Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image MUHAMMAD NUGROHO SAPUTRA

Manusia, Akhlak, dan Adab

Agama | Sunday, 29 Aug 2021, 09:19 WIB

Semakin berkembangnya zaman dan teknologi, kehidupan manusia malah semakin beranekaragam jenisnya. Ada yang selama hidupnya dihabiskan untuk kesenangan dunia semata tanpa memikirkan akhiratnya, ada yang juga dihabiskan untuk beribadah sambil mengerjakan urusan dunia. Selain hal tersebut, manusia juga harus memiliki akhlak yang baik agar bermanfaat untuk manusia lain. Tak ada yang mungkin manusia bisa berubah ke arah lebih baik tergantung hati dan kesadaran masing-masing.

Akhlak sendiri merupakan perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari yang telah melekat pada diri seseorang. Pentingnya peranan akhlak dalam kehidupan seseorang pun bisa dapat terlihat dari corak pendidikannya. Kata akhlak berasal dari bahasa arab jama’ dari bentuk mufradatnya “khuluqun” yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabiat. Sedangkan menurut istilah ialah pengetahuan yang menjelaskan mengenai baik dan buruk atau benar dan salah, mengatur pergaulan manusia, dan menentukan tujuan akhir dari usaha dan pekerjaannya.

Dalam QS Al Baqarah ayat 83 menjelaskan tentang akhlak yang artinya “Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim dan orang-orang miskin. Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia”. Dalam Hadist Riwayat Tirmidzi dan Ahmad juga menerangkan tentang akhlak yang artinya “Dan berakhlaklah kepada sesama manusia dengan perilaku yang baik”

Sudah seharusnya manusia memang diciptakan dalam bentuk sebaik-baiknya dan dilengkapi dengan akhlak yang baik, terkadang ada manusia mempunyai akhlak yang buruk karena lingkungan yang tidak mendukung untuk berbuat baik. Ketika seorang muslim berusaha meneladani kekuatan dan kebesaran ilahi, harus diingat bahwa sebagai makhluk terdiri dari jasad dan ruh, sehingga keduanya harus sama-sama kuat. Kekuatan dan kebesaran ini harus diarahkan untuk membantu yang lemah, dan tidak boleh digunakan untuk mendukung kejahatan atau kesewenang-wenangan. Karena ketika al-quran mengulang-ulang kebesaran Allah juga menegaskan bahwa “Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang yang angkuh lagi membanggakan diri“ (QS Luqman [31]:18).

Sedangkan adab atau beradab adalah menghiasi diri perilaku dengan sifat-sifat terpuji dan utama, serta menjauhkan diri dari sifat-sifat tercela dan hina. Imam Ibnul Qayyim menerangkan: “Hakikat adab adalah mengamalkan akhlak yang baik. Oleh karena itulah adab menjadi ekspresi dari kesempurnaan yang ada dalam tabiat seseorang dari perkataan hingga perbuatan”. Ibnu Abbas menafsirkan QS. At Tahrim [66]:6 yang maksudnya tanamkanlah adab dan ajarilah mereka dan arti surat tersebut ialah “Hai orang-orang beriman. Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya berasal dari manusia dan bebatuan...”

Ada beberapa macam adab menurut syariat Islam yaitu: Adab kepada Allah, Adab kepada Rasulullah dan Adab kepada Manusia. Yang pertama Adab Kepada Allah berarti menegakkan penghambaan diri kepada Allah secara utuh dengan berupaya mencapai kesempurnaan dalam ucapan dan perbuatan, serta menjauhi sifat-sifat tercela dan dosa, yang kedua Adab kepada Rasulullah diwujudkan dengan mematuhi semua perintah Nabi terutama tunduk kepada As-Sunnah dan menjalankan petunjuk beliau, yang ketiga Adab kepada Manusia diwujudkan dengan memperlakukan sesama manusia dengan sesuatu yang layak atau pantas bagi mereka karena setiap orang berbeda-beda sesuai kedudukan serta derajat masing-masing.

Tidak ada ruginya jika kita menjaga terus akhlak baik dengan orang sekitar dan dijauhkan dari sifat-sifat buruk yang bisa mempengaruhi akhlak, semoga kita semua terus mendapat perlindungan dari Allah Subhana Wa Ta’ala dan malaikat-malaikatnya. Jangan lupa untuk selalu menebar kebaikan dan berfikir positif karena itu adalah sumber kebahagiaan, ketenangan dan kententraman hati yang sesungguhnya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image