Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dewi Alfi

Problematika Pembelajaran Bahasa Arab di Masa Pandemi

Sastra | Saturday, 17 Jul 2021, 21:05 WIB

Problematika Pembelajaran Bahasa Arab Dimasa Pandemi

Bahasa merupakan alat utama bagi manusia dalam melakukan interaksi dengan orang lain. Dengan itu bahasa merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam keseharian seseorang. Bahasa juga merupakan suatu kalimat atau kata yang digunakan oleh seseorang untuk menumpahkan isi hati dan pikirannya terhadap lawan bicaranya.

Telah kita ketahui bahwa bahasa arab di Indonesia merupakan bahasa asing yang mana bahasa ini jarang digunakan oleh penduduk lokal, teteapi sebagian dari penduduk Indonesia juga memperlajari bahasa tersebut. Karena bahasa Arab merupakan bahasa penganut agama Islam dan bahasa Arab juga sudah termasuk bahasa resmi PBB. Pembelajaran bahasa Arab sangat bervariasai apabila belajar bahasa Arab dengan tujuan agar peserta didik dapat berkomunikasi,maka pembelajaran bahasa Arab harus menitik beratkan pada kosakata dan praktik berbicara dengan menggunakan bahasa Arab.

Bahasa Arab merupakan suatu disiplin ilmu yang terdiri dari semua aspek kemampuan berbahasa dan unsur-unsur yang terkandung di dalamnya. Bahasa Arab terdapat 4 keterampilan berbahasa : pertama, keterampilan menyimak (al-istima’), kedua, keterampilan berbicara (al-kalam), ketiga, keterampilan membaca (al-qiro’ah), keempat keterampilan manulis (al-kitabah).

Pembelajaran bahsa Arab merupakan gabungan dari susunan kata pembelajaran dan bahasa Arab. Pembelajaran mempunyai makna suatu usaha yang dilakukan secara sadar/ sengaja dengan harapan yang bersifat positif dalam hal perubahan bentuk yang disesuaikan dengan kondisinya. Sehingga dapat dikatakan bahwa melalui proses pembelajaran akan terbentuk juga pengembangan moral spiritual, keaktifan, dan keterampilan dari peserta didik. Karena hal tersebut terjadi adanya proses interaksi social antara pembelajaran dan pengalamannya.

Kendala pembelajaran bahasa Arab saat pandemic yaitu :

1. Banyak para siswa dan guru yang belum terbiasa dengan penggunaan sistem daring (dalam jaringan),

2. Siswa banyak mengeluhkan materi yang terlalu banyak dan sulit untuk dipahami,

3. Waktu yang terlalu cepat sangat mempengaruhi pehaman siswa,

4. Lingkungan yang tidak mendukung, sehingga minat dan motivasi siswa menurun karena kurangnya dorongan.

Sehingga muncullah solusi dari permasalahan diatas, sebagai berikut :

1. Sebelum pembelajaran dimulai seharusnya pembuatan modul pembelajaran harus tersedia dalam aplikasi yang dilengkapi dengan petunjuk penggunaan dan latihan-latihannya,

2. Adanya media yang relevan dengan bahan ajar yang dipelajari,

3. Adanya penyesuaian antara waktu dengan materi yang harus dikuasai,

4. Perlunya penyediaan aplikasi e-learning yang rendah kuota dan mudah dalam pengaksesannya.

Dengan begitu pembelajaran daring maupun luring sepenuhnya harus dilakukan saat ini. Dikarenakan peserta tidak mungkin dibiarkan saja libur panjang hingga menunggu usainya pandemi ini. Walaupun banyak kendala dan kesulitan saat pembelajran berlangsung tetapi hal yang seperti itu bukanlah merupakan faktor untuk terhentinya pembelajaran bahasa Arab. Dan disinilah peran seorang guru dan dosen yang dibutuhkan, salah satunya menjadi motivator dan kreator dalam menjalankan systm pembelajaran yang efektif.

Daftar Putaka

http://digilib.uinsgd.ac.id/30665/1/PEMBELAJARAN_BAHASA_ARAB_MELALUI_DARING_NEW_1%5B1%5D.pdf

https://e-proceedings.iain-palangkaraya.ac.id/index.php/natla/index

http://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/tarbiyatuna/article/view/4300

https://www.academia.edu/44454792/PERAN_GURU_DALAM_PEMBELAJARAN_BAHASA_ARAB_DARING_DIMASA_PANDEMI

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image