Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ni Putu Sri Astitika

Andai Pandemi Berakhir, Peningkatan Kompetensi Guru Tetap Berlanjut

Lomba | Saturday, 25 Sep 2021, 23:45 WIB

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Menurut John Dewey, dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan, secara etimologi kata pendidikan itu sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu ducare, berarti â menuntun, mengarahkan, atau memimpinâ dan awalan e, berarti â keluarâ . Jadi, pendidikan berarti kegiatan â menuntun ke luarâ . Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.

Menurut Andy, Haposan dalam https://www.republika.co.id/berita/pknpg9282/senjata-paling-hebat-untuk-mengubah-dunia-adalah-pendidikan, 2019), Pendidikan adalah senjata utama untuk memecahkan hampir semua yang kita hadapi di kehidupan sehari-hari. Mengutip ungkapkan populer Nelson Mandela; Education is the most powerful weapon which you can use to change the world (pendidikan adalah senjata paling hebat yang kamu dapat gunakan untuk mengubah dunia). Sesuai dengan kutipan tersebut dan juga sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, maka keberadaan guru tidak dapat dipandang sebelah mata. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam hal memajukan kualitas pendidikan di Indonesia.

Mengenai kualitas seorang guru, maka pastinya berbicara tentang kompetensi yang dimilikinya. Seorang guru wajib memiliki 4 kompetensi dalam mengajar dan mendidik siswanya yaitu kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Tidak itu saja, seiring perkembangan zaman, teknologi dan informasi berkembang pesat, menyebabkan dunia pendidikan juga mengalami perubahan. Guru tidak hanya wajib memiliki 4 kompetensi tersebut, tetapi dalam pembelajaran guru juga harus memiliki 4 kecakapan hidup dalam menghadapi abad 21, yaitu berpikir kritis, kolaborasi, komunikasi dan kreatif.

Pada Abad 21, mau tidak mau, suka tidak suka, seorang guru harus melek IT (Informasi dan Teknologi). Apalagi ditambah dengan adanya masa pandemi covid 19 yang mengharuskan guru untuk melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ), dimana siswa harus Belajar dari Rumah (BDR). Tentu saja hal ini memaksa guru untuk beradapatasi dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih dalam melaksanakan pembelajaran secara daring atau online.

Seperti yang kita ketahui, banyak sekali platform digital yang dapat digunakan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran secara daring atau online, diantaranya yaitu google classroom, edmodo, schology, google meet, zoom, quizziz, rumah belajar dari kemdikbud, ruang guru, kaizala dan lainnya. Selain itu, media sosial seperti whatsapp, telegram, tik tok, facebook dan sebagainya juga dapat dijadikan fasilitas dalam menyampaikan pembelajaran secara daring atau online. Semua fasilitas tersebut akan efektif digunakan dalam pembelajaran apabila guru dan semua pihak seperti sekolah, orang tua, dan masyarakat ikut bersinergi dalam mendukung kelancaran pembelajaran secara daring atau online ini.

Begitupun juga dengan model pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan dalam masa pandemi ini sangatlah banyak, seperti : model pembelajaran Problem Based Learning, Project Based Learning, Inkuiry Learning, Discovery Learning, Model Pembelajaran Flipped Classroom, Blended Learning, Model Pembelajaran Berbasis Game, dan Model Self Organized Learning Environment (SOLE). Model Pembelajaran Blended Learning merupakan model pembelajaran yang sangat viral di masa pandemi covid 19 ini, yaitu menggabungkan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran daring atau online. Bahkan, menurut https://sevima.com/jenis-blended-learning/, ada 12 jenis model Blended Learning yang dapat diterapkan dalam pembelajaran pada masa pandemi ini, seperti Blended Learning Inside-Out, Self-Directed Blended Learning, Project-Based Blended Learning, Outside-In Blended Learning, Supplemental Blended Learning, Mastery-Based Blended Learning dan 6 jenis Blended Learning lainnya.

