Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Indra Mannaga

NESTAPA PERANGKAT PENUNJANG RANTAI DINGIN VAKSIN MASIH HARUS IMPOR

Info Terkini | Wednesday, 30 Jun 2021, 13:28 WIB

Indonesia dituntut untuk terus bertahan dalam pandemi. Kondisi dunia yang tidak menentu dan serba mengerikan akibat pandemi virus Covid-19 telah berlangsung hampir dua tahun lamanya, membuat ketersediaan serta kelengkapan alkes adalah mutlak.

Bagaimana pun telah diketahui, pandemi Covid-19 menghantam sisi kesehatan masyarakan, ekonomi negara maupun aspek kehidupan sosial masyarakat. Untuk itu hal yang terutama dalam pemenuhan hak layanan masyarakat adalah ketersediaan alkes untuk menunjang layanan kesehatan.

Gencarnya upaya vaksinasi di tanah air menuntut tersedianya fasilitas penunjang, khususnya dalam distribusi vaksin melalui rantai dingin. Selain perangkat transportasinya, penunjang teknis seperti kotak vaksin tidak dapat dilupakan begitu saja. Kotak vaksin menjadi perangkat terakhir, yang menjaga kualitas dan keamanan vaksin sebelum di suntikan ke masyarakat.

Tantangannya tidak sederhana, lebih dari 514 kota/kabupaten dengan berbagai karakteristik serta jarak dari titik distribusi utama pada kantor propinsi, harus menjelajah puluhan sampai ratusan kilometer jarak untuk mencapai fasilitas kesehatan tingkat pertama (Puskesmas). Bagaimana memastikan suhu 2-8 derajat celcius, atau tidak beku pada -15 hingga 25 derajat untuk jenis vaksin sensitif terhadap panas? Apakah bisa tercatat baik perubahan temperatur selama proses distribusi?

Itulah sebabnya sangat diperlukannya kecukupan ketersediaan kotak vaksin sesuai kebutuhan jenis vaksin Covid-19 dan terstandar.

Faktanya: Pasokan kebutuhan tersebut masih didominasi produk impor yang belum tentu sesuai dengan spesifikasi yang diperlukan. Saat ini masih lazim ditemukan kotak vaksin yang umum dipakai menyimpan makanan dan tidak sesuai dengan standar medis yang ditetapkan pada perangkat serupa. Padahal industri dalam negri sudah siap mengisi kebutuhan tersebut, bahkan dengan kualitas yang lebih baik dari produk impor.

Menyedihkan. Sewaktu banyak negara berupaya meningkatkan kemampuan lokal alkesnya agar kinerja penanganan pandemi Covid-19 tidak terhambat, mempunyai stok alkes yang cukup hasil buatan bangsanya sendiri, Indonesia malah digempur pasar asing.

Memprihatinkan. Ketika banyak negara di dunia ingin program vaksinasi Covid-19 lancar karena produksi lokal sarana alkesnya mumpuni, Indonesia justru harus menunggu dulu bangsa lain mengirimnya ke sini.

Dalam berbagai berita media tersebar, juga banyak terungkap komitmen pelaku usaha domestik bahwa sanggup memenuhi kebutuhan kotak vaksin Covid-19. Artinya: sebenarnya tidak ada masalah jika kotak vaksin Covid-19 telah mulai diproduksi sendiri, dan dipilih oleh para pemangku kepentingan khususnya Kementerian Kesehatan RI

Ironis, bila Indonesia masih harus mengandalkan barang alkes impor di tengah pandemi yang kian mengganas.

Padahal Presiden Jokowi telah mewanti-wanti agar mendayagunakan produksi alkes dalam negeri semaksimalnya. Ditambah lagi vaksinasi Covid-19 yang mulai mencapai 1 juta warga per hari, bayangkan berapa banyak Indonesia memerlukan Kotak Vaksin? Apa terus bergantung kedatangan barang impor?

Memang nyatanya: dikemukakan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B Pandjaitan, berdasarkan data Kementerian Kesehatan hingga Juni 2021, Indonesia telah mengimpor alat kesehatan (ALKES) lima kali lebih mencapai Rp 12,5 triliun melalui e-katalog.

Lalu sampai kapan Indonesia mempermalukan negerinya sendiri karena alkes impor?*

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image