Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Anju Nofarof Hasudungan

Student Centered dan Distance Learning: Inovasi yang Berguna untuk Dunia Pendidikan

Guru Menulis | Tuesday, 19 Apr 2022, 01:51 WIB

1. Student Centered Learning

Mampu Meningkatkan Keterlibatan Peserta Didik

Definisi;

Pembelajaran berpusat pada siswa atau yang dikenal dengan student centered learning. Strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa mengalihkan fokus suatu kegiatan dari guru kepada siswa. Satriaman et al., (2019) menyebutkan bahwa, pembelajaran berpusat pada siswa (student centered learning) merupakan suatu pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai pusat dari proses belajar. Pembelajaran berpusat pada siswa berbeda dari pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered learning) yang menekankan transfer pengetahuan dari guru ke siswa yang relatif bersifat pasif. Pendekatan pembelajaran berpusat pada siswa merupakan pembelajaran aktif dimana siswa memecahkan masalah, menjawab pertanyaan, merumuskan pertanyaan mereka sendiri, berdiskusi, menjelaskan selama di kelas, pembelajaran kooperatif, dimana siswa bekerja dalam tim pada masalah dan proyek.

Student-centered learning (University of South Australia, 2019)

Manfaatnya dalam dunia pendidikan;

Ada bukti bahwa pembelajaran yang berpusat pada siswa di sekolah membantu siswa untuk menjadi pemecah masalah yang mandiri, dan meningkatkan pemikiran kritis dan reflektif mereka. Ini juga meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam pemahaman dan keterampilan mereka (Maryati, 2018).

Agar peserta didik mengambil lebih banyak tanggung jawab untuk pembelajaran mereka, dan 'memilikinya', daripada hanya duduk menunggu guru untuk 'mengisinya' dengan pengetahuan (University of South Australia, 2019).

Proses pembelajaran aktif dan berpusat pada siswa mampu meningkatkan berendapnya pembelajaran dalam memori jangka panjang sehingga membentuk bank pengetahuan (Trisdiono, 2015).

Pelaksanaannya;

Dalam penerapannya, metode student centered learning ini memiliki beberapa kelebihan yang menjadi dorongan untuk diimplementasikan dalam proses belajar mengajar seperti, peserta didik akan dapat merasakan bahwa pembelajaran menjadi miliknya karena peserta didik diberi kesempatan yang luas untuk berpartisipasi, tumbuhnya suasana demokratis dari dialog dan diskusi yang terjadi, menambah wawasan dan pengetahuan bagi pengajar ataupun peserta didik karena sesuatu yang disampaikan mungkin tidak diketahui sebelumnya, mengenalkan hubungan antara pengetahuan dan dunia nyata, mendorong mahasiswa ikut berpartisipasi secara aktif dan berpikir kritis, memberikan kesempatan pengembangan untuk berbagai strategi assessment dan lain sebagainya (Telkom University, 2019). Namun metode ini juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan seperti, sulit diimplementasikan pada kelas besar, memerlukan waktu yang lebih banyak, tidak efektif untuk semua jenis kurikulum dan tidak cocok untuk peserta didik yang tidak terbiasa aktif, mandiri dan demokratis.

Sistem evaluasi yang sesuai digunakan;

Pembelajaran yang berpusat pada siswa dipersonalisasi, menarik, berbasis kompetensi dan tidak terbatas pada ruang kelas. Siswa mengambil tanggung jawab yang lebih besar untuk pembelajaran mereka dan mendukung kemajuan satu sama lain, sehingga setiap siswa mendapatkan keterampilan yang dia butuhkan untuk berhasil dan berkontribusi pada masyarakat (penilaian keterampilan, berbasis proyek). Pembelajaran yang berpusat pada siswa melibatkan siswa dalam kesuksesan mereka sendiri dan menggabungkan minat dan keterampilan mereka ke dalam proses pembelajaran (Hiryanto, 2017). Daripada meminta pendidik memberikan informasi, siswa dapat terlibat dengan guru dan rekan mereka secara real time – mempersiapkan mereka untuk berpartisipasi dalam tenaga kerja terampil di kemudian hari. Pembelajaran yang dipersonalisasi mengakui bahwa siswa terlibat dengan cara yang berbeda, pada kecepatan yang berbeda dan di tempat yang berbeda – dan memberi mereka keterampilan dan alat untuk memperoleh pengetahuan yang mereka butuhkan untuk tetap terlibat, belajar sepanjang hidup mereka (penilaian observasi pembelajaran) (Zubaidah, 2018). Ketika setiap siswa mencapai tingkat tinggi, gelombang pasang akan mengangkat kita semua menuju masa depan yang lebih adil dan sejahtera (adanya pengayaan).