Menurut saya, apapun model pembelajarannya, apapun platform yang digunakan dalam pembelajaran, guru tetap memegang peranan yang sangat penting dalam pembelajaran atau sebagai aktor utama dalam pembelajaran dimana keteladanan guru dalam pembelajaran tidak dapat tergantikan oleh kecanggihan teknologi. Teknologi berfungsi sebagai fasilitas atau alat bantu guru untuk memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dan juga informasi kepada siswanya. Jadi, guru selain harus beradaptasi dengan teknologi yang canggih dalam mengelola pembelajarannya, guru juga harus tetap menanamkan filosofi Ki Hajar Dewantara yaitu Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani (artinya di depan memberikan teladan, di tengah membangun kekuatan dan terus berkarya, di belakang memberi dorongan).

Oleh karena itu, guru hendaknya trus meningkatkan kualitas diri serta kompetensi yang dimilikinya agar dapat mewujudkan tujuan pendidikan nasional bangsa Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Adapun peningkatan kualitas guru dapat dilakukan dengan mengikuti webinar, pelatihan-pelatihan online maupun offline yang berhubungan dengan profesionalisme guru atau pekerjaan guru. Selain itu, peningkatan kompetensi guru juga dapat dilakukan dengan mengaktifkan kembali kegiatan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) baik di tingkat sekolah, kabupaten atau kota maupun tingkat provinsi melalui daring maupun offline.

Peningkatan kualitas diri dan juga kompetensi guru yang telah diupayakan oleh kemdikbud yaitu dengan meluncurkan program guru belajar dan berbagi dan juga program guru penggerak. Program Guru Belajar dan Berbagi (GBB) yang telah diluncurkan oleh kemdikbud yaitu GBB Seri Masa Pandemi Covid 19, GBB Seri Panduan Pembelajaran Tahun Ajaran 2021/2022, GBB Seri Pendidikan Ketrampilan Hidup, GBB Seri Semangat Guru (Seri Semangat Guru : Kemampuan Nonteknis dalam Adaptasi Teknologi), GBB Seri Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), GBB Seri PAUD, GBB Seri Pendidikan Inklusif dan GBB Seri Seri Pengelolaan Pembelajaran di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif.

Menurut penjelasan dari Kemendikbud, Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada siswa. Program dari kemdikbud ini digalakkan guna mewujudkan terciptanya transformasi pendidikan dimana tercapainya visi pendidikan 2045 dalam mencetak SDM yang unggul, salah satunya yaitu pelajar pancasila.

Melansir laman Direktorat Sekolah Dasar Kemendikbud, pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim menyebut, untuk mewujudkan pelajar Pancasila harus memiliki enam karakter mendasar yaitu beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia; berkebhinekaan global, bernalar kritis, mandiri, gotong royong, dan kreatif. (https://bogor.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-082068148/profil-pelajar-pancasila-pengertian-hingga-6-ciri-karakter-utama-menurut-kemendikbud)

(https://bogor.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-082068148/profil-pelajar-pancasila-pengertian-hingga-6-ciri-karakter-utama-menurut-kemendikbud, 2021)

Andaikan pandemi suatu saat berakhir, menurut saya, kompetensi guru harus terus ditingkatkan agar terwujudnya visi pendidikan 2045, dimana sumber daya manusia yang dicetak guru dari sekarang harus mendapatkan pengajaran dan pendidikan yang berkualitas serta tetap mengedepankan penanaman filosofi Ki Hajar Dewantara. Seorang guru haruslah bangga karena dapat mengubah prilaku dan kecerdasan seorang siswa dari tidak bisa menjadi bisa, tidak tahu menjadi tahu, dan dari nakal menjadi berbudi pekerti luhur. Semangat guru dalam mengajar dan mendidik siswanya di masa pandemi covid 19 ini haruslah diberikan acungan jempol dan trus didukung oleh semua pihak agar guru tetap terus berkarya dan mencetak SDM Indonesia yang unggul dan berkarakter.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image