Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image cindy aulia

Tak Hanya Bekerja di Apotek, Simak Peran Apoteker sebagai Pahlawan di Balik Layar Sistem Kesehatan Indonesia

Update | 2024-11-27 22:09:47
Sumber: pinterest.com

Tahukah kalian bahwa Indonesia memiliki sekitar 121.000 apoteker terdaftar? Namun, angka tersebut belum mampu memenuhi standar 1 apoteker per 1000 penduduk yang digagas oleh World Health Organization (WHO). Mengingat populasi yang mencapai 270 jiwa, Indonesia membutuhkan lebih dari 43.000 apoteker untuk mencapai standar (GoodStats, 2023).

Apoteker adalah sebuah profesi yang bergerak di bidang kesehatan. Untuk menjadi seorang apoteker, kita perlu menjalani studi yang tak singkat. Pendidikan yang dilewati membutuhkan waktu sekitar 5-6 tahun, termasuk program profesi apoteker.

Indonesia hanya memiliki beberapa universitas yang menyediakan program studi farmasi untuk mencetak apoteker dalam negeri. Akibatnya, lulusan program farmasi di Indonesia masih terbatas dan belum bisa memenuhi kebutuhan tenaga kefarmasian di masyarakat.

Apoteker memiliki kontribusi dalam berbagai sektor. Bukan hanya meracik obat dan bekerja di apotek, apoteker juga memiliki andil besar dalam penelitian dan pengembangan sistem kesehatan di Indonesia.

Peran apoteker sungguh luar biasa. Mulai dari menciptakan obat sesuai dengan penyakit yang diderita pasien hingga menyesuaikan takaran dosis obat agar bekerja maksimal dan aman ketika diminum pasien.

Selain itu, apoteker juga bertugas untuk memberikan informasi terkait obat yang diberikan kepada pasien. Mulai dari cara penggunaan obat yang benar, cara penyimpanan, dan efek samping yang mungkin akan dialami pasien ketika mengonsumsi obat.

Peran Apoteker Melampaui Sekadar Meracik Obat

Peran apoteker tidak berhenti di situ. Mereka juga terlibat dalam penelitian, pengembangan vaksin, serta memastikan obat yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien.

Menilik kembali saat masa pandemi, dunia kesehatan dikejutkan oleh maraknya kasus baru COVID-19. Seluruh tenaga kesehatan, termasuk dokter, perawat, dan apoteker, menghadapi tantangan besar.

Saat dokter dan perawat berjuang menyembuhkan pasien dengan tindakan medis langsung, apoteker memainkan peran penting di balik layar. Mereka meracik formula vaksin untuk mencegah penyebaran virus dan membantu mengobati pasien.

Kala itu, apoteker bersama para peneliti di Universitas Airlangga berhasil menciptakan vaksin Inavac, yang dikenal sebagai Vaksin Merah Putih. Vaksin ini menjadi "oase di padang pasir" karena memberikan solusi di tengah situasi darurat COVID-19. Masyarakat menyambut gembira, dan pemerintah menjamin keamanannya melalui sertifikasi izin darurat dari BPOM.

Kasus ini menunjukkan bahwa apoteker memainkan peran penting dalam meningkatkan taraf kesehatan masyarakat. Walau tidak memberi tindakan medis secara langsung, mereka merawat pasien melalui pendampingan dengan obat-obatan.

Digitalisasi Apotek: Efisiensi di Era Modern

Seiring dengan perkembangan zaman, administrasi di apotek juga mengalami perubahan. Pada era ini, apoteker melakukan adaptasi dengan digitalisasi. Pelayanan pasien mulai menerapkan sistem komputerisasi demi meningkatkan efisiensi pekerjaan.

Aplikasi berbasis kesehatan dan manajerial apotek online mulai digalakkan di seluruh wilayah. Edukasi seputar farmasi pun dapat dilakukan lebih masif lagi melalui media sosial untuk menjangkau hingga ke pelosok Nusantara.

Di sisi lain, dunia juga sedang mengalami percepatan industrialisasi. Berbagai sektor saling berlomba dalam menumbuhkan ekonomi melalui strategi industri, tak terkecuali farmasi.

Industri Farmasi Lokal: Menuju Kemandirian

Permintaan produk farmasi berupa suplemen, obat, kosmetik serta lainnya kian tahun kian meningkat. Hal ini yang mendasari industri farmasi bergerak laju.

Dengan dukungan kebijakan pemerintah dan kolaborasi industri, target kemandirian farmasi akan dapat tercapai.

Industri farmasi lokal berupaya untuk memenuhi kebutuhan obat-obatan domestik secara mandiri tanpa terlalu mengandalkan impor dari luar negeri. Pernyataan ini didukung dengan kebijakan pemerintah yang mengiringi industri farmasi lokal dengan biaya insentif melalui PP No. 1010/2020.

Peraturan ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada impor obat dan memperkuat industri farmasi lokal, yang sejalan dengan upaya kemandirian kesehatan nasional.

Namun, kesuksesan ini tentu bersifat dinamis sehingga tetap diperlukan peran kunci dari seorang ahli farmasi dalam meningkatkan kualitas produk dan mengoptimalisasi industri farmasi di Indonesia ke arah yang lebih baik.

Penutup

Setiap tantangan yang dihadapi apoteker tak membuat mereka gentar. Mereka tetap bertahan menghadapi tantangan.

Bukan hanya berusaha, hati mereka bergelora turut menyuarakan keinginan pasien untuk sembuh.

Apoteker bukan hanya sekadar penjual obat. Mereka adalah sosok pahlawan di balik layar sebagai mitra strategis dalam menjaga dan meningkatkan kesehatan. Apoteker membantu menjembatani ilmu pengetahuan dengan kebutuhan pasien, memastikan setiap orang dapat menjalani kehidupan yang lebih sehat.

Pekerjaan mereka perlu diapresiasi dengan baik oleh masyarakat luas. Mari kita tingkatkan apresiasi terhadap apoteker dengan lebih memahami kontribusi mereka dalam menjaga kesehatan bangsa.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image