Kenapa Perempuan Lebih Rentan dalam Urusan Kesehatan?
Edukasi | 2025-12-15 00:18:05Kalau kita berbicara mengenai perempuan, banyak orang langsung menggambarkan perempuan adalah sosok yang lemah, lembut, gampang baper, mood sering berubah-ubah. Tapi berbeda dengan penggambaran masyarakat mengenai laki laki yang menjadi sosok kuat, gagah, tegas, pemimpin. Hal ini menurut Wardani & Ratih (2020) menjelaskan bahwa perempuan itu adalah bagian dari masyarakat yang melakukan beragam peran sosialnya seperti mengurus anak dan rumah tangga, bekerja dan lain sebagainya. Sehingga hal ini terefleksi dalam produk budaya yang sering kali menempatkan perempuan sebagai sosok pengasuh dan penjaga keharmonisan.
Nah tetapi dalam hal ini bukan hanya dipandang sebagai figure yang penuh cinta dan empati saja, dalam masyarakat juga perempuan sering kali mendapatkan beban ganda baik segi sosial maupun kesehatan. Menurut Hidayati (2015), perempuan sendiri bukan hanya memiliki peran dalam domestik sebagai istri, ibu, dan pengelola rumah tangga, tetapi juga memiliki peran sebagai tenaga kerja yang ikut menopang perekonomian dan karir mereka di masyarakat. Sehingga banyak sekali kasus perempuan yang kerap kali mengalami diskriminasi, pelecehan, kekerasan seksual, bahkan kesenjangan gaji dan karir di lingkungan kerja mereka (Grehenson, 2024).
Bukan hanya segi sosial saja, permasalahan kesehatan yang dialami perempuan juga sangat kompleks. Dari hal yang paling umum seperti nyeri saat menstruasi, anemia, stress dan depresi yang kebanyakan orang sering menganggap gejala ini sepele. Belum lagi permasalah reproduksi dan perubahan hormon serta fisik pasca kehamilan. Perubahan tersebut secara langsung memiliki pengaruh yang sangat besar pada kesehatan perempuan, sebagai mana menurut dr. Carla Pramudita Susanto yang menjelaskan bahwa hal ini dapat berakibat tekanan darah tinggi sampai kurangnya zat besi (Setiaputri, 2025). Dari menurunnya cadangan zat besi tersebut dikarenakan saat proses persalinan terjadi pendarahan yang hebat yang menimbulkan gejala pusing, lemas serta jantung berdetak kencang.
Setelah membahas mengenai permasalah perempuan dari segi sosial maupun kesehatan tapi pernah gak sih berpikir “kenapa ya perempuan itu rentan banget terkena penyakit?”, “kenapa ya jadi perempuan itu bebannya berat benget? Ngurus ini ngurus itu, tapi juga ribet kalau sakit. Belum lagi ada omelan dari tetangga kalau nggak becus ngurusin rumah tangga”. Tenang, hal ini bisa dijelaskan menurut kacamata medis maupun sosiologis loh.
MENURUT KACAMATA MEDIS
Kalau dilihat dari sudut pandang medis, memang perempuan itu rentan umurnya jauh lebih panjang dibandingkan laki-laki. Tetapi dibalik itu perempuan kerap kali rentan terkena penyakit kritis, seperti data yang ditunjukan WHO (World Healt Organization) tahun 2014 mengenai beberapa penyebab kematian tertinggi yang dialami perempuan yaitu penyakit jantung sebesar 22,3%, dan kanker 21,6% dan kemudian diikuti penyakit paru-paru kronis, strok, diabetes, ginjal dan lain sebagainnya (Aditya, 2017). Hal ini disebabkan, dulu penelitian mengenai kesehatan perempuan masih sangat minim. Masih banyak data- data statistik lebih condong pada cara positivistik atau menetapkan sebuah definisi, angka, dan data dengan secara kaku untuk menjelaskan sebuah realitas. Sehingga hal ini menyebabkan kesehatan perempuan dapat didefinisikan secara sempit dan akibatnya permasalahan yang difokuskan hanya sebatas isu reproduksi saja bukan pada kesehatan pada perempuan secara menyeluruh.
Jika dilihat secara biologis dan hormonal, perempuan juga memiliki resiko penyakit seperti autoimun hingga empat kali lipat lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Dikarenakan perbedaan antibodi dan dua kromosom X yang dimiliki perempuan sehingga menjadikannya rentan terkena (Kronzer et al., 2020). Belum lagi, persoalan reproduksi perempuan juga sangat rentan akibat struktur anatomi dari vagina berbeda halnya dengan penis. Menurut Makarim (2022), kondisi vagian pada perempuan lebih terbuka sehingga mudah lembab dan rentan terhadap infeksi. Dan infeksi tersebut bisa dikarenakan bakteri atau karena jamur yang berujung resiko sangat kompleks.
