Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hamdani

Menyicip Tape Ubi Legit di Kaki Gunung Seulawah

Kuliner | Sunday, 12 Sep 2021, 11:57 WIB
Tape Ubi Khas Aceh, Produksi UMKM di Saree/Dokumentasi Pribadi

Pernahkah kamu menikmati tape ubi? Pasti pernah bukan? Terus bagaimana rasanya? Ehem pasti rasanya legit! Nah pagi ini kebetulan saya sedang menyicip Tape Ubi yang rasanya begitu enak di kaki Gunung Seulawah.

Biasanya kalau berakhir pekan setiap orang pasti memanfaatkan waktu luang untuk mengisi aneka kegiatan kesukaan atau hobi. Misalnya traveling, wisata pantai, membersihkan rumah dan menata taman, berkebun, dan bahkan juga berkunjung ke rumah teman dan sanak keluarga.

Begitu pula saya, memanfaatkan weekend minggu ini dengan mengunjungi orang tua di kampung halaman. Kebetulan jarak tempat tinggal orang tua berkisar 107 km dari rumah kami.

Dari Kota Banda Aceh kami bergerak menuju Sigli (ibu kota Kabupaten Pidie) dengan menempuh jalan darat. Kami menggunakan mobil Avanza untuk perjalanan dengan waktu tempuh ± 2 jam. Kami berempat pun berangkat dengan sedikit santai sambil menikmati perjalanan.

Maklum, selama pandemi Covid-19 mendera, praktis rasa bosan muncul begitu kuat menyelimuti hari-hari. Tak sabar untuk menikmati kebebasan.

Namun beruntung, di akhir pekan ini, kami bisa sedikit menghirup udara segar di kaki Gunung Seulawah sambil jajan ubi tape legit yang dijual di sebuah kedai kopi favorit. Cafe yang terletak dipinggir jalan lintas Banda Aceh-Sigli selalu ramai dikunjungi pelanggan.

Tape Ubi Legit Dibungkus Daun Pisang

Sembari menyegarkan pikiran suntuk, sesampai di Saree, (kaki Seulawah) kami segera meluncur hunting kopi Arabika dan menikmati beragam panganan yang disediakan di kedai Kopi Cekgu. Dengan menyeruput sedikit Sanger Panas plus tape ubi membikin tubuh terasa segar kembali.

Tape ubi rumahan hasil UMKM di sekitar Saree, Kecamatan Lembah Seulawah itu terkenal legit dan enak. Dibuat dari umbi singkong pilihan menjadikan jajanan tape semakin nikmat rasanya.

Dengan dibungkus daun pisang, tampilan Tape Ubi Saree semakin memberikan kesan khas Aceh. Apalagi warna hijau daun pisang dipadu dengan tape yang kekuningan tampak serasi dan menggugah orang untuk mencobanya.

Kami pun begitu lahap menyicipinya. Saya sendiri bisa menghabiskan 3-5 bungkus tape yang berukuran kecil. Sangking enaknya cita rasa yang ada. Hingga tak lupa beli lebih sebagai oleh-oleh untuk orang tua di kampung halaman.

Setelah puas menikmati kopi sanger, tape ubi, dan aneka jajanan khas bumi Seulawah, kami pun melanjutkan perjalanan. Meski sudah dekat dengan kota tujuan namun kami masih membutuhkan waktu 1 jam lagi karena medannya melintasi kaki gunung.

Akhirnya sebelum siang kami sudah mencapai kota Sigli. Di kota ini kami merasakan kebahagiaan luar biasa sebab disinilah kami dilahirkan dan dibesarkan. Banyak kenangan manis yang sulit terlupakan di kota kelahiran.

Itulah cerita saya pagi ini. Di akhir pekan, Minggu, 12 September 2021. Bagaimana cerita kamu? (*)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image