Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Deassy Destiani

Para Pencari Tuhan, SInetron Dakwah Tanpa Menghakimi

Info Terkini | 2022-04-26 09:04:27
Sumber gbr : https://www.instagram.com/p/CbeVsTGrOK8/?igshid=YmMyMTA2M2Y=

By Deassy M Destiani

Menikmati serial Para Pencari Tuhan (PPT) jilid 15 nyambung banget dengan kehidupan nyata. Berkisah tentang kehidupan di pesantren lansia dengan segala konflik penghuninya.

Pesantren ini didirikan pak Jalal (Jarwo Kuat) dan Bang Jack (Dedy Mizwar). Dibantu seorang ustad muda yang ganteng yaitu Ustad Habib (Lavicky Nicholas).

Para lansia yang ada di pesantren itu karakternya beragam. Semuanya bertujuan untuk menjadi lansia yang khusnul khotimah.

Ada Pak Netral, diperankan Cok Simbara dengan sangat apik. Pak Netral adalah sultan di sinetron itu yang kekayaannya gak kaleng-kaleng. Sedekah aja bisa puluhan milar.

Sayangnya Pak Netral dibohongin terus sama anaknya. Kedua anaknya mengharap bapaknya segera mati biar harta warisannya jatuh ke tangan mereka. Bahkan kedua anaknya ini sering bertengkar gegara warisan. Kisah begini kayaknya banyak terjadi di real life yah? Kasian ortu kaya tapi punya anak durhaka. Ortu belum mati warisan udah maksa dibagi.

Ada lagi tokoh lain bernama Galaksi. Biasa dipanggil Om Galak. Diperankan dengan sangat menjiwai oleh Tio Pakusadewo. Sepertinya ini kembalinya Tio ke sinetron lagi setelah beberapa kali terjerumus narkoba karena kehilangan istri tercinta.

Om Galak diceritakan keluar masuk penjara karena jadi preman dan pernah bunuh orang. Ketika akhirnya dibebaskan dia memilih tinggal dengan sahabatnya yaitu Bang Jack (Dedy Mizwar) yg menuntunnya ke jalan kebaikan.

Kisah Om Galak beda lagi. Meski pernah jadi orang jahat, Om Galak sangat disayang kedua anaknya. Bahkan kedua anak perempuannya rebutan buat ngurus ayahnya itu karena keduanya berasal dari ibu yg berbeda.

Tokoh yang tak kalah menarik lainnya diperankan oleh Arswendy Bening sebagai Pak Nasib. Pak Nasib ini sukanya mengumpulkan harta bahkan dia bawa kemana mana karena takut hartanya hilang. Setiap hari dia hitung hartanya sehingga tak sempat ibadah. Pak Nasib diceritakan tak punya anak.

Ada juga tokoh yang bernama pak Tohir. Karakter Pak Tohir diperankan oleh Tohir Jokasmo. Ceritanya Pak Tohir ini adalah seorang pengemis. Dia dimanfaatkan anak kandungnya yang senantiasa menyuruh ayahnya cari uang dengan meminta minta. Bahkan anak perempuannya ini tega meminta ayahnya pinjam uang kesana kemari untuk memenuhi kebutuhan dia bersama pacarnya.

Di kehidupan nyata, banyak juga anak yang memeras uang dan tenaga orang tuanya padahal mereka sudah lansia. Bahkan tak jarang orang tua dijadikan pembantu memgerjakan pekerjaan rumah atau jaga anak karena sayang kalau harus bayar ART.

Karakter lain yang menarik adalah Pak Amor. Diperankan Opie Kumis, Pak Amor dulunya adalah orang kaya. Namun hartanya dibawa kabur istrinya hingga Pak Amor jatuh miskin. Pak Amor ini nyebelin banget. Tipe lelaki malas kerja, gak mau ibadah kerjanya marah-marah. Udah miskin sombong pula. Banyak juga kan di dunia nyata model begini?

Kisah di PPT 15 dibumbui juga dengan cinta segitiga antara dua anak Om Galak yaitu Bulan dan Matahari dengan ustad Habib. Sang ustad sampai bingung harus milih siapa. Memang sih ciri khas PPT dari dulu tokoh yg terlibat asmara suka dibikin galau dengan dua pilihan sulit. Bikin gemesss yg nonton.

Sebetulnya yang paling bikin penasaran ending dari kisah Om Galak. Soalnya kedua istrinya itu ingin rujuk. Apakah Om Galak memilih ibunya Bulan (Salma Paramitha) atau ibunya Matahari (Dinda Kirana) ya?

Apalagi yang memainkan peran ibunya Matahari adalah Ira Wibowo dan yang menjadi ibunya Bulan yaitu Maudy Koesnaedi. Sungguh pilihan sulit bukan?

Apakah Om Galak akan poligami? Eh... di PPT ini juga sempat dikasih ilmu poligami dari tukang tambal ban sepeda motor yang punya istri tiga tapi pada rukun loh. Siapa tahu ada yang mau belajar juga. Makanya harus nonton sinetron ini dulu. He..he...!

HIngga artikel ini ditulis masih ada sisa 5 episode lagi sebelum berakhir. Kita tunggu aja deh. Yang jelas sinetron PPT ini banyak banget dakwahnya tapi tak terasa mendakwahi. Dikemas dengan sangat apik dan gak ngebosenin. Gak banyak sinetron yang mau mengangkat tema lansia. Pemainnya udah pada tua, tapi tetap enak dinikmati karena yang dimainkan adalah karakter tokohnya bukan jualan wajahnya.

Semoga Om Dedy Mizwar panjang umur ya biar kita masih bisa menikmati PPT jilid 16 dan seterusnya. Amiin.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image