Distance Learning/Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)

Definisi/teori;

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang dimaksud adalah proses pembelajaran yang diselenggarakan terpisah oleh jarak antara Guru, Peserta Didik, dan sumber belajar, sehingga perlu adanya upaya tertentu untuk mengatasinya (Sukanto, 2020).

Manfaatnya dalam dunia pendidikan;

Sistem pendidikan harus siap melakukan lompatan untuk melakukan transformasi pembelajaran daring bagi semua siswa dan oleh semua guru. Kita memasuki era baru untuk membangun kreatifitas, mengasah skill siswa, dan peningkatan kualitas diri dengan perubahan sistem, cara pandang dan pola interaksi kita dengan teknologi (Suharwoto, 2020).

Kayanya sumber belajar dan berkualitas.

Memberikan layanan pembelajaran bermutu dalam jaringan yang bersifat masif dan terbuka untuk menjangkau peminat ruang belajar agar lebih banyak dan lebih luas (Handarini & Wulandari, 2020).

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Bisa Jadi Model Pendidikan Masa Depan (Direktorat Sekolah Dasar, 2020).

Pelaksanaannya;

Media yang digunakan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran jarak jauh ini pertama para guru menyiapkan RPP tetap menjadi dasar dalam pembentukan materi bahan ajar dalam pembelajaran baik secara langsung ataupun pembelajaran jarak jauh. Pembedanya adalah penyusunan bahan ajar pada masa pandemi dibuat lebih mudah karena keterbatasan ruang, waktu serta pelaksanaan dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Kemudian sarana yang digunakan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar selama daring adalah zoom atau google meet, youtube channel ada yang menggunakan media sosial sebagai wadah dalam mengumpulkan orang tua murid dengan bentuk whatsapp group. Perangkatnya berupa handphone ataupun personal computer, dilengkapi dengan jaringan internet. Mamluah & Maulidi (2021) menjelaskan bahwa pembelajaran jarak jauh (PJJ) mempunyai banyak kendala, salah satunya adalah kurangnya pengetahuan teknologi guru dan murid. Banyak pendidik yang mengeluh karena ketersediaan teknologi sangat terbatas dan minimnya jaringan internet di beberapa daerah Dalam situasi seperti ini banyak sekali pihak yang merasa kebingungan, para guru dan dosen yang harus dengan cepat mengubah model pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar. Para siswa pun bingung dengan tumpukan tugas selama belajar di rumah, selain itu para orang tua merasa stress ketika harus mendampingi anaknya yang sedang melaksanakan pembelajaran daring, di samping harus memikirkan seharihari demi keberlangsungan hidup di tengah pendemi ini. Pada akhirnya pembelajaran dinilai tidak efektif jika beberapa sekolah tidak menyediakan platform yang bisa digunakan ketika pembelajaran daring. kendala lain misalnya, tugas yang diberikan kepada siswa bisa saja molor atau tidak tepat waktu batas pengumpulannya karena kurangnya ketidak tahuan antara siswa dan guru. Padahal pembelajaran secara daring harusnya mendorong siswa menjadi kreatif dan mengasah wawasan dari mengakses sebanyak mungkin sumber pengetahuan.

