Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Mohammed Fat'han Firdauz

Bumi Punya Cara Sendiri Untuk Menyembuhkan Diri

Lomba | Thursday, 16 Sep 2021, 18:25 WIB

Pandemi adalah wabah penyakit yang menyebar ke berbagai benua dan negara. Salah satu pandemi yang terjadi saat ini ialah Covid-19 atau biasa kita sebut Virus Corona. Virus Corona adalah virus yang menyerang sistem pernafasan manusia dan menular dengan sangat cepat melalui droplet dari hidung atau mulut ketika bersin dan batuk serta melalui sentuhan fisik. Menurut Alodokter yang ditinjau oleh dr. Merry Dame Cristy Pane, virus ini dapat menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. Sehingga hal tersebut menyebabkan beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown (menutup akses disuatu area dan melarang warganya untuk berinteraksi dengan orang lain atau dengan kata lain berdiam diri dirumah aja) untuk mengurangi mobilitas atau pergerakan penduduk dan mengurangi keramaian dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona.

Ilustrasi Lapisan Ozon. Sumber: https://www.suara.com

Jika kita lihat dari sisi yang berbeda, selain memberikan dampak negatif, pandemi ini juga memberikan dampak positif terhadap Bumi kita. Salah satunya ialah berkurangnya efek rumah kaca, sehingga menyebabkan lapisan ozon Bumi membaik. Secara umum, efek rumah kaca diartikan sebagai proses meningkatnya suhu Bumi dikarenakan komposisi atmosfer yang berubah. Pada dasarnya fenomena ini umum terjadi, namun pemasalahannya ialah fenomena ini berjalan begitu cepat sehingga berbahaya. Nah pertanyaannya, dengan adanya pandemi ini, kenapa efek rumah kaca bisa berkurang dan kenapa bisa berdampak terhadap lapisan ozon di Bumi kita. Seperti yang kita ketahui, adanya pandemi ini menyebabkan banyak negara memberlakukan lockdown terhadap masyarakatnya (melarang penduduknya untuk beraktivitas di luar ruangan dan melarang penduduk dari negara lain untuk masuk ke negaranya). Dengan diberlakukannya lockdown, maka mobilitas/pergerakan penduduk berkurang serta dibatasi. Yang dulunya tiap hari harus keluar rumah untuk berangkat sekolah, bekerja dan jalan-jalan, sekarang harus berdiam diri di rumah. Yang dulunya tiap pagi dan sore akan terjadi macet yang panjang, sekarang dijalanan tidak terlihat kemacetan sama sekali.

Mobilitas masyarakat yang padat di Jakarta. Sumber: https://news.detik.com

Dengan berkurangnya kegiatan masyarakat di luar ruangan, maka masyarakat tidak akan menggunakan kendaraan, sehingga penggunaan bahan bakar minyak juga akan berkurang. Dengan mobilitas masyarakat yang dikurangi, maka tidak ada masyarakat yang akan pergi bekerja dan berdiam diri dirumah sehingga banyak industri-industri yang berhenti beroperasi dan lama-kelamaan akan bangkrut. Kedua hal tersebut (penggunaan bahan bakar berkurang dan industri berhenti beroperasi) menyebabkan berkurangnya emisi gas sisa pada kendaraan (CO2) dan gas buang dari pengoperasian pabrik (N2O & CO2) (termasuk berkurangnya produksi dari gas CFC/chloro fluoro carbon). Gas emisi buang tersebut dapat menyebabkan meningkatnya efek rumah kaca secara cepat dan mengikis lapisan ozon Bumi kita, sehingga Bumi akan menjadi lebih panas. Menurut Cakrawala Pendidikan Nomor I, Tahun Xl, Februari 1992 oleh A. K. Prodjosantoso bahwa Senyawa CFC merupakan senyawa yang stabil dan sulit untuk diuraikan baik secara kimia, fisika maupun biologis. Senyawa CFC yang terbuang dari permukaan Bumi akan bergerak ke atas menerobos lapisan troposfer dan singgah pada lapisan stratosfer selama 10 tahun bahkan lebih. Pada lapisan stratosfer, CFC dipecah oleh radiasi sinar UV dan terurai melepaskan atom-atom klor. Atom-atom klor yang dilepaskan ini bereaksi dengan ozon dan merusaknya. Oleh sebab itu emisi gas ini sangat berbahaya/ Semakin berkurangnya gas emisi buang tersebut, maka Bumi membaik, udara jadi lebih bersih dan segar, suhu lebih sejuk, dan lapisan ozon di Bumi akan tertutup dan semakin menebal.

Proses Terjadinya Efek Rumah Kaca. Sumber: https://dinlh.slemankab.go.id

Pandemi ini dapat diibaratkan sebagai suatu cara untuk Bumi dalam menyembuhkan atau menstabilkan dirinya. Andai pandemi pergi, maka mobilitas dunia akan kembali normal. Masyarakat akan kembali melakukan aktivitasnya seperti biasa, sekolah-sekolah akan kembali memulai proses pembelajaran secara tatap muka, pekerja-pekerja akan kembali bekerja serta industri-industri akan kembali pulih. Dengan pulihnya mobilitas dunia, maka emisi gas buang akan lebih banyak lagi dan menumpuk di atmosfer, sehingga merusak ozon kembali. Maka Bumi akan kembali panas, kualitas udara semakin buruk dan Bumi akan kembali sakit.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image