Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Mas Wibi

Strategi Peningkatan Pelayanan Pelabuhan Melalui Konsep Home Port Cruise Indonesia

Bisnis | Friday, 13 Aug 2021, 16:23 WIB
Source Image: Google Search

Pasti kalian tahu dengan Kapal Cruise besar, seperti kapal Volendam, Simphony of The Seas, Harmony of The Seas dan lain sebagainya. Kapal besar ini mengangkut turis dari berbagai Negara, tujuannya mengantar berlibur turis tersebut ke berbagai Negara yang ditawarkan sebelumnya. Tentunya di dalam kapal pesiar tersebut tersedia berbagai macam layanan, ada kolam renang, pertunjukan sirkus, restoran yang menyajikan makanan yang enak standar masakan koki kelas dunia, menyediakan tempat santai dengan pemandangan laut, Bar tempat bercengkrama di malam hari, tempat karaoke, kamar tidur yang super nyaman sesuai kelas dan berbagai tawaran hiburan menarik bagi turis dunia. Singkatnya ini adalah hotel berjalan di tengah laut dan bisa juga disebut kehidupan mewah di atas laut.

Nah, dibalik beroperasinya Kapal Cruise besar dan mewah tersebut, mereka membutuhkan Home Port Cruise alias tempat sandar pertama kali atau basecamp besar bagi kapal pesiar Cruise tersebut. Home Port Cruise dengan taraf Internasional biasanya dilengkapi dengan beragam tawaran antara lain pelayanan pasokan logistik makanan bagi seluruh penghuni kapal Cruise, menyediakan bahan bakar beroperasinya kapal, unit pembuangan sampah dan pengolahan sampah yang limbahnya dari kapal Cruise, menyediakan air bersih untuk kebutuhan kapal pesiar Cruise selama berlayar ke beberapa Negara tujuan, fasilitas jaringan internet gratis super kencang bagi wisatawan luar negeri, tempat masuk awal turis ke kapal dan berakhirnya pelayaran Cruise setelah berkelana ke beberapa Negara, jaminan keselamatan, kesehatan (kesediaan paramedic yang 24 jam dapat dibutuhkan), dan keamanan bagi seluruh penghuni Kapal pesiar Cruise.

Source Image: Google Search

Indonesia memiliki potensi untuk mengintegrasikan pelabuhan-pelabuhan dari Timur ke Barat menuju Home Port Cruise Indonesia dengan standar yang baku. Hal ini dapat dilakukan secara bertahap dengan melihat potensi pelabuhan daerah mana yang mendekati akan disandari oleh Kapal Cruise Internasional. Jika sudah dipetakan pelabuhan mana yang berpotensi difokuskan menjadi Home Port Cruise Terminal, maka disitulah waktunya untuk memfokuskan anggaran belanja pada pengembangan fasilitas bertaraf Internasional. Tentu perlu perencanaan yang baik, waktu yang teratur dan dukungan penuh dari kantor pusat PT Pelabuhan Indonesia yang terintegrasi sehingga rencana tersebut dapat berjalan dengan baik. Pembangunan fasilitas Home Port Cruise Terminal tersebut harus seiring berjalan dengan lobi lobi tawaran komersial pada agen kapal-kapal Cruise mewah dan besar itu, tujuannya agar mereka mau bersandar di pelabuhan yang ditawarkan, tentunya dengan menawarkan tujuan destinasi wisata yang banyak di Indonesia.

Source Image: detik.com

Pelabuhan Indonesia 1, 2, 3, dan 4 dalam waktu dekat pada tahun 2021 ini akan berintegrasi, bergabung menuju keluarga besar. Tentunya juga perlu rencana besar di sektor pelabuhan yang khusus menarik wisatawan. Rencana besar ini memungkinkan potensi menghasilkan devisa bagi Negara semakin besar. Uang akan didapat dari datangnya kapal pesiar, wisatawan yang menjelajahi daerah wisata di seluruh pelosok Indonesia, dan tentunya nama harum Negara Indonesia di mata dunia sebagai destinasi tempat yang wajib dikunjungi.

Rencana besar membangun Home Port Cruise berstandar internasional dari Pelabuhan Indonesia ini tidak akan terwujud jika tidak ada komitmen kebijakan yang kuat, anggaran dana yang dipastikan alokasinya pada pembangunan penyempurnaan Home Port Cruise, perencanaan pembangunan fasilitas yang sistematis dan kuatnya lobi berbagai instansi untuk menjual wisata di Indonesia ke luar negeri. Sebab ke empat indicator ini sangat berkaitan satu dengan lainnya. Sehingga perlu kefokusan untuk mewujudkannya.

Bayangkan saja, jika ada satu saja Home Port Cruise di antara pelabuhan-pelabuhan Indonesia yang sudah tersistem standarnya secara internasional, maka PT Pelabuhan Indonesia dengan sangat mudah menjadikan terminal tersebut menjadi pilot project percontohan. Tinggal disesuaikan saja dengan potensi masing-masing daerah di pelabuhan lainnya. Maka secara perlahan-lahan akan bermunculan pula Home Port Cruise lainnya di wilayah PT Pelabuhan Indonesia yang telah bersinergi dan bersatu itu. Yang jelas perlu waktu dan komitmen tinggi mewujudkannya.

Karena selama ini mungkin yang dirasakan adalah kapal pesiar Cruise itu hanya sebentar saja (dalam kurun waktu maksimal 2 hari singgah) di pelabuhan tertentu, berarti sifat pelabuhan tersebut masih Temporary Port International bukan Home Port International. Jika diasumsikan Temporary Port International dengan pelayanan hanya dua hari sandar bagi kapal cruise anggaplah sebesar Rp 500.000.000,00 maka boleh jadi jika sudah menjadi Home Port International dengan bersandar kapal itu maksimal 7 hari, maka kemungkinan PT Pelabuhan Indonesia yang sudah berintegrasi ini akan mendapatkan pemasukan lebih dari Rp 500.000.000,00. Tinggal dikalikan saja lagi dengan banyak kapal pesiar yang akan datang. Lumayan bukan jika benar-benar di realisasikan Home Port International ini. Anda dan saya pasti bangaa dengan capaian ini.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image