Sistem evaluasi yang sesuai digunakan;

Penilaian terhadap PJJ dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan sikap, tes pengetahuan (berupa tes tulis) dan presentasi unjuk kerja/hasil karya atau projek dengan rubrik penilain sebagai nilai keterampilan. Indrayanti et al., (2021) menjelaskan bahwa, pengumpulan tugas bisa berupa foto dan video sebagai bukti anak telah mengerjakan. Media pembelajaran secara langsung jauh lebih variatif, dikarenakan tidak ada batasan dalam ruang dan waktu. Cara yang digunakan bisa dengan metode ceramah dan praktikum. Alat dalam pembelajaran ada berupa buku, video, alat peraga, atau dari lingkungan sekitar secara langsung.

Daftar Pustaka

Direktorat Sekolah Dasar. (2020, October). Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Bisa Jadi Model Pendidikan Masa Depan. Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia. http://ditpsd.kemdikbud.go.id/artikel/detail/pembelajaran-jarak-jauh-pjj-bisa-jadi-model-pendidikan-masa-depan

Handarini, O. I., & Wulandari, S. S. (2020). Pembelajaran Daring Sebagai Upaya Study From Home (SFH). Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP), 8(3), 465–503. https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpap/article/view/8503

Hiryanto. (2017). PEDAGOGI, ANDRAGOGI DAN HEUTAGOGI SERTA IMPLIKASINYA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT. Dinamika Pendidikan, 22(1), 65–71. https://journal.uny.ac.id/index.php/dinamika-pendidikan/article/view/19771

Indrayanti, W. M., Suci, K. W., Maduraras, D., Prihartanti, N., & Lestari, S. (2021). Distance Learning ( PJJ ) For Elementary School Teachers : Challenges and Wisdom : Pembelajaran Jarak Jauh ( PJJ ) Bagi Guru Sekolah Dasar : Tantangan dan Hikmah. Proceding of Inter-Islamic University Conference on Psychology, 1(1), 1–6.

Mamluah, S. K., & Maulidi, A. (2021). Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di Masa Pandemi COVID-19 di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(2), 869–877. https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i2.800

Maryati, I. (2018). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI POLA BILANGAN DI KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA. Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika, 7(1), 63–74. https://doi.org/10.31980/mosharafa.v7i1.342

Satriaman, K. T., Pujani, N. M., & Sarini, P. (2019). IMPLEMENTASI PENDEKATAN STUDENT CENTERED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN IPA DAN RELEVANSINYA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 SINGARAJA. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI), 1(1), 12. https://doi.org/10.23887/jppsi.v1i1.21912

Suharwoto, G. (2020, April). Pembelajaran Online di Tengah Pandemi Covid-19, Tantangan yang Mendewasakan. Pusdatin.Kemdikbud.Go.Id.

Sukanto, D. (2020). PEMBELAJARAN JARAK JAUH DENGAN MEDIA E-LEARNING SEBAGAI SOLUSI PEMBELAJARAN PADA MASA PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19). Syntax Idea, 2(11), 834. https://doi.org/10.36418/syntax-idea.v2i11.679

Telkom University. (2019). Student Centered Learning dan Kombinasi Metode-Metode Pembelajaran. https://ctle.telkomuniversity.ac.id/docs/teachin-resources/science-maths-and-technology/penerapan-metode-student-centered-learning-pada-mata-kuliah-interaksi-manusia-dan-komputer-dan-jaringan-komputer/

Trisdiono, H. (2015). Pembelajaran Aktif dan Berpusat Pada Siswa Sebagai Jawaban Atas Perubahan Kurikulum dan Pelaksanaan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Widyaiswara LPMP D.I. Yogyakarta, 1(1), 1–13. http://lpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/02/Pembelajaran-Aktif-dan-Berpusat-pada-Siswa_Harly.pdf

University of South Australia. (2019). Student-centered learning. In Teaching and learning in Health Sciences. https://lo.unisa.edu.au/mod/book/view.php?id=610988&chapterid=102030

Zubaidah, S. (2018). Mengenal 4C: Learning and Innovation Skills Untuk Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0. 2nd Science Education National Conference, Oktober, 1–7.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image