Peran Pemuda dalam Gerakan Filantropi
Olahraga | 2021-07-27 13:11:42Oleh: Chikal Akmalul Fauzi
Mahasiswa Ilmu Politik FISIP UMJ 2020
Pemuda adalah salah satu aset terbaik bangsa Indonesia yang dapat menjadi ujung tombak perubahan. Sesuai dengan cita-cita Indonesia saat ini yaitu âIndonesia Emas 2045â pemuda masa kini adalah mereka yang akan membesarkan nama Indonesia 24 tahun mendatang.
Cita-cita yang besar tersebut perlu di upayakan oleh hal sekecil apapun seperti membawa dampak bagi masyarakat dan alam sekitarnya. Begitupun dengan arti Filantropi sendiri adalah tindakan seseorang yang mencintai sesama manusia serta nilai kemanusiaan, sehingga menyumbangkan waktu, uang, dan tenaga untuk menolong orang lain.
Ada sekitaran enam ribu limaratusan organisasi atau komunitas kemanusiaan seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Justru ini menjadi kebanggan kita semua karena di Indonesia begitu banyak organisasi kemanusiaan dan ini harus sama-sama kita rawat serta jaga agar tidak redup ghirah untuk terus bergerak dalam sektor kemanusiaan.
Pemuda yang memiliki semangat juang yang tinggi dan tenaga yang tidak bisa mengenal lelah harus memberi dampak baik terhadap masyarakat luas sehingga menit per menit nya akan terus menyumbangkan tenaga, waktu dan pikirannya baik sekecil apapun untuk membantu masyarakat dan membantu manusia yang membutuhkan.
Miris sekali ketika melihat pemuda di era Covid-19 sekarang yang hanya ber diam diri dirumah, tanpa melakukan kegiatan apapun atau bisa kita sebut dengan istilah âpemuda rebahanâ, karena di era Covid-19 ini lah pertolongan dan kontribusi pemuda untuk membantu sesama manusia sedang amat sangat diperlukan keberadaannya.
Ada begitu banyak keluarga-keluarga dari masyarakat yang emang bisa kita katakan berdiam di daerah âpelosokâ untuk makan sehari-hari saja amat sangat susah bahkan tidak jarang banyak anak yang tidak sekolah karena tidak mampu membayar spp sekolah, oleh karena itu pemuda yang masih memiliki kepekaan atas isu-isu sosial dilingkungan tempat tinggalnya, adalah pemuda yang jiwa filantropisnya tidak tercerabut serta pemuda harus juga menjadi garda ter depan dilapangan untuk memotret masalah sosial masyarakat agar segera bisa di atasi tanpa campur tangan pemerintah secara langsung.
Dan sebaiknya tidak terus menerus bergantung pada pemerintah, harus ada semangat kemandirian untuk bisa membantu orang lain yang membtuhkan.
Membuat manusia tersenyum bahagia adalah tugas pokok seorang pemuda yang harus terus-menerus di gembor-gemborkan dengan ikhlas tanpa meminta imbalan apapun dari masyarat itu sendiri karena kebanyakan pemuda di erasekarang itu ketika melakukan kegiatan apapun yang bersifat filantropi atau kemanusiaan selalu mengharapkan imbalan baik itu uang atau pun yang lainnya. Ini yang harus kita ubah pola pikir dan pola gerak pemuda yang seharus kerja ikhlas sekaligus kerja nyata untuk membantu sesama manusia yang membutuhkan, karena percayalah jika kita kita sungguh-sungguh mengerjakan sesutu dengan ikhlas uang akan menghampiri kita dengan sendiri.
Pemuda harus senantiasa bergerak dengan hati nurani nya sendiri, tidak harus disuruh terlebih dahulu lalu melakukan, karena di era sekarang bukan bisa tidak bisa tapi mau atau tidak mau, jikalau hati kita tersentuh dan mau membantu manusia yang membutuhkan maka laklukan lah. Karena sesungguhnya generasi muda Indonesia membutuhkan kemauan dari diri sendiri untuk terjun kelapangan untuk membantu sesama manusia yang membtuhkan.
Manusia yang bisa kita sebutkan makhluk sosial atau makhluk yang tidak bisa hidup tanpa orang lain harus sama-sama kita bumikan dan amalkan dengan sebaik-baik nya karena sebaik-baik nya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain serta membantu apa yang dia punya. Mari sama-sama kita rawat pita kemanusiaan, lalu tanamkan dengan tulus rasa kemanusiaan kita sejak sedini mungkin agar kelak kita menjadi manusia yang bisa memanusiakan manusia, karena kalo bukan kita yang membantu manusia yang membtuhkan siapa lagi?
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.