MENURUT KACAMATA SOSIOLOGIS
Nah setelah membahas perempuan dari segi medis, kali ini kita akan melihat kenapa sih perempuan rentan terkena penyakit dari sisi sosiologisnya. Hal ini sangat menarik untuk dibahas, karena hal seperti ini bukan hanya disebabkan oleh faktor biologis saja tapi juga ada suatu kondisi sosial yang membentuk pengalaman kesehatan mereka. Apalagi pandangan masyarakat mengenai perempuan itu juga begitu kompleks. Selain dipandang berkewajiban bergerak di sektor domestik, terkadang mereka juga masih bergerak dalam jenjang karir mereka untuk memutar roda perekonomian.
Adanya kontruksi sosial yang mengenai perempuan ini sering kali membatasi kebebasan mereka dengan berpayung atas norma-norma yang melekat didalam masyarakat bahwa “hal-hal yang biasa dilakukan laki-laki tapi justru tidak pantas untuk dilakukan seorang perempuan” (Maulidia, 2021). Sehingga membuat pola pandang masyarakat bahwa perempuan itu harus pasrah atau nerimo dalam berbagai kondisinya, karena kodratnya mereka memang seperti itu.
Dibalik pemikiran masyarakat yang terkontruksi tersebut, perempuan sering kali menghadapi beban ganda yang diterima yang berujung abai dengan kondisi kesehatannya. Secara tidak langsung mereka memiliki tekanan sosial yang diterima serta tuntutan peran yang dilakukan secara terus menerus demi memdahulukan kebutuhan orang lain daripada merekanya sendiri. Belum lagi mengenai isu kesehatan mental yang kerap kali diabaikan oleh perempuan. Menurut Nazroo (1998, yang dikutip oleh White, 2012) menjelaskan bahwa ketika perempuan yang terekspos pada tekanan yang berulang dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengasuh anak, rutinitas domestik bahkan tuntutan sosial, mereka lebih cenderung mengalami stress dan depresi yang lebih tinggi. Dalam kondisi ini mencerminkan bagaimana peran psikologis yang melekat pada peran-peran tersebut yang masih saja diabaikan dan dianggap tidak begitu penting, padahal dibalik itu dapat memberikan dampak yang sangat signifikan.
Oke itu dia penjelasan mengenai perempuan yang cenderung rentan dalam isu kesehatan yang bukan sekedar permasalahan biologis saja, tetapi juga ada sebuah kontruksi sosial dalam masyarakat yang nantinya melahirkan beban ganda yang menyebabkan mereka abai dengan kesehatan mereka. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat dan dapat membuka pemikiran luas kita agar saling mensupport dan menciptakan lingkungan yang lebih adil, aman, dan sehat.
REFERENSI:
Aditya, R. (2017, August). Mengapa Wanita Lebih Rentan Terkena Penyakit Kritis? - KlikDokter. https://www.klikdokter.com/gaya-hidup/perawatan-wanita/mengapa-wanita-lebih-rentan-terkena-penyakit-kritis?srsltid=AfmBOoos_gqF0P3h8a79WcDQyq9vuQpXOTFj0gooPRCnRgy63NisgpRN
Grehenson, G. (2024, September). Kaum Perempuan Masih Mengalami Diskriminasi dan Kesenjangan Karir di Lingkungan Kerja - Universitas Gadjah Mada. Ugm.Ac.Id. https://ugm.ac.id/id/berita/kaum-perempuan-masih-mengalami-diskriminasi-dan-kesenjangan-karir-di-lingkungan-kerja/
Hidayati, N. (2015). BEBAN GANDA PEREMPUAN BEKERJA (Antara Domestik dan Publik). Muwazah: Jurnal Kajian Gender, 1. https://doi.org/https://doi.org/10.28918/muwazah.v7i1.9032
Kronzer, V. L., Bridges, S. L., & Davis, J. M. (2020). Why women have more autoimmune diseases than men: An evolutionary perspective. National Library of Medicine National Center for Biotechnology InformationApplications, 14(3), 629. https://doi.org/10.1111/EVA.13167
Makarim, F. R. (2022, June 27). Ini 4 Alasan Kenapa Miss V Rentan Terhadap Penyakit. Halodoc.Com. https://www.halodoc.com/artikel/ini-4-alasan-kenapa-miss-v-rentan-terhadap-penyakit
Maulidia, H. (2021). Perempuan dalam Kajian Sosiologi Gender: Kontruksi Peran Sosial, Ruang Publik, dan Teori Feminis. Polikrasi: Journal of Politics and Democracy, 1(1), 71–79. https://idereach.com/Journal/index.php/polikrasi
Setiaputri, K. A. (2025, April). 8 Masalah Kesehatan Wanita yang Paling Rentan Mengintai. Hellosehat. https://hellosehat.com/wanita/isu-masalah-kesehatan-wanita/
Wardani, H. I. K., & Ratih, R. (2020). CITRA PEREMPUAN DALAM NOVEL KALA KARYA STEFANI BELLA DAN SYAHID MUHAMMAD. Alinea: Jurnal Bahasa Sastra Dan Pengajaran, 9(2), 164–172. http://jurnal.unsur.ac.id/ajbsi
White, K. (2012). PENGANTAR SOSIOLOGI KESEHATAN DAN PENYAKIT (A. F. Saifuddin (ed.)). PT RajaGrafindo.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
