berpartisipasi dalam pembelajaran online karena akses teknologi dan konektivitas internet yang tidak merata.Banyak dari mereka harus meminjam smartphone temannya atau meminjam smartphone tetangga, atau bahkan beberapa dari mereka tidak bisa pergi ke sekolah sama sekali karena tidak memiliki gadget dan harus mengunjungi guru secara langsung [untuk kelas tatap muka terbatas].Namun, masalahnya bukan hanya sulitnya mengakses smartphone dan membeli kuota internet, tapi sinyalnya tidak sampai ke beberapa wilayah di Indonesia.Akankah sistem pendidikan bertahan dari pandemi?Mau jadi apa pemuda Indonesia dan sistem pendidikan kita di masa depan?Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Kemendikbud terus mendorong implementasi kebijakan Merdeka Belajar yang tepat dengan memberikan kebebasan kepada guru untuk fokus hanya pada aspek-aspek penting dari kurikulum saat ini di tengah darurat COVID-19.Konsep Merdeka Belajar juga memberikan kebebasan kepada guru untuk dapat memperlakukan kurikulum seperti menu dibandingkan dengan set course meal. Kebijakan tersebut juga memberikan keleluasaan bagi guru untuk mendesain ulang kurikulum dengan cara yang sesuai dengan kompetensi dan minat mereka. siswa.Tapi kita harus ingat poin penting bahwa kunci sukses tidak hanya terletak di sekolah, tetapi juga dengan semua orang yang terlibat [dalam sistem pendidikan].Masalah yang dihadapi guru di Jawa berbeda dengan beberapa daerah terpencil di Indonesia.Pemerintah dan masyarakat harus menyiapkan fasilitas pendidikan yang lebih baik bagi siswa yang belajar di daerah terpencil.Jika kita membaca dan mengetahui sistem pendidikan di Finlandia, saya sebagai guru jujur merasa iri. Tidak ada pekerjaan rumah, waktu belajar lebih efektif dan lebih banyak liburan, siswa benar-benar menikmati proses belajar.Apakah arti kepanjangan PJJ selama ini adalah Penugasan Jarak Jauh bukan Pembelajaran Jarak Jauh?Sudahkah saya dan teman-teman guru memberikan pembelajaran yang berpihak ke siswa? Tampaknya di Finlandia sekolah dan belajar adalah sesuatu yang menyenangkan.Bahkan, saya memiliki kelas impian di mana saya dapat menggali lebih banyak pengetahuan dan memahami semua hal dengan lebih baik. Saya pikir itu keren untuk memiliki ruang kelas yang berbeda dari yang lain. Saya bermimpi bahwa saya menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengajar tanpa melihat sorot wajah siswa yang mengkhawatirkan tumpukan pekerjaan rumah yang saya berikan.Saya bermimpi bahwa saya memiliki kelas diskusi yang aktif dan siswa bisa mengeksplorasi kapan saja tentang isu-isu terbaru tanpa khawatir tentang koneksi internet.Saya sangat senang mengetahui bahwa banyak guru bekerja lebih keras untuk belajar tentang teknologi dengan mengikuti seminar atau workshop online.Tetapi apakah mereka benar-benar menerapkan apa yang telah mereka pelajari di kelas mereka?Banyak guru yang masih memberikan atau mengirim materi hanya menggunakan Grup WhatsApp.Bukankah sebagai guru kita bisa memberikan lebih? Para siswa bisa menghabiskan berjam-jam menonton Netflix, Kdrama, bermain game online atau TikTok tetapi sangat sulit bagi mereka untuk memahami guru hanya dengan memahami materi yang diberikan melalui Grup WhatsApp.Saat ini beberapa daerah di Indonesia, telah kembali ke kelas dan memiliki kelas tatap muka terbatas, saya berharap semua guru dapat menyampaikan kelas dengan cara yang menyenangkan dan menarik. Saya tidak sabar melihat para rekan guru memberikan pembelajaran campuran (Blended Learning) di kelas yang berpihak ke siswa.Bayangkan saja guru Biologi akan mengajari para siswa tentang kehidupan laut dan keanekaragaman hayati sambil menonton 'Seaspiracy' di Netflix.Atau guru bahasa Inggris seperti saya akan memberi teks Narasi berdasarkan beberapa pahlawan di Mobile Legends. Kedengarannya keren, bukan?Saya percaya bahwa Covid-19 dapat mengubah dan mereformasi Sistem Pendidikan kita. Saya yakin suatu saat Indonesia sudah cukup siap menghadapi era literasi digital.Ini merupakan tantangan bagi guru, siswa, orang tua dan saya sendiri. Mari kita bertindak dan mencerminkan kata-kata kita. Mari membuat Pendidikan Indonesia menjadi lebih baik.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image