Polio di Aceh menjadi Kejadian Luar Biasa di Indonesia
Kabar WHO | 2024-06-04 16:35:37Polio, atau polioitis, adalah penyakit yang disebabkan oleh virus polio. Polio menyebabkan kelumpuhan permanen dan dapat menyebabkan kematian akibat gagal napas dan kelumpuhan. Kehati-hatian diperlukan karena polio menular dan mempunyai dampak jangka panjang terhadap kesehatan manusia. Oleh karena itu, kehati-hatian harus dilakukan untuk menghindari wabah polio. Virus polio ditularkan melalui tinja dan terjadi di saluran pencernaan. Oleh karena itu, faktor lingkungan yang tidak bersih dapat menyebabkan penyebaran penyakit polio. Tim penyidik Kementerian Kesehatan menemukan, masih ada sebagian warga yang buang air besar di sungai dan terdapat toilet yang mengalirkan sampah langsung ke sungai, namun sungai tersebut menjadi sumber aktivitas warga, termasuk tempat bermain anak-anak.
Virus polio merupakan penyakit yang dapat diberantas karena hanya hidup dan berkembang biak di dalam tubuh manusia. Oleh karena itu, polio dapat diberantas melalui vaksinasi. Ada dua jenis vaksinasi yang umum digunakan. Salah satunya adalah vaksin polio yang tidak aktif (IPV), yang diberikan melalui suntikan, dan yang lainnya adalah vaksin polio oral (OPV), yang diberikan melalui infus. Perbedaannya adalah meskipun IPV efektif dalam melindungi individu dari polio, namun kurang efektif dalam mencegah penyebaran virus polio ke orang lain.
Evolusi epidemi polio di Indonesia dimulai dengan empat kasus polio VDPV2. Satu kasus terjadi di Provinsi Aceh Utara dan Kabupaten Pidi di Bierun, dan satu lagi di Kabupaten Purwakar, Jawa Barat. Berikutnya kasus keempat asal Kabupaten Purwakarta adalah anak perempuan berusia 4 tahun asal Desa Tegaldatar, Kecamatan Manis, Kabupaten Purwakarta. Anak tersebut tidak memiliki riwayat perjalanan dan belum menerima vaksinasi polio (IPV atau OPV). Prevalensi VDPV2 (cVDPV2) dikonfirmasi oleh empat sampel tinja positif yang dikumpulkan dari anak-anak sehat yang tinggal di desa yang sama tetapi bukan merupakan kontak dekat dengan kasus awal. Investigasi ini menunjukkan bahwa polio yang diidentifikasi di Kabupaten Pidi tidak memiliki hubungan genetik dengan cVDPV2 yang diidentifikasi sebelumnya, dan kasus ketiga dan keempat terkait dengan kasus pertama.
Program vaksinasi bertujuan untuk mengurangi kejadian dan kematian penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi. Penyakit tersebut antara lain disentri, tetanus, batu mengi, cacar, polio, dan tuberkulosis. Vaksinasi merupakan upaya memperkuat imunitas tubuh dan memberantas penyakit menular. Imunitas bayi dan anak kecil dapat diperkuat melalui vaksinasi. Di provinsi Sumatera Utara, 1,3 juta anak usia 0 hingga 59 bulan akan menerima vaksinasi polio sebagai bagian dari Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) untuk memerangi penularan virus polio. Pekan Vaksinasi Polio untuk mencegah dan memutus rantai virus polio penyebab kelumpuhan pada anak.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.