Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hafidz Fuad Halimi

Lima Pilar Perlindungan Masyarakat

Agama | Thursday, 09 Sep 2021, 13:56 WIB
Kesadaran ZIS bisa menolong masyarakat di tengah kesulitan berkepanjangan.

Allah lebih menyukai muslim yang kuat dari pada muslim yang lemah. Pesan tersebut menandakan pentingnya upaya peningkatan kualitas dan kapabilitas seorang muslim di lingkungan masyarakatnya. Lantas, apa yang dimaksud dengan “muslim yang kuat” tersebut?

Kuat yang dimaksud dalam keterangan tersebut bukan hanya sebatas kuat secara fisik. Makna “kuat” tersebut lebih luas dan beragam. Jika kita mengamati dan merenungi pelbagai hal yang berkaitan dengan kebutuhan diri dan lingkungan masyarakat sekitar, setidaknya ada lima hal faktor yang menjadi pondasi untuk memenuhi kriteria muslim yang kuat, antara lain:

1. Seorang muslim dikatakan kuat jika memiliki kemampuan untuk menghadapi berbagai persoalan hidup yang dihadapi dalam sehari-hari. Seorang muslim yang mampu menghadapi berbagai persoalan hidup sehari-hari minimal bisa menghindarkan dirinya untuk menjadi beban orang lain. Bahkan, seorang muslim tersebut berpotensi menjadi penopang masyarakat lain yang melum mampu menyelesaikan persoalan hidupnya sehari-hari, terlebih mengenai kebutuhan hidup sehari-hari.

2. Muslim kuat pun dimaksudkan sebagai diri dengan kondisi fisik yang bugar dan sehat. Diri yang bugar dan sehat lebih memiliki peluang untuk lebih banyak beramal saleh dan berkontribusi dalam kebaikan sosial.

3. Seorang muslim pun harus memiliki kekuatan dalam edukasi dan literasi. Maka, seorang muslim harus memiliki motivasi yang kuat untuk menimba ilmu dan mengenyam pendidikan yang baik. Kekuatan di sektor pendidikan tersebut menjadi penopang seorang muslim dalam meraih kebermanfaatan yang lebih dan berlipat bagi lingkungan sosialnya.

4. Kuatnya motivasi beribadah pun harus tersemat dalam pribadi seorang muslim. Seorang muslim yang kualitas ibadahnya baik memiliki ruh dalam beramal saleh di lingkungan sosialnya. Dengan kualitas ibadahnya, seorang muslim bisa merefleksikan filosofi peribadatannya dalam realitas sosial. Contohnya, seorang muslim yang terbiasa shalat di awal waktu memiliki kecenderungan memiliki etos kerja yang baik karena ibadahnya membiasakan pribadinya untuk menanamkan sifat dan sikap disiplin.

5. Terakhir, seorang muslim harus memiliki tingkat kemapanan hidup yang cukup. Kemapanan bagi seorang muslim menjadi hal yang tak kalah penting karena seorang muslim harus berusaha agar tidak menjadi beban bagi orang lain. Bahkan, dengan kemandirian, seorang muslim diharapkan mampu menjadi benteng ekonomi kokoh bagi sesama muslim (khususnya) dan masyarakat pada umumnya.

Ketika seorang muslim kuat, dampak kuatnya bukan hanya untuk diri sendiri. Lebih dari itu, kuat lemahnyaseorang muslim bisa memengaruhi kuat lemahnya suatu entitas lingkungan masyarakat. Semakin banyak muslim yang kuat, semakin kuat dan kokoh suatu entitas masyarakat.

Namun, tak dapat dipungkiri di banyak wilayah masih banyak masyarakat dengan taraf hidup yang lemah dan payah sehingga perlu intervensi dari orang-orang “kuat”. Di sinilah syariat Islam berperan mengatur dan menata persoalan sosial dengan syariat zakat, infak, dan sedekah (ZIS). Tentu saja, dengan keutamaan ZIS yang dikelola oleh lembaga resmi sebagaimana dicontohkan dalam sejarah dakwah Rasulullah saw.

ZIS yang dikelola secara profesional sangat diyakini bisa menjadi solusi upaya penguatan umat, baik secara personal maupaun secara general. Kontribusi muslim “kuat” yang tersadarkan dengan ZIS bisa menularkan kekuatannya kepada kaum yang masih lemah dan payah. Dampak nyatanya, bisa menurunkan angka kemiskinan, kebodohan, dan pesakitan. Lebih jauh lagi, dahsyatnya ZIS bisa menjaga kesenjangan sosial-ekonomi di kalangan masyarakat sehingga secara otomatis menurunkan juga angka kriminalitas di lingkungan masyarakat.

Salah satu Lembaga Amil Zakat Nasional resmi yang terus berjuang menegakkan pilar perlindungan masyarakat itu, salah satunya Pusat Zakat Umat (PZU). LAZ milik organisasi Persatuan Islam (Persis) tersebut bercita-cita mewujudkan muslim yang kuat dan mampu menguatkan sesamanya. Lima pilar yang menjadi faktor penopang kriteria muslim kuat tersebut menjadi inspirasi dan motivasi bagi PZU dalam menguatkan umat melalui bentuk program-program pemberdayaan umat. PZU memiliki lima program besar dalam upaya menguatkan dan menyejahterakan umat muslim, yaitu Program Umat Peduli, Umat Sehat, Umat Pintar, Umat Shaleh, dan Umat Mandiri.

Program Umat Peduli adalah bentuk dari upaya penguatan masyarakat atas kepapaan atau musibah yang dialami masyarakat, baik itu kekurangan pangan sampai bantuan atas persoalan kemanusiaan (bencana alam, korban konflik sosial, dan lain sebagainya). Program Umat Sehat merupakan bentuk kontribusi PZU dalam menguatkan masyarakat di bidang kesehatan.

Melalui Program Umat Pintar, Pusat Zakat Umat berupaya mengawal generasi untuk menerima haknya di bidang pendidikan. Program Umat Shaleh menjadi upaya Pusat Zakat Umat untuk menjadi bagian dalam syiar dakwah Islam di berbagai wilayah dan di berbagai elemen masyarakat guna tersampaikannya ajaram Islam yang sesuai dengan sunnah Rasul saw. Sedangkan Program Umat Mandiri adalah upaya Pusat Zakat Umat untuk menjadi bagian dalam penguatan masyarakat di bidang ekonomi (kesejahteraaan). Kemudian bagi pribadi yang kuat dan tergerak untuk turut serta menguatkan umat melalui lima pilar perlindungan, bisa menitipkan zakat, infak, dan sedekahnya melalui Pusat Zakat Umat. Segala informasi dan inspirasi aktivitas PZU bisa didapat di www.pzu.or.id sedangkan untuk bisa menikmati kemudahan transaksi, bisa manfaatkan kenyamanan menunaikan ZIS langsung di kitasaudara.org.

Dengan demikian, perlulah kiranya kita bangun kesadaran bersama untuk saling menguatkan di antara kita agar Allah Swt. semakin suka dan senang dengan kita. Bagi diri yang sudah “kuat”, maka kiranya bisa menularkan kekautannya kepada orang lain melalui jalan yang sudah Allah tetapkan, salah satunya melalui syariat zakat, infak, dan sedekah. Begitu pun bagi pribadi yang masih merasa lemah, jangan pernah putus asa dengan situasi dan kondisi yang sedang dihadapi. Terus kuatkan tekad agar diri bisa bertransformasi menjadi pribadi yang kuat dan disayang Allah Swt